tag:blogger.com,1999:blog-8117202563379390932023-11-16T21:03:01.926+07:00Shed's BlogPetualangan Shed di dunia Pokemon-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-46895122068034824372013-09-16T01:15:00.001+07:002013-09-16T01:15:29.101+07:00Entri 2 #006 - Adik"Hey pencuri, jangan kabur!!" Teriakku. Tak ada jawaban sama sekali.<br />
"Baiklah, Mag keluarlah!" Aku memanggil Magneton-ku dari Pokeball-nya.<br />
"Gunakan kemampuan magnet-mu untuk melacak kotak tersebut!"<br />
Setahuku, kotak tersebut terbuat dari semacam logam, maka dengan kemampuan Magneton aku dapat melacak kotak tersebut seperti harta karun.<br />
"Kau merasakan sesuatu?" Tanya-ku kepada Pokemon magnet tersebut. Dia menagngguk.<br />
<br />
Sial, kenapa hal ini bisa terjadi padaku? Apa yang dia mau dengan kotak tersebut? Apa isinya?<br />
Terlebih lagi.. apa yang harus ku katakan pada kakakku? bisa-bisa aku di bunuh!<br />
<br />
Bzzt.. Bzzt.. tiba tiba terdengar suara sengatan listrik, yang ternyata berasal dari Magneton. Magnet-Magnet ditubuhnya menunjuk ke selatan, sama seperti tujuanku, kota Pallet.<br />
"Kerja bagus, kawan! Kotak tersebut dan si tim roket sial itu pasti sedang menuju kota Pallet! Ayo!"<br />
<br />
~~~<br />
<br />
Pencarianku membawaku sampai kota Pallet.<br />
"Kau yakin disini?" Tanyaku pada Mag di depan plang bertuliskan 'Kota Pallet'. Dia mengangguk.<br />
"Oke, jangan buat keributan disini, ini kota kecil" Bisikku pada Pokemon-ku.<br />
<br />
Aku berjalan menelusuri perumahan, namun hampir tidak ada orang. Mungkin penduduk kota Pallet orang rumahan. "Dimana dia?", Gumamku.<br />
<br />
Magnet pada Magneton menunjuk kepada sebuah bangunan tua. Semacam laboratorium.<br />
Aku mencari pintu masuk kedalam bangunan tersebut dan aku terkejut saat mengetahui nama pemiliknya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
"Ini.. Laboratorium.. milik Professor Oak?" Bisikku.<br />
"Benar sekali, nak. Ini Lab ku!" Kata seseorang menepok pundakku. Orng tersebut ternyata seorang kakek-kakek berpakaian professor.. Itu Professor Oak!<br />
<br />
"Prof-Professor Oak?" Tanyaku, terbata.<br />
"Iya, ini aku, lama tak jumpa, Sammon!"<br />
"Eh-itu- Aku bukan Sammon, dia kakakku! Aku Shed, adiknya!"<br />
"Adiknya?" Professor Oak mengerutkan dahinya.<br />
<br />
"Iya, memang Sammon tak pernah cerita?" Tanyaku lagi, tak percaya. Kakakku dan Professor Oak dulu sangat dekat, karena kakakku sangat pintar, dulu dia sempat dipilih langsung oleh Professor Oak untuk menjadi assistennya di Kanto selama beberapa bulan.<br />
"Tidak" Jawab Professor, halus.<br />
"Tidak sedikit pun? mengenai keluarganya?"<br />
"Dia bercerita mengenai orang tuanya adalah koordinator, dan dia sangat terkenal di Mauville, tapi tak pernah bicara soal adiknya" Sialan.<br />
<br />
"Aku Shed, adiknya! Aku juga champion Hoenn!", Aku berusaha meyakinkan Professor kalau dia mengenalku.<br />
"Champion Hoenn? Bukan Steven Stone?", Professor mengerutkan dahinya, lagi.<br />
"Itu.. sudah lama sekali" Aku berusaha memendam kekesalanku.<br />
"Ahh, yasudahlah, kau mirip dengan Sammon, aku yakin kau adiknya" Professor menghentikan pembicaraan kita yang tak berarti.<br />
"Ini Magneton milikmu?" Tunjuk professor.<br />
"Iya, dia-" BRAAK! tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu.<br />
<br />
"Siapa itu?" Kata Professor panik.<br />
Ternyata suara tersebut berasal dari pintu Lab Professor yang dibuka dari dalam! Dan di depan pintu tersebut berdiri seseorang berbaju hitam membawa sekantung Pokeball<br />
<br />
"Pencuri!" Sahut Professor<br />
"Hahahaha! Kau tak bisa menangkapku Professor! Begitu juga dengan kau... Ka-Kau lagi!" Kata pencuri tersebut saat melihatku.<br />
<br />
"Eh.. tunggu, kau Tim Roket yang tadi!" Balasku.<br />
"Dengan sepatu baru-ku ini, kau tak bisa menangkapku! Selamat tinggal!" Kata tim roket terebut berlari kencang.<br />
"Sial! Mag, serang dengan Thunderbo-"<br />
"JANGAN! Dia sedang membawa banyak Pokemon!" Professor Oak menahan seranganku.<br />
"Apa boleh buat, Kejar!" Aku dan professor berlari kencang mengikuti orang tersebut<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSfSG1obWhP9n43bAldQ6nd4S1RmfX4pPviKxA6A8k1MbhD0kMlySb5ZyjfDaN-I8jRSFQrDHI83OPm_hqjDhzrTQBrPR531ZQ9V3_6fa_KZv0ISutRUhMAUR9Dv0HaocqxWbnN9oFEFGc/s1600/the+names+oak+butch.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSfSG1obWhP9n43bAldQ6nd4S1RmfX4pPviKxA6A8k1MbhD0kMlySb5ZyjfDaN-I8jRSFQrDHI83OPm_hqjDhzrTQBrPR531ZQ9V3_6fa_KZv0ISutRUhMAUR9Dv0HaocqxWbnN9oFEFGc/s320/the+names+oak+butch.png" width="171" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-41556640184087732902013-04-19T19:51:00.000+07:002013-04-19T20:00:07.385+07:00Entri 2 #005 - Pohon RindangSepanjang perjalanan aku terus memikirkan perkataan kakek tadi. Memang terdengar gila.. tapi itulah yang terjadi.<br />
<br />
Tanpa terasa, aku melewati papan bertuliskan 'Rute 01'. Menurut peta, ini berarti aku akan sampai ke Kota Pallet.<br />
Aku sangat tidak sabar untuk ke Kota Pallet untuk bertemu professor Oak. Dia adalah Professor terkenal dan tahu banyak tentang Pokemon, maka dari itu aku sangat menggemarinya. Maka dari itulah aku mau-mau saja di suruh kakakku ke Kanto hanya untuk mengantarkan barangnya ini ke Professor Oak. Habis, siapa juga yang mau disuruh pergi jauh ke region yang berbeda?<br />
<br />
"Uuuhh..", tiba-tiba saja terdengar suara orang meringis kesakitan. Aku menghentikan langkahku sejenak dan melihat sekitar. Tidak ada apa-apa. hanya pohon-pohon dan rerumputan.<br />
Aku pun melanjutkan langkahku.<br />
<br />
"Kau.. tolong aku.."<br />
Lagi-lagi suara itu muncul. Siapa sih? pikirku. Rute 1 terlihat sangat sepi, bahkan aku tak merasakan adanya Pokemon disini. Tak ada siapapun. Hanya aku dan rerumputan. Mungkin hanya perasaanku saja.<br />
"Kau.. kau yang berambut kuning.. tolong aku"<br />
"Siapa itu!?", Suara itu mulai membuatku kesal.<br />
"Aku.. disini.. dibawah pohon beringin..", sahut suara itu.<br />
Aku mencari pohon beringin terdekat.. Oh, ada beberapa meter di sebelah kiriku. Aku mulai mendekat secara perlahan.<br />
Aku beridiri tepat dibawah pohon rindang tersebut. Tak ada siapa-siapa. Jangan-jangan Pokemon, pikirku.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Aku diatasmu" Kata suara tersebut.<br />
Benar, diatasku terlihat seseorang sedang tersangkut di cabang pohon. Kok bisa ya?<br />
"Tolong aku.. raih tanganku" Kata orang tersebut.<br />
Aku mencoba meraih tangan orang tersebut.. Tiba-tiba...<br />
"KENA KAU!" Orang tersebut melempar serbuk-serbuk kuning kearahku. Seketika saja badanku tak bisa bergerak! Aku langsung terkapar tak berdaya ditanah!<br />
"Stun Spore!? Apa-apaan kau ini!?" Aku langsung naik pitam. Aku berusaha membalasnya menggunakan Pokemon-ku.. tapi tanganku tak bisa bergerak!<br />
"Hahahaha! Ternyata champion Hoenn tak sepintar yang kukira!" Orang tersebut turun dari atas pohon. Sembari membersihkan bajunya.<br />
<br />
Tunggu, lambang di baju itu... ada huruf R-nya!<br />
"kau.. kau tim.. TimRoket..?" Kataku terbata karena bibirku yang terasa kaku.<br />
"Kau masih bisa bicara?"<br />
"Awas kau... Tim.. Roket.. Apa... maumu?"<br />
"Aku mau.. barang yang kaubawa" Dia meronggoh tasku dan menemukan kotak terkunci rapat yang harus kuantarkan ke Professor Oak.<br />
"Kau tau dari.. mana.. soal barang.. soal barang ini?"<br />
"Berisik"<br />
Anggota Tim Roket tersebut mengeluarkan seekor Pokemon... Pokemon tersebut berbentuk kura-kura berwarna hitam-kecoklatan.<br />
"Torkoal! Smokescreen!" Pokemon tersebut menghembuskan asap hitam yang menutupi semua pandanganku. Aku tak bisa melihat apa-apa!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCHgXez5e89815kM6VDoyVJB0wFsfEb2uReADqT2yUnsIxcfhhgc1AMWI364Dxytj5ojictzj1hu0aAVX95iJDl_u1_kvp28YFEKY40mdKBoxRDkd0ZgyOdyqkJVimlMZucFLbspwQFx_S/s1600/asap.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCHgXez5e89815kM6VDoyVJB0wFsfEb2uReADqT2yUnsIxcfhhgc1AMWI364Dxytj5ojictzj1hu0aAVX95iJDl_u1_kvp28YFEKY40mdKBoxRDkd0ZgyOdyqkJVimlMZucFLbspwQFx_S/s1600/asap.jpeg" /></a></div>
<br />
<br />
Tunggu. Torkoal 'kan Pokemon dari Hoenn? Kenapa seorang Tim Roket memiliki Torkoal?<br />
"Bagus Torkoal, sekarang kita pergi ke Lab milik Professor Oak, lalu paksa dia untuk memberitahu isi kotak ini!" Kata anggota Tim Roket tersebut secara lantang.<br />
"Uhh.. Kau.. kau tau aku bisa.. bisa mendengarkan rencanamu itu 'kan?"<br />
"Sialan! Kok kau bisa dengar!?", Balas orang tersebut, panik. Agaknya dia lupa kalau Smokescreen hanya menutup pandangan saja.<br />
"Uhuk..uhuk.. Kalau begitu aku pergi saja, Torkoal!" Sepertinya dia terkena serangan yang dia lancarkan sendiri.<br />
Tak lama kemudian, asap yang menutupi pandanganku menghilang... Orang tersebut sudah tak ada lagi.<br />
<br />-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-49855436635302149842012-07-01T15:39:00.000+07:002012-07-01T15:39:19.556+07:00Entri 2 #004 - TerjawabAku menginap di rumah Kakek tersebut. Rumah yang tidak begitu besar ini lumayan nyaman untuk ditinggali. Kakek tidur dikamarnya sedang aku memutuskan untuk tidur di ruang depan.<br />
<br />
Malam itu kota Viridian sangat sepi. Entah karena sudah malam, atau memang kota Viridian tidak bising seperti kota-kota yang lainnya.<br />
<br />
Walau keadaannya yang mendukung untuk tidur, namun aku tetap bangun. Aku masih memikirkan apa yang dikatakan Kakek tadi sore : aku bisa membaca pikiran Pokemon.<br />
<br />
Ya, mengejutkan. Tak menyangka bahwa aku, seorang pelatih biasa dari Kota Mauville, ternyata memiliki kemampuan unik yang hanya dimiliki sedikit orang.<br />
Awalnya aku sempat tidak percaya dengan ucapan kakek, namun pikiranku berubah begitu aku mengingat semua kejadian yang pernah terjadi waktu dulu.<br />
<br />
Ternyata, semua suara misterius yang sering kudengar adalah suara Pokemon yang berada di sekitarku. Aku baru sadar, kalau yang mengatakan aku apatis adalah Milotic-ku sendiri, yang memberi tahu untuk menyerang sayap Altaria saat melawan Winona adalah Pokemon-ku sendiri. Dan semua sakit kepala yang kurasakan, adalah upaya dari Pokemon-Pokemon itu untuk berkomunikasi denganku secara mental.<br />
<br />
Semua terjawab. Semua titik akhirnya tersambung.<br />
<br />
Esok paginya, aku langsung beres-beres dan bersiap untuk melanjutkan perjalananku. Pokemon yang kubawa ke Kanto hanya 2, yaitu : Poseidon si Starmie, dan Mag si Magneton. Tujuanku melakukan ini adalah, agar tidak mencolok. Karena membawa Pokemon yang bukan berasal dari Kanto, seperti Sceptile, bisa memancing perhatian dan menjadi sasaran orang berbahaya, seperti Tim Roket. Apalagi Aggron-ku Shiny.<br />
<br />
"Shed", sapa Kakek tersebut.<br />
"I-iya?"<br />
"Hutan Viridian memiliki kekuatan misterius", Kata Kakek pelan.<br />
Aku diam. Tidak mengerti maksudnya apa.<br />
"Kau.. apakah dulu pernah tinggal disini? Atau memiliki darah keturunan orang Viridian?", lanjut kakek bertanya.<br />
"Ti-tidak. Aku murni berasal dari Hoenn", jawabku. Lagi-lagi kakek menanyakan pertanyaan yang aneh.<br />
<br />
Setelah semua siap, aku langsung berpamitan dengan Kakek. Sebelum pergi, dia memberiku sebuah nasihat, "Hati-hati. Jangan paksakan kemampuanmu. Kau sedikit berbeda denganku atau yang lainnya"<br />
Aku tak mengerti apa maksudnya, tapi aku mengangguk saja dan langsung bergegas menuju kota Pallet.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-39688662875765037192012-06-15T23:21:00.000+07:002012-06-15T23:21:20.114+07:00Entri 2 #003 - Kakek Tua<b><u>Sebelum membaca - Untuk season 2 ini, nama Magneton Shed diubah dari Max(Maxilliam) Jadi Mag.</u></b><br />
<i><br /></i><br />
<div style="text-align: center;">
<i>**</i></div>
<i>Bangun... ayo bangunlah...</i><br />
<br />
Kepalaku terasa ringan, aku bangkit dari tidurku dan melihat kesekitar.<br />
Ada 2 Pokemon-ku berdiri disamping. Sepertinya mereka daritadi menungguku siuman.<br />
"Mag? Poseidon?" Kataku pelan.<br />
Ini dimana? Apa yang terjadi?<br />
<br />
"Oh bagus kau sudah siuman rupanya!" Terdengar suara kakek-kakek tua dari belakang.<br />
Benar, terlihat seorang kakek tua, bersama seekor Butterfree disampingnya, sedang menyeduh teh.<br />
Kakek itu menyodorkan teh hangat kepadaku.<br />
<br />
"Siapa.. ini dimana!?", Tanyaku panik.<br />
"Tenang, aku bukan orang jahat, sekarang kau ada dirumahku, di kota Viridian"<br />
Aku melihat sekitar, sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu.<br />
<br />
"Kau kutemukan tak sadarkan diri, di hutan Viridian", lanjut kakek tersebut.<br />
"Tak sadar? Hutan viridian?", Aku mencoba menggali ingatanku.<br />
"Kau tak ingat? Aku awalnya dalam perjalanan pulang dari kota Pewter, lalu mendengar jeritan seseorang, setelah itu kutemukan kau tak sadarkan diri"<br />
"Oh ya?",<br />
Aku terus mencoba menggali ingatanku.. Yang aku ingat, aku melewati Goa Diglett untuk menuju Kota Pewter.. lalu.. lalu.. tidak ingat.<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1IQmJr6hKYTaUsKkshsi3_BsaJrQr7x4whGY9AtHkGexGL1q3bu_9BU7yWLsMerlYdBE38nsi5Lkt8QtIk-TjZXUFuJGAQT75erYamBu3BvhasVaim_UEM0EwzI_9HpoV_Zjb9xBcN70n/s1600/twh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1IQmJr6hKYTaUsKkshsi3_BsaJrQr7x4whGY9AtHkGexGL1q3bu_9BU7yWLsMerlYdBE38nsi5Lkt8QtIk-TjZXUFuJGAQT75erYamBu3BvhasVaim_UEM0EwzI_9HpoV_Zjb9xBcN70n/s320/twh.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
"Kau.. berasal dari Hoenn ya? Kota.. Mauville?", Tanya Kakek tersebut.<br />
"I-Iya, darimana kakek tahu?", Aku terkejut. Bagaimana Kakek yang entah siapa dirinya, bisa tahu asal muasalku?<br />
<br />
"Ha ha ha ha... Ya.. Pokemon-mu mengatakan demikian"<br />
"A-apa?"<br />
"Iya, Pokemon-mu, saat kau tadi belum siuman, aku sedikit mengobrol dengan kedua Pokemon-mu"<br />
Hah? Ngobrol dengan Pokemon? Apa aku tak salah dengar? Aku melihat kearah 2 Pokemon-ku lagi. Mereka berdua memang bisa bicara? Jangan-jangan kakek ini gila?<br />
<br />
"Maksud kakek mengobrol?" Aku bertanya tak percaya.<br />
"Iya, ngobrol, seperti yang kau juga suka lakukan. Ya tidak secara langsung sih" Jawab Kakek tersebut.<br />
Jreng..! Oke, kakek ini benar-benar gila.<br />
<br />
"aku? Ngobrol? dengan Pokemon?" Aku semakin tidak mengerti apa yang sedang kakek ini bicarakan.<br />
"Ah, Kakek lupa, kata Magneton-mu, kau belum menyadari kemampuanmu" Lanjut kakek tersebut<br />
"Kemam..puan? Kata Magneton?"<br />
Jreng...! Kata Magneton? Kemampuan? Apa maksudnya? Ini seperti dulu.. saat aku bertemu Milo dan Aime. Katanya Agen Aaron dulu memintaku bergabung di Tim Aqua karena dia bisa merasakan kalau aku punya kemampuan rahasia. Jangan-jangan... ah, tidak. hanya kebetulan. Sepertinya kakek tersebut sedang ngelantur.<br />
<br />
"Shed". Kakek tersebut menepuk pundakku. Loh? darimana dia tau namaku? Oke, ini sangat janggal.<br />
<br />
Kakek itu menghirup nafas dalam-dalam, dan berkata:<br />
"kau bisa membaca pikiran Pokemon"<br />
Jreng...!-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-60882486515704543792012-05-18T11:22:00.005+07:002012-05-18T13:11:47.232+07:00Entri 2 #002 - Tarik Garis<br />
<br />
"Hey, Shed! kau sudah sampai ke Kanto?", Tanya kakakku di seberang telepon.<br />
"Sudah, sekarang aku sedang berada di Pokemon Center kota Vermillion"<br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
"Oohh kau menggunakan telpon umum Pokemon Center ya?"</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Jarak yang jauh antara Kanto dan Hoenn membuat komunikasi antar PokeNav sulit dilakukan.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
"Eh iya, Kak. Jadi sekarang aku langsung ke kota Pallet dan mengantarkan barang ini ke Professor Oak?" Tanyaku sembari mengeluarkan sebuah paket dari tas.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
"Ya.. iya. Yang penting cepat sampai. Habis itu kalau kau ingin jalan-jalan disana sebelum pulang terserah"</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Setelah berbincang-bincag cukup lama, akhirnya aku menutup telepon.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Berarti tujuanku sekarang adalah kota Pallet. Aku menelaah peta Kanto yang tertera di dinding Pokemon Center.<br />
Ternyata jarak kota Vermillion dan Pallet lumayan jauh, susah juga kalau begini.<br />
<br />
Plok. Seseorang menepuk pundakku, rupanya itu Ghaz, orang yang tadi aku temui di kapal.<br />
"Kau terlihat serius sekali, Shed. Kau memang mau kemana?" Kata Ghaz sembari menyesap segelas minuman dingin.<br />
"Ini" Aku menarik garis antara Vermillion ke Pallet.<br />
"Kira-kira ada jalan pintas tidak ya?" Lanjutku.<br />
"Ke kota Pallet? Tidak ada"<br />
"Oh, begitu ya" Kataku pasrah.<br />
"Tapi.. kau bisa motong jalan langsung ke dekat kota Pewter" Gaz menunjuk ke salah satu titik di peta.<br />
Ternyata kota Pewter berada di utara kota Viridian, dan Viridian berada di utara kota Pallet.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Lewat Goa Diglett, agak berbahaya sih, cuma aku yakin itu bukan masalah bagi seorang champion" Lanjut Ghaz lagi.<br />
hanya Goa Diglett? Aku di Hoenn sudah pernah terjebak di bawah laut! tentu saja itu bukan masalah, pikirku.<br />
"Oke, terima kasih, Ghaz!"<br />
"H-Hey! kau langsung pergi!?"<br />
Aku langsung berlari meninggalkan Ghaz, menuju Goa Diglett yang dimaksud.<br />
<br />
Tak lama kemudian aku sampai di Goa Diglett. Mulut Goa terbuka lebar menuju ke bawah tanah.<br />
Dengan segenap jiwa raga, aku langsung masuk ke Goa yang gelap tersebut.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5nHLuO3CQ0ellk9Nki_lvoG3ObqT3HM84Ry0L_m3Hx7R7atjJIUvsCMyOIA3FL0zEMwFAOLtCIQmnexu_UCXa2o85ETgodnANdCXfz2WecTzZFtBieXPlFaEgqA3M1lR78wSusbQ2ZQMt/s1600/diglettcave.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5nHLuO3CQ0ellk9Nki_lvoG3ObqT3HM84Ry0L_m3Hx7R7atjJIUvsCMyOIA3FL0zEMwFAOLtCIQmnexu_UCXa2o85ETgodnANdCXfz2WecTzZFtBieXPlFaEgqA3M1lR78wSusbQ2ZQMt/s1600/diglettcave.png" /></a></div>
<br />
~~<br />
<br />
Aku tidak merasakan adanya bahaya di Goa ini, mungkin Ghaz hanya menakutiku, atau para Pokemon tersebut takut kepadaku.<br />
...........<br />
"Hmm?" Aku merasakan ada seseorang mengikutiku dari belakang.<br />
..................<br />
"Siapa itu?"<br />
<br />
Tidak ada jawaban.<br />
Mungkin hanya perasaanku, atau Pokemon liar.<br />
<br />
Aku pun melanjutkan langkahku.. dan tiba-tiba... Duaar!! seekor Pokemon muncul dari bawah tanah!<br />
"Apa itu!? Diglett 'kah!?"<br />
sebelum aku bisa melihat dengan jelas, Pokemon tersebut langsung berlari kearahku dan merampas tasku!<br />
"Hey! Tasku!" Aku berusaha bangun.<br />
"Pokemon sial! Poseidon, maju!"<br />
<br />
Aku dan Starmie-ku langsung mengejar Pokemon tersebut.<br />
"Itu dia! Ice Beam!" Poseidon langsung menggunakan jurus sinar dingin tersebut dan mengenai Pokemon tersebut yang masih bisa dilihat dari jarak pandangku.<br />
<br />
Pokemon tersebut langsung tak berdaya dan tergeletak lemas dengan tasku di gigit dimulutnya.<br />
<br />
"Pokemon itu... itu 'kan Linoone?" Gumamku sembari mengambil kembali tas milikku.<br />
Kenapa ada Linoone disini? Linoone 'kan hanya ada di Hoenn.<br />
<br />
"Bau apa ini?" tercium bau tidak enak dari tasku. Setelah kuperiksa ternyata itu berasal dari Linoone tersebut. Ternyata Linoone tersebut di semprot Max Repel! Pantas saja dari tadi tidak ada Pokemon yang muncul.<br />
<br />
Tapi.. kenapa? Kenapa bisa ada Linoone yang disemprot Max Repel di Goa Diglett? Lalu, kenapa Linoone tersebut berusaha mencuri tasku?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVT9mQH-DX2yBlgDwikOUtzd3vHIg7JiZAi9NLtKhV0KbcGkFeaMAbzO1SFR9VyHtYpzlhSB2626_hqEtDjURHZBOjTdCBYc415Jl3abSqb5LHjx0SBAUXjj-2kANTKyeV8PizgByBCsv/s1600/linun.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVT9mQH-DX2yBlgDwikOUtzd3vHIg7JiZAi9NLtKhV0KbcGkFeaMAbzO1SFR9VyHtYpzlhSB2626_hqEtDjURHZBOjTdCBYc415Jl3abSqb5LHjx0SBAUXjj-2kANTKyeV8PizgByBCsv/s320/linun.png" width="320" /></a></div>
<br /></div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-18290167728982081842012-04-11T20:25:00.006+07:002012-04-11T21:17:36.480+07:00Entri 2 #001 - Perjalanan Baru<b>Sempat terdapat kesalahan dalam penamaan di episode ini (tapi <u>sudah dibetulkan</u>), saya memohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan anda.</b><br />
<i>HEYY GUYSS! Disini Daniel Shedley! seperti yang anda tahu, ini adalah chapter atau season kedua dari Shed's Blog! Ceritanya mengambil setting setelah semua kejadian di season/chapter 1 (Yaiyalah..)</i><br />
<i>Mulai chapter ini, ada perubahan dalam penandaan nomor episode. kalau biasanya dengan kata "Entri" dan nomor episode maka sekarang berbeda! seperti yang bisa anda lihat, sekarang ada tambahan angka 2 didepannya! maksudnya adalah chapter 2! tujuannya biar keliatan beda!</i><br />
<i><b>Jangan baca episode ini kalau chapter yang pertama (yang kemarin) belum selesai kalian baca!</b></i><br />
<i>Anyways, enjoy the new adventure of Shed! </i><br />
<br />
Shed. Begitulah nama panggilanku. Aku adalah seorang pelatih Pokemon muda yang senang berpetualang. Ya, aku memang terlihat sama seperti pelatih kebanyakan, tapi sebenarnya aku memiliki kelebihan dibanding yang lain : aku sangat handal dalam pertarungan Pokemon.<br />
<br />
Apa? Sombong? Tidak, aku tidak sombong. Aku hanya bicara kenyataan. Karena aku tidak mungkin bisa memenangkan liga Pokemon di Hoenn kalau aku tidak hebat.<br />
<br />
"Hey" Tiba-tiba ada seseorang menyapaku. Sapaan tadi langsung memecah lamunanku.<br />
"Kau baik-baik saja, kawan?" Lanjut orang tersebut.Aku melihat wajahnya. Siapa dia?<br />
"Hmm" Jawabku acuh. Agak kesal juga lagi enak-enak melamun memandangi langit, tiba-tiba ada orang asing mengganggu.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Orang tersebut langsung duduk disebelahku. Aneh, dari sekian banyak bangku yang ada di geladak kapal ini, dia memilih duduk di bangku sebelahku.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKTJSF5NBj4xzBKbhSc_NNjuUPwXU5s8BFQJSrvJN4WWS3EISKxRXnA_4xy7vqxNgBJtNOMRHEoMpSuTuKIjfGinckzMNpW2mYxaROXuqi6W2ZF4pC5VB28gr3RNTXXb1UibNrm_OYfXg9/s1600/kapal-pesiar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKTJSF5NBj4xzBKbhSc_NNjuUPwXU5s8BFQJSrvJN4WWS3EISKxRXnA_4xy7vqxNgBJtNOMRHEoMpSuTuKIjfGinckzMNpW2mYxaROXuqi6W2ZF4pC5VB28gr3RNTXXb1UibNrm_OYfXg9/s320/kapal-pesiar.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
"Ini sudah kesekian kalinya aku naik S.S Tidal" Orang tersebut mencoba basa-basi.<br />
Aku menghiraukannya.<br />
"Aku sering melakukan perjalanan laut dari Hoenn ke Kanto.. karena aku sering mengunjungi temanku ada yang tinggal di Kanto"<br />
Aku menghiraukannya lagi. Tapi dia tidak pantang menyerah dalam berusaha mengajakku ngobrol, dia pun berkata, "Sepertinya wajahmu tampak familiar" . Aku menoleh kearahnya dan berkata tak percaya, "Oh ya?"<br />
<br />
Orang tersebut terlihat sedang berpikir.<br />
"Ohh!! Aku ingat! Kita bertemu di liga!" Seru orang tersebut.<br />
Liga? Mungkin saja, aku melawan banyak pelatih Pokemon di liga Pokemon sebelum pada akhirnya melawan para Elite 4.<br />
"Kau si Shed Reever, si champion Hoenn!" Seru dia lagi. <br />
"Kita bertarung di babak ke-4! Aku pelatih yang menggunakan Blaziken itu lho!" Lanjut orang tersebut.<br />
"Uumm... Sepertinya aku ingat" Balasku. Padahal aku sama sekali tidak ingat. Pelatih yang menggunakan Blaziken saat itu banyak ditambah aku melawan liga sekitar 4 bulan yang lalu..<br />
"Kau ingat tidak?" Tambah orang tersebut.<br />
<br />
Aku berusaha mengingat nama-nama pelatih yang kulawan di liga 4 bulan lalu. Ada beberapa nama yang kuingat, tapi aku tak yakin yang mana namanya.<br />
"Kau tidak ingat ya?"<br />
<br />
Aku jadi merasa tidak enak hati. Apa boleh buat, aku sebut saja satu nama pelatih yang kuingat, siapa tau itu namanya.<br />
"Oooh! Redz ya!?" Seruku, ngasal.<br />
"Gaz"<br />
"Oh" Rupanya aku salah. <br />
"Iya, maksudku Gaz, aku ingat!" Aku jadi semakin merasa tidak enak.<br />
"Hahahaha.. bagus itu!" Balas Gaz tertawa. <br />
<br />
Setelah basa basi cukup lama, kita mulai merasa akrab. Ternyata Gaz adalah orang yang sangat ramah. <br />
"Jadi... apa yang akan kau lakukan setelag kapal ini singgah di kota Vermilion? Melawan liga lagi?" Tanya Gaz.<br />
"Mungkin" <br />
"Mungkin? Kok 'Mungkin'? Memang sebenarnya apa tujuanmu datang ke Kanto?" <br />
"Mengantarkan barang" Jawabku santai-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-1227831002116794852012-01-11T17:19:00.000+07:002012-01-11T17:19:09.714+07:00~ End of Chapter 1 ~Hey semua bersama Daniel Shedley disini!<br />
Siapa itu Daniel Shedley? Well, Daniel Sheldey adalah dalang dibalik cerita Shed's blog.<br />
Saya adalah orang yang menciptakan karakter Shed Reever dan beberapa karakter lainnya.<br />
Seperti yang bisa kalian saksikan, Shed's Blog sudah tamat! (hore!)<br />
Akhirnya hal yang saya mulai 2 tahun lalu sudah selesai dalam 54 episode!<br />
<br />
Baca mulai dari episode 1!<br />
<a href="http://perjalananshed.blogspot.com/2009/10/entri-001-awal-dari-sesuatu.html">Entri #001 - Awal dari sesuatu</a><br />
<br />
<br />
Karena sudah selesai, saya akan basa basi sedikit mengenai Shed's Blog,<br />
<b>SPOILER ALERT!</b><br />
<b>BAGI YANG BELOM BACA CERITANYA SAMPAI HABIS DIHARAP JANGAN BUKA!</b><br />
<b>TULISAN DIBAWAH BERISI SPOILER CERITA SHED'S BLOG</b><br />
<b>SPOILER!</b><br />
<a name='more'></a><b><br />
</b><br />
<b>TULISAN DIBAWAH BERISI BOCORAN CERITA SHED'SBLOG</b><br />
<b>SPOILER!</b><br />
<b>HELP CAPS-NYA TIDAK BISA DIMATIKAN!!!</b><br />
<b><br />
</b><br />
<br />
oke, ehm.<br />
Karena saya hobi basa-basi, jadi saya akan cerita tentang awal mula ide Shed's Blog muncul.<br />
<br />
Shed's Blog sendiri merupakan cerita fan-fiction buatan saya. Oke, dengan sedikit campur tangan teman saya.<br />
<br />
Saya sendiri kepikiran buat Shed's Blog setelah kepikir untuk membuat background story untuk karakter rekaan saya, Shed (saat itu bernama Shido).<br />
Siapa itu Shed/Shido? Well, dia adalah karakter rekaan saya untuk sebuah komik fan-fiction buatan teman saya dan saya sewaktu kelas 6 SD, Pokemon Journey.<br />
<br />
Pokemon Journey, bercerita tentang petualangan seorang pelatih Pokemon muda bernama Okita Soshi bersama temannya Ranmaru di dunia Pokemon.<br />
Plotnya? biasa. menjadi yang terkuat, melawan penjahat, jadi champion di league.<br />
<br />
Dalam komik tersebut, ada 2 trainer fiksional bernama Shido dan Nejiro.<br />
Shido dan Nejiro sendiri, diceritakan adalah pelatih Pokemon terkenal dan terkuat di dunia (norak? enggak ah).<br />
<br />
Dari situlah terinspirasi untuk membuat cerita latar belakang dari Shido.<br />
Yang dimana namanya diubah menjadi Shed dan Nerou karena... biar keren aja.<br />
<br />
Selesai? belum!<br />
saya berjanji 'kan sudah bilang akan buat tulisan yang mengandung spoiler? so, here it is!<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><u>SHED'S BLOG TRIVIA</u></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><ul><li style="text-align: justify;">Shed awalnya memiliki sifat yang cool, pendiam dan keren. Tapi tidak jadi.</li>
<li style="text-align: justify;">Nama awal Shed (Shido) merupakan karakter dalam game Pokemon Sapphire saya saat itu.</li>
<li style="text-align: justify;">Seharusnya Claire bertemu dengan Shed lebih awal, tapi ceritanya diundur karena suatu sebab.</li>
<li style="text-align: justify;">Awalnya Claire bernama Lyra, namun diganti menjadi Claire karena saat pertemuan Claire(Lyra) dan Shed diundur, tiba-tiba Serebii mengumumkan kalau nama Lyra dipakai dalam game Pokemon HGSS.</li>
<li style="text-align: justify;">Harap jangan tertukar karakter Claire rekaan saya, dan Clair, Gym leader di Johto. </li>
<li style="text-align: justify;">Disaat cerita diundur itulah, tercipta karakter Milo.</li>
<li style="text-align: justify;">Awalnya Milo adalah karakter jahat yang akhirnya menjadi baik seiring berkelana bersama Shed.</li>
<li style="text-align: justify;">Aime, awalnya adalah<i> love interest </i>Shed, tapi tidak jadi karena terpikirkan hal yang lebih baik.</li>
<li style="text-align: justify;">Agen Aaron, merupakan karakter spontan dan memang digunakan sebagai hanya 'ganjalan'. Tapi seiring perkembangan cerita dia menjadi sangat berguna sebagai karakter kunci.</li>
<li style="text-align: justify;">Secara peibadi, Sammon adalah karakter favorit saya.</li>
<li>Synyster, Shiny Lairon milik Shed, didasarkan pada Shiny Lairon yang saya miliki di Pokemon ruby.</li>
<li>Semua nickname Pokemon Shed didasarkan pada nickname mereka di game saya. Maka dari itu namanya ada yang familiar dan susah diingat hehehe </li>
</ul>Kayaknya, cukup segitu Trivia-nya. hehehehehe.<br />
<br />
Anyways, terima kasih semua atas supportnya, terima kasih banyak atas yang sudah segan baca dan ngikutin cerita Shed!<br />
Saya juga mohon maaf jika selama ini konten dalam Shed's Blog ada yang tidak berkenan, tulisan berantakan dan jika kebanyakan twist dan plotholes.<br />
<br />
Oke disini Daniel She-- Wait!<br />
Apakah ada chapter 2??<br />
huehehehehe mungkin, tapi ya tunggu saja, walau tidak dalam waktu dekat, karena saya ingin ceritanya lebih well-prepared. Yang pasti bakal leih seru!<br />
<br />
<br />
Okay, Daniel Shedley mengatakan, sampai jumpa lagi!!-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-1093204096069840082012-01-06T15:17:00.001+07:002012-01-06T15:28:25.589+07:00Entri #054 - Keluarga"Baiklah, habisi dengan Leaf Blade!!" Skywalker, Sceptile kesayanganku langsung bergerak cepat dan menyerang Seaking. Dan bisa ditebak, Seaking tersebut langsung kalah.<br />
<div><br />
</div><div>"Aku menang, Wallace" Kataku.</div><div>"Hahaha, hebat juga kau 'nak" Wallace berjalan mendekatiku.</div><div>"Ini, Lencana terakhirmu" Wallace memberikanku lencana hujan. Lencana terakhir yang harus kudapatkan agar bisa ikut dalam Liga Pokemon di kota Ever Grande.</div><div><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_hNyGtr7iYwH24gxmvAIKyWYUDI7OTJM3xPn0g5kdBaA8xypo-hOms53SGBew_KcBvQQFqB6LW6fERJ7GYh2uvWO0b0NOv3yGsD0A8uydmrtsbCCnmfWtsNISRWb3mmgcSVr-cfJb4RT6/s1600/Rain_Badge.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_hNyGtr7iYwH24gxmvAIKyWYUDI7OTJM3xPn0g5kdBaA8xypo-hOms53SGBew_KcBvQQFqB6LW6fERJ7GYh2uvWO0b0NOv3yGsD0A8uydmrtsbCCnmfWtsNISRWb3mmgcSVr-cfJb4RT6/s1600/Rain_Badge.png" /></a></div>"Untuk seseorang yang baru ditinggal sahabatnya, kau cukup bersemangat juga" Kata Wallace. </div><div>"Terima kasih, Wallace" Aku tersenyum, dan langsung pergi meninggalkan Gym kota Sootopolis.<br />
Ya, sehari setelah mengantar Claire, aku langsung menantang Wallace untuk mendapatkan Gym terakhirku.<br />
<br />
Diluar sudah ada Kakakku, Ayah dan Ibuku. Mereka semua tersenyum, terutama Ibuku yang terlihat sangat bahagia sampai-sampai menitikkan air mata.<br />
"Selamat nak!! kamu telah mengalahkan semua Gym di Hoenn!" Kata Ibu langsung memelukku.<br />
"I..iya. Tapi tolong lepaskan pelukannya, bu. Aku bukan anak kecil" Bisikku.<br />
"Oh, maaf" Ibu melepaskan pelukannya dan tertawa kecil.<br />
<br />
Ayah dan Ibuku baru pulang dari pekerjaannya sebagai juri kontes Pokemon. Ya, bisa dibilang aku dan kakakku tidak mengikuti darah keluargaku yang terkenal sebagai koordinator.<br />
"Selamat, nak. Ayah tahu kau adalah pelatih yang hebat" Ayahku tersenyum.<br />
<br />
Semua terasa lengkap disini, walau ada satu orang yang kurang.<br />
"Reiji dimana?"<br />
"Ooh, dia tadi pamit untuk pergi. Entah kemana" Jawab Sammon.<br />
<br />
Kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk pulang. Kami langsung menuju kapal ferry yang telah mengantar kami ke sini.<br />
<br />
Kapal ferry pun berangkat. Aku melihat kebelakang, lama kelamaan kota Sootopolis semakin menjauh.<br />
Sampai pada akhirnya tidak kelihatan. Sekarang pemandangannya hanya laut.<br />
<br />
"Hey, bengong saja" Sammon menepuk pundakku.<br />
"Kau seharusnya bersemangat setelah mengalahkan 8 Gym" Lanjutnya lagi.<br />
Aku tidak menjawab.<br />
"Kau sedih? karena Claire tidak ada? Dasar cengeng" Sammon yang tadi menyemangati malah mencibir.<br />
"Aku bersemangat. Aku akan bertemu Claire lagi" Jawabku.<br />
Sammon tersenyum.<br />
"Saat aku sudah menjadi kuat, aku akan menemuinya di Sinnoh"<br />
<br />
<br />
Tak lama kemudian, aku sudah bisa melihat pelabuhan kota Slateport di horizon.<br />
"Sebentar lagi kita sampai" Sapa Sammon lagi. Kali ini aku sedang menyiapkan barang-barangku.<br />
"Jadi, kapan kau akan mendaftar Liga di Ever Grande?" Lanjut Sammon.<br />
"Mungkin bulan depan" Jawabku santai.<br />
Sammon terlihat bingung, mungkin karena jawabanku. Agak aneh memang biasanya seseorang setelah mengalahkan Gym langsung siap untuk ke Liga. Tapi aku tidak.<br />
<br />
"Aku belum cukup kuat" Jelasku.<br />
Sammon tertawa, dan langsung berkata, "Selamat berjuang, deh"<br />
<br />
<br />
aku masih belum yakin bisa megalahkan Liga hanya dengan kemampuanku yang sekarang.<br />
Aku belum kuat, sedangkan janjiku dan Claire adalah bertemu jika aku sudah menjadi pelatih Pokemon yang paling kuat.<br />
<br />
Maka dari itu, aku berencana untuk berlatih selama sebulan baru ikut berkompetisi dalam Liga Pokemon.<br />
<br />
Aku mengeluarkan semua Pokemonku.<br />
Pokemon- Pokemon-ku terlihat sehat-sehat saja.<br />
"Skywalker, Maxilliam, Justice, Poseidon," Aku mencoba menyebutkan semua nama Pokemonku. Claire ternyata benar, kalau disebutkan semuanya sekaligus memang susah.<br />
<br />
Para Pokemon-Pokemon-ku melihat kearahku. Dari matanya, aku bisa melihat semua Pokemon-ku terlihat bersemangat. Kecuali untuk Staryu yang tidak bisa ditebak ekspresinya.<br />
<br />
"Teman-teman, Kita akan bertemu dengan Claire lagi. Aku janji"<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><i><b>~ END OF CHAPTER 1~</b></i></div></div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-24525535914148433032011-12-23T19:46:00.000+07:002011-12-23T19:46:10.420+07:00Entri #053 - SlateportSurat tersebut hanya secarik kertas yang dilipat berbentuk persegi panjang.<br />
Aku membuka lipatan kertas tersebut, dan membaca sebuah tulisan yang tertera didalamnya.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq"><i><u>Hey, Shed, jika kau membaca tulisan ini, berarti kau sudah sadar.</u></i></blockquote><blockquote class="tr_bq"><i><u>Semoga Sammon menyelamatkanmu cepat waktu.</u></i></blockquote><blockquote class="tr_bq"><i><u>Karena jika tidak, mungkin kau tidak akan tahu siapa yang menulis tulisan ini.</u></i></blockquote><blockquote class="tr_bq"><i><u>Temui aku di pelabuhan kota Slateport. hari Senin jam 9 pagi.</u></i></blockquote><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVnl1wSBQXGAcv25rPBirzW9G-6Sk1G8EJv2D44U6xfi6j4ZSC12xwf0q-zksQiMrTRJ2Vr2LHquMxof85nVKoHhvP0T1cNp6_Wm7N8bWVQTRsXKmYATelmPPWIfh6OOj5SvjsKMVrzbTX/s1600/folded.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVnl1wSBQXGAcv25rPBirzW9G-6Sk1G8EJv2D44U6xfi6j4ZSC12xwf0q-zksQiMrTRJ2Vr2LHquMxof85nVKoHhvP0T1cNp6_Wm7N8bWVQTRsXKmYATelmPPWIfh6OOj5SvjsKMVrzbTX/s1600/folded.jpg" /></a></div>Claire. aku yakin dia yang menulis ini. Walaupun tidak tertera nama penulis tapi aku yakin ini ditulis oleh Claire.<br />
Dia memintaku untuk menemuinya di kota Slateport hari Senin. Aku cek PokeNav-ku, dan benar saja, sekarang hari Senin jam 8:30 pagi! Hanya tinggal setengah jam!<br />
<br />
Aku langsung bergegas, menyiapkan barang dan bangkit dari tempat tidur.<br />
Saat aku keluar dari kamar, ada Reiji dan Wallace sedang duduk di sofa.<br />
"Shed?" Sapa Reiji.<br />
"Dimana kakakku?" Tanyaku.<br />
"Di halaman depan. Memang kenapa?" Jawab Reiji kebingungan.<br />
<br />
Aku langsung menuju ke halaman depan rumahku.<br />
"Hey, Shed, kau harus istirahat!" Wallace mencoba mencegahku yang masih dalam keadaan pucat dan berantakan untuk berjalan. <br />
<br />
Sesampainya di halaman depan,<br />
Sammon terlihat sedang berdiri, sembari memberi makan Fearow-nya. <br />
"Kak, Pokemon-Pokemon-ku ada dimana?"<br />
Sammon terlihat kaget. Mungkin karena seharusnya aku sedang istirahat. <br />
"Di dalam Pokeball mereka. Nih" Sammon memberikanku kantong plastik hitam berisi PokeBall-ku. Sialan, memangnya dikira barang belanjaan apa?<br />
<br />
"Kau mau ke Slateport sekarang, Shed? Tidak isitrahat?"<br />
"Iya. Tunggu dulu, dari mana kau tahu?"<br />
Sammon tidak menjawab.<br />
"Kau membaca suratnya ya?" Tanyaku sedikit kesal.<br />
"A, Ayo cepat pergi nanti terlambat!" Sammon mencoba menghindar.<br />
<br />
Kumasukan semua Pokeball-ku ke dalam tas, dan langsung menaiki Fearow.<br />
"Eh, shed, kau mau menggunakan Fearow-ku?" Tanya Sammon.<br />
Aku mengangguk, dan langsung memberi aba-aba Fearow untuk terbang. Fearow pun mengepakan sayapnya dan terbang tinggi menuju Slateport.<br />
"Hey bocah! siapa yang mengizinkanmu menggunakan Fearowku!?" Sammon berteriak mencoba menghentikanku. Tapi aku mengabaikannya.<br />
<br />
Tak lama kemudian aku sampai di pelabuhan kota Slateport. Perjalanan menuju kesini hanya sebentar karena letak kota Slateport dekat dengan kota Mauville.<br />
<br />
Aku meminta Fearow untuk menunggu di depan pelabuhan sementara aku masuk untuk mencari Claire.<br />
<br />
Ternyata mencari Claire tidak semudah yang kubayangkan, pelabuhan ini dipenuhi oleh lautan manusia. Entah bagaimana aku bisa bertemu Claire di tempat yang ramai seperti ini.<br />
Plok.. tiba-tiba ada yang menepok pudakku.<br />
"Cepat juga kau datang"<br />
"Kau yang terlambat, Claire"<br />
Claire tersenyum.<br />
<br />
Dia tampak membawa banyak barang. Dia membawa tas selempang dan juga ransel.<br />
"sekarang jam 9 lewat 2 menit, aku pikir kau akan datang jam 10", Ledek Claire diikuti dengan tawa.<br />
"jadi, ada urusan apa kau kesini?" Lanjut Claire.<br />
"Loh? bukan dia yang menyuruhku datang ya? Aneh.<br />
"Bukan kau yang..."<br />
"Hahahaha iya, iya, aku hanya bercanda" Claire tertawa.<br />
"Jadi, ada urusan apa aku datang kesini?" Aku membalikan pertanyaan Claire.<br />
Claire tersenyum. Dia mengajakku untuk duduk di tempat duduk yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri. Saat itulah Claire bercerita, Claire mengatakan hal yang membuatku terkejut : Claire akan pulang ke region asalnya, Sinnoh.<br />
<br />
Ya, aku juga tidak tahu kalau Claire berasal dari Sinnoh, tapi ya, itulah yang dia ceritakan.<br />
<br />
Saat kejadian di markas, Milo yang tak sadarkan diri Claire bawa ke Tate dan Liza. Disana, Claire meminta bantuan si kembar dan Pokemon-Pokemonnya untuk menghapus ingatan Milo. Nekat? Memang. Walaupun hanya ingatan mengenai Tim Aqua-Divisi dua dan Aime yang dihilangkan, tapi tetap saja itu adalah tindakan yang nekat dan arogan.<br />
"Habis, aku takut Milo akan melakukan tindakan balas dendam" Kata Claire.<br />
<br />
Lalu, kenapa Claire akan pulang ke Sinnoh?<br />
"Melihat Tindakan Milo sebagai Admin di Divisi dua seharusnya dimasukan ke penjara, tapi karena umurnya yang masih dibawah 18 tahun, Milo dideportasi ke Sinnoh" Kata Claire lagi dengan wajah sedih.<br />
<br />
Jadi begitu, Milo dideportasikan ke tempat asalnya, Sinnoh, karena tindakannya tersebut. Dan karena tak mungkin membiarkan Milo pergi sendiri, Claire ikutan.<br />
Di Sinnoh terdapat sanak saudara Claire, dan katanya Claire tak akan kembali ke Hoenn karena selain bisa memicu ingatan Milo yang hilang, dia juga tidak ada urusan apa-apa disini. <br />
"....Begitulah, Shed" Claire menutup ceritanya.<br />
Aku tak berkata apa-apa. Aku bahkan tidak tahu mau berkata apa.<br />
<br />
"Sekarang aku memberi tahu Milo, kalau kita habis liburan di hoenn, namun terjadi kecelakaan dan dia koma selama beberapa bulan" Tambah Claire. Wow, jago juga si Claire mengarang cerita.<br />
<br />
Claire menghela nafas panjang, lalu bercerita lagi,<br />
"..dan juga, Shed, Milo tidak ingat kepadamu" <br />
Jreeeeeeng!!!<br />
Entah kenapa aku kaget mendengar kalimat Claire. Mungkin karena se-musuh-musuh-nya Milo dia tetap saja sempat menjadi temanku.<br />
"maaf" <br />
"tidak apa, mungkin memang itu yang terbaik" Aku mencoba mengerti keadaan Claire.<br />
Mungkin Claire takut jika Milo ingat padaku, maka dia akan ingat semua kejadian yang telah terjadi.<br />
<br />
"Oh iya, Dimana Milo sekarang? dia sudah sadar?" Tanyaku.<br />
<br />
"Claire!" Seketika ada seseorang memanggil Claire.<br />
"Oh, hey Milo" Jawab Claire.<br />
Baru saja dibicarakan, taunya orangnya datang.<br />
Milo terlihat sama seperti adik kembarnya, membawa banyak tas.<br />
"Aku tak bisa menemukan yang rasa coklat, jadi aku membeli yang vanilla saja" Kata Milo sembari memberikan eskrim kepada Claire.<br />
"Oh, tak apa, terima kasih" Jawab Claire<br />
Milo melihat kearahku, dia melihatku dengan tatapan tajam, lalu berbisik kepada Claire.<br />
Aku tak tahu dia mengatakan apa sampai harus berbisik seperti itu, tapi entah kenapa aku yakin pasti ada hubungannya denganku. Mungkin tatapan tajam tadi semacam mekanisme perlindungan terhadap adiknya karena, aku dimata Milo adalah orang asing.<br />
<br />
"Hahaha, ini Sam, dia tadi membantuku mencari dompetku yang terjatuh" Claire menunjuk kearahku.<br />
Sam? Sam 'kan kakakkku? Apa yang dimaksud Claire memanggilku dengan nama Kakakku?<br />
"Oh, Milo" Milo mengadahkan tangannya untuk salaman.<br />
Aku kebingungan, kenapa tiba-tiba, Claire memperkenalkanku dengan nama orang lain kepada Milo yang tidak ingat sama sekali denganku.<br />
Aku melihat kearah Claire, dia mengedipkan matanya seakan memberikan kode.<br />
Karena bingung, aku pun mengikuti saja.<br />
"Milo ya? Aku Sam, salam kenal" Aku dan Milo berkenalan seperti kita baru pertama kali ketemu.<br />
<br />
<u><i>Ting- Tong~ 'Kapal S.S. Aqua menuju Sinnoh akan segera berangkat'</i></u><br />
<br />
"Itu kapal kita, Claire. ayo!" Milo menarik tangan Claire.<br />
"Iya-iya" Claire berdiri.<br />
Waktunya pun datang, Claire akan pulang ke Sinnoh. <br />
<br />
"Bye, Claire, sampai jumpa lagi" Ucapku dengan nada yang di dramatisir.<br />
Mendengar kalimatku tadi Claire langsung tersenyum.<br />
"Milo, Kau duluan saja, aku menyusul" Kata Claire. Milo terlihat bingung dan mengangguk, dia pun berjalan duluan.<br />
<br />
Claire menyodorkan tangannya padaku, entah mengajak salaman atau mau membantu berdiri.<br />
Aku pun menganggapnya sebagai membantuku berdiri.<br />
<br />
"Sebelum aku pergi aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Shed" Kata Claire.<br />
Uh-Oh... entah kenapa jantungku berdegup kencang.<br />
"Hal ini sudah lama ingin kukatakan" Lanjut Claire.<br />
Jantungku makin berdegup kencang.<br />
"Apa itu? Cepat katakan" Kataku santai.<br />
Claire tersenyum.<br />
<br />
"Shed, aku cuma mau mengatakan, kalau.... lain kali kalau kau memberi nama panggilan untuk Pokemon, beri nama yang gampang diingat ya"<br />
JLEB. Tembus.<br />
<br />
Sialan. Enak saja dia berbicara seperti itu! Nama-nama Pokemon-ku itu masterpiece!<br />
Claire langsung tertawa melihat wajahku yang kesal.<br />
"Kau tahu, tidak Shed, dari semua Pokemonmu yang aku ingat namanya hanya Maxillam"<br />
"Maxilliam, Claire. Maxilliam. Asal tahu saja, semua nama Pokemon-ku itu punya arti!"<br />
"Ya ya ya, terserah" Claire mencoba menghentikan tawanya.<br />
<br />
<i><u>Ting - tong, panggilan kedua untuk penumpang S.S. Anne menuju Sinnoh....</u></i><br />
<br />
"Well, kayaknya aku harus pergi" Claire berjalan mundur. Seakan tak mau untuk berbalik badan.<br />
"Oh, aku ada sesuatu untukmu, ini" Aku melempar salah satu PokeBall-ku ke arah Claire.<br />
Claire menangkap dengan cepat.<br />
"Itu, Milotic milikku. Jaga baik-baik" Kataku.<br />
Claire tampak bingung.<br />
"Kau yakin untukku, Shed?"<br />
"Anggap saja sebagai balas budiku kepadamu"<br />
Claire tersenyum. Kali ini disertai dengan air mata.<br />
<br />
<br />
Claire mengusap air matanya.<br />
"Terima kasih, Shed. Untuk semuanya"<br />
"Hahahaha Terima kasih atas semuanya juga, Claire"<br />
<i><u><br />
</u></i><br />
<i><u>Ting~tong~ Panggilan terakhir untuk penumpang S.S. Aqua....</u></i><br />
<br />
"Jadi, Shedster, kapan kita akan bertemu lagi?" Tanya Claire memanggilku nama panggilanku yang dulu pernah dia ciptakan.<br />
"Saat aku menjadi pelatih yang hebat, aku akan ke Sinnoh" Jawabku santai.<br />
"Baiklah, aku akan ingat itu, Bye, Shed Reever"<br />
"Sampai jumpa lagi, Claire Jastence"<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-F_72-TwnC-C28m12C05c1fMc5HJAc3kJ-YLyH5AAUjREPlnpWJwce9oMg_fs9EQSp2L4exHUqTQaYkxXPqX_pNlBIfwYl1NvYFJRuZu_i6eD7fhzCtJeQUns-kW-JMB9mGZ3_l3cNt9/s1600/bye-bye.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-F_72-TwnC-C28m12C05c1fMc5HJAc3kJ-YLyH5AAUjREPlnpWJwce9oMg_fs9EQSp2L4exHUqTQaYkxXPqX_pNlBIfwYl1NvYFJRuZu_i6eD7fhzCtJeQUns-kW-JMB9mGZ3_l3cNt9/s320/bye-bye.jpg" width="228" /></a></div><br />
Claire pun langsung membalikan badannya, dan berlari. Lama-kelamaan aku tak bisa lagi melihat Claire yang sudah berbaur dengan lautan manusia.<br />
<br />
<br />
Aku tak menyangka harus berpisah dengan Claire.<br />
Kalau diminta, mungkin aku akan memilih agar dia tidak pergi, namun mau gimana lagi.<br />
Lagipula, menurutku, perpisahan seperti inilah, yang membuat sebuah kenangan menjadi tak terlupakan.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-66021813180085529182011-12-09T15:08:00.000+07:002011-12-09T15:08:05.860+07:00Entri #052 - Sejelas KristalGelap. Semua terlihat gelap.<br />
Apapun itu, selalu berakhir dengan kegelapan.<br />
Entah seterang apapun itu, semua akan berakhir dengan kegelapan.<br />
Dan setelah kegelapan muncul, tak ada yang bisa dilakukan kecuali berharap.<br />
<br />
Nyeh, ngomong apa aku ini. Kenapa tiba-tiba aku jadi puitis begini?<br />
Yang paling penting sekarang, aku sedang berada dimana? aku tak bisa merasakan tubuhku, semua inderaku tak berfungsi..<br />
<br />
Apakah aku sedang tertidur? atau sudah.....<br />
ah, entahlah, aku tak bisa mengingat apa-apa.Kosong.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWfjtireUqe_iH97KTwu1LFRGlJQH2Or3rCZ739ozDtRvSXu6MoZkMtn1rtnxBoQRofUzql1_F7cr788Z7-5OgnxWNNwrIuZXgC09T1jikAP3XwVr5aQ4JL9vU_ufgliuxOZrNvd-tw-dd/s1600/darkness.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWfjtireUqe_iH97KTwu1LFRGlJQH2Or3rCZ739ozDtRvSXu6MoZkMtn1rtnxBoQRofUzql1_F7cr788Z7-5OgnxWNNwrIuZXgC09T1jikAP3XwVr5aQ4JL9vU_ufgliuxOZrNvd-tw-dd/s320/darkness.jpg" width="320" /></a></div><br />
"Shed"<br />
Huh? suara siapa itu?<br />
"Ini, aku. Kau tidak ingat?"<br />
Secara perlahan muncul sesosok... perempuan?<br />
<br />
"Shed, lihat aku" Kata perempuan tersebut.<br />
"Kau tidak ingat siapa aku?" Lanjut perempuan tersebut dengan raut wajah kecewa.<br />
Wajah itu.. aku kenal.. aku sangat familiar dengan wajah itu! tapi aku tidak bisa ingat!<br />
<br />
"Kau tidak ingat?" Tanyanya lagi.<br />
Aku tidak menjawab apa-apa. Jangankan menjawab, aku bahkan tidak bisa berbicara!<br />
<br />
Perempuan tersebut terlihat sangat kecewa. Dia menundukan kepalanya beberapa saat. lalu melihat lagi kearahku. Tersenyum.<br />
"Tak apa jika kau tidak ingat padaku. Aku hanya ingin bilang terima kasih", kata perempuan tersebut terbata.<br />
"Terima kasih banyak atas semuanya" Lanjutnya lagi.<br />
<br />
Sial... siapa dia? aku yakin aku kenal dengan wajah itu!<br />
Aku yakin kenal. Sangat yakin! hanya saja tidak ingat!<br />
<br />
Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh.. seakan terjadi gempa.<br />
<br />
"Shed, apapun yang terjadi.." Perempuan tersebut berbicara kembali, diikuti dengan suara gemuruh yang semakin kencang.<br />
"Jangan sampai kau melupakan namaku, Cla-" Suara perempuan tersebut tertutupi oleh gemuruh yang kencang.<br />
Tunggu... itu dia! itu namanya!<br />
"CLAIRE! Claire, aku ingat namamu!" Tiba-tiba saja aku kembali bisa bicara, dan langsung meneriaki nama Claire, perempuan yang tadi aku tak ingat namanya. Tapi sudah terlambat. Claire tidak mendengarku. Suara gemuruh yang semakin kencang membuatku bahkan tak bisa mendengar suara sendiri.<br />
<br />
Lama-kelamaan sosok Claire menghilang... diikuti dengan seberkas cahaya yang semakin terang....<br />
<br />
<div style="text-align: center;">~~</div><br />
"Hey, 'dik. Sudah bangun?"<br />
"Kak, berapa kali aku bilang aku benci jika dipanggil 'adik'"<br />
"Hahahahahaha! sudah bangun kau rupanya.. kau ingat namaku?"<br />
"Tentu saja, kau Sammon, kakakku yang sok pintar, dan sekarang aku sedang berada di.. kamarku" Aku mencoba melihat sekeliling.<br />
<br />
Ini kamarku. Aku ditempat tidur. Kakakku disamping tempat tidur, sedang duduk di kursi dan mengenakan jas laboratoriumnya.<br />
<br />
"Hahahaha bagus kalau begitu, berarti aku menyelamatkanmu tepat waktu"<br />
"Tepat.. waktu?"<br />
"Kau tidak ingat?" Sammon terlihat bingung. Padahal seharusnya aku yang bingung.<br />
Secara.. aku tidak ingat apa yang terjadi sebelum ini.. kenapa aku bisa ada dikamarku.. dirumahku.. di kota Mauville.<br />
<br />
"Seberapa banyak hal yang kau ingat?"<br />
Aku mencoba mengingat. Aku mencoba mengulang semua kejadian yang kuingat.<br />
"Uhhhh... pokoknya kita berupaya menyelamatkan Claire yang diculik Divisi dua dari Tim Aqua"<br />
Sammon mengangguk, ini berarti ingatanku tidak salah.<br />
"Ohiya, bagaimana kabar Reiji?" Tiba-tiba aku mengubah topik.<br />
"Dia baik-baik saja. Ayo lanjutkan ceritamu", balas Sammon.<br />
<br />
"Habis itu.. kita menemukan sebuah tempat rahasia di bawah laut.. Kita berhasil masuk, walau caranya agak menyakitkan.. lalu dikurung.. lalu berhasil keluar berkat Porygon2.. lalu aku dan Reiji pergi mencari Claire.. lalu aku bertarung melawan Aime... lalu Reiji tertangkap oleh Milo.. lalu....", Aku mencoba mengingat kembali kejadiannya.<br />
"Lalu?"<br />
"Lalu.... aku tidak ingat"<br />
Sammon tertegun, "Begitu ya..".<br />
<br />
Entah apa yang terjadi sehingga aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelahnya. Aneh. Ohiya, entah kenapa semenjak aku bangun tadi kepalaku terasa ringan. Seperti semua masalah dalam hidup sudah tidak ada... atau jangan-jangan otakku hilang sebagian makanya aku tak bisa mengingat dengan jelas.<br />
Ah, hanya perasaanku saja.<br />
<br />
Tapi lama-lama aku kepikiran juga, kira-kira apa yang terjadi ya? Apakah Sammon tahu apa yang terjadi? Lebih baik aku tanyakan.<br />
<br />
"Kak, sebenarnya apa yang terjadi?"<br />
Sammon tersenyum, dan mulai bercerita, "Begini, Shed.."<br />
Sammon menceritakan bahwa selagi aku dan Reiji mencari-cari keberadaan Claire di markas tersebut, dia ditangkap para grunt dan dikurung. Disaat itulah, dia secara diam-diam meminta Porygon2 untuk menyusup ke jaringan komputer markas tersebut dan meminta untuk mencari keberadaan Claire lalu membantuku mencari Claire. Setelah itu, Porygon2 mematikan semua aliran listrik agar bisa membawaku kepada Claire dan juga melepaskan Sammon dan juga Reiji yang baru saja ditangkap dari kurungan.<br />
<br />
".... Setelah itu, aku dan Reiji mencarimu, dan mendapati kau, Milo, Aime dan Claire sedang berbincang-bincang", cerita Sammon.<br />
"Bincang-bincang?", Aku kebingungan. Aku tidak ingat aku sempat berbincang-bincang dengan mereka.<br />
Sammon mengangguk dan kembali melanjutkan ceritanya.<br />
Selagi menyaksikan dan mencuri dengar bincang-bincangku, Aime dan Milo, Sammon meminta bantuan Porygon2 untuk mengambil alih komunikasi markas tersebut dan memanggil para polisi untuk datang.<br />
<br />
"Dan disaat inilah kenapa kau tidak ingat. Aime hampir menghapus ingatanmu menggunakan Alakazam. Untung saja aku langsung menghentikannya. Namun, karena Alakazam sudah sempat memasuki pikiranmu, jadi kau langsung tak sadarkan diri. Untung saja baru sebentar, jadi kau hanya tidak ingat bagian ini saja", Sammon menutup ceritanya.<br />
<br />
Aku hanya bisa bengong dan meresapi cerita tersebut.Seketika saja, aku teringat akan sesuatu.<br />
"Kenapa, Shed? raut wajahmu.. kau teringat akan sesuatu?"<br />
Aku mencoba menceritakan apa yang ada dipikiranku, "Uhh... Aku ingat sebelum itu aku melawan Latios dan Latias... Lalu ada... Suara aneh itu"<br />
"Suara aneh?"<br />
"Iya semacam suara aneh yang terus berbicara kepadaku"<br />
"Apa?", Sammon tak mengerti ucapanku. Tadinya aku berniat menjelaskan semua hal mengenai 'suara aneh' ini kepadanya, tapi entah kenapa niat itu aku urungkan.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">~</div><br />
"Oh iya, bagaimana setelah itu?" Tanyaku seperti seseorang yang kelewatan nonton episode sinetron favoritnya.<br />
"Oh, tak lama setelah itu, angkatan laut datang, dan mennggrebek markas tersebut, menyelamatkan kita semua, dan menangkap banyak angota Tim Aqua"<br />
"Aime dan Milo? mereka juga ditangkap?"<br />
"Tidak, Aime kabur, tapi Milo tidak. Akhirnya Milo yang tak berhasil kabur aku buat tak sadarkan diri, dan sekarang dia bersama Claire", Jelas Sammon sambil merenggangkan badan. Mungkin dia sudah lelah bercerita terus dari tadi.<br />
Dan benar saja, Sammon beranjak dari tempat duduknya. Dia bilang dia ingin keluar sebentar dan menyuruhku untuk istirahat.<br />
<br />
Eh, tunggu, ada yang belum ditanyakan.<br />
"Claire? Claire dimana? dimana dia sekarang?"<br />
Sammon tidak menjawab. Dia malah melemparkan tasku yang berada di meja belajar kepadaku, dan langsung keluar kamar.<br />
<br />
Aku segera membuka tasku, ternyata semua barang-barangku masih ada didalamnya.<br />
Aku mengeluarkan isi tasku satu-satu, dan menemukan sebuah..... Surat.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-31389885325487488602011-10-28T21:10:00.004+07:002011-10-28T21:23:16.075+07:00Entri #051 - Berakhir?<div>Semuanya gelap, suara gaduh dimana-mana. Aku bisa menebak suara gaduh itu berasal dari suara semua kru yang ada di tempat ini. Aku bisa mengerti sih, siapa juga yang gak panik kalau sedang berada di sebuah markas bawah laut yang mati listrik?</div><div><br />
</div><i>Tidak ada apa-apa di depan, lari.</i><br />
<div><br />
</div><div>Suara misterius itu sekarang sudah seperti menempel di kepalaku, mungkin karena dia sering mencoba "mengkontak" aku, sehingga sekarang kepalaku menjadi kebal akan rasa sakitnya. Yah.. masih sakit sih setiap dia bicara, tapi tidak seperti biasanya.</div><div><br />
</div><div>Suara itu juga sedang membantuku untuk kabur dari tempat ini. Sekarang dia bersikap seperti sebuah alat navigasi super canggih. Intinya, apa yang dia katakan turuti saja, dengan begitu aku bisa keluar (katanya). Aku tidak tahu kenapa dia bisa melakukan hal tersebut. Jangankan hal itu, aku saja sampai sekarang masih belum tau siapa dia, dan kenapa suaranya sering muncul di kepalaku.</div><div><br />
</div><div><i>Stop, sekarang belok kanan, jangan lari, nanti anda akan bertemu sebuah pintu maka anda akan bertemu Claire.</i></div><div><br />
</div><div>Claire? oke. Aku langsung dengan gaya mengendap-endap mencoba untuk menemukan pintu tersebut.<br />
Aha! ini dia! walaupun gelap tapi tanganku bisa merasakan ada tekstur yang berbeda, berbeda dari tembok.<br />
<br />
<i>buka pintunya.</i><br />
<br />
Buka pintunya? bagaimana bisa? kan gelap!<br />
"Hey, bagaimana aku bisa tahu letak pintunya!"<br />
<br />
tidak ada jawaban<br />
<br />
Disaat begini.. kemana dia? bagaimana aku bisa... oh ada knop pintunya.<br />
Kriiiit.. pintunya kubuka sedikit.<br />
"Siapa disitu? Silahkan masuk!" Tibatiba ada suara misterius menyapaku.<br />
"C-Claire? itu kau?"<br />
"Bukan.. ini, aku, Aime" Seketika saja lampu kembali menyala bersamaan dengan kalimat itu diucapkan.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
Aku melihat Aime dan Milo sedang berdiri dengan Claire yang sedang diikat dikursi diantara mereka.<br />
"Sudah kuduga, kau bisa sampai kesini" Ucap Milo.<br />
"Saat mati lampu tadi, aku segera datang kesini, karena aku tau, entah pakai cara apa, kau pasti akan menolong Claire" Lanjutnya lagi.<br />
Claire terlihat setengah sadar. Wajahnya terlihat pucat.<br />
Entah karena ruangan ini yang begitu terang, atau memang wajah Claire yang pucat.<br />
<br />
"Lepaskan, Claire" Kataku dingin.<br />
Aime dan Milo malah tertawa. Entah apa yang lucu sehingga duo kriminal cilik ini tertawa.<br />
"Milo, kau adalah saudara kembar Claire, kau kemanakan hatimu? Kenapa kau melakukan semua ini?"<br />
"Shed, aku sayang dengan saudara kembarku ini, maka dari itu aku harus membuat dia bergabung dengan Tim Aqua, bersamaku, itu yang terbaik"<br />
"Terbaik? Kau bergabung karena hasutan Aime!" Tanpa terasa emosiku semakin naik.<br />
"Aime.. satu-satunya yang selalu ada bersamaku saat ayahku hilang, aku percaya dengan Aime" Entah kenapa Milo langsung terdengar mellow.<br />
Dari sini aku sudah tak bisa berkata apa-apa, aku paling tidak mau mencampuri urusan keluarga orang lain.<br />
<br />
"Cukup, dengan drama-nya", Aime memecah suasana.<br />
"Tak perlu kau ikut campur, Shed. Kalau kau tidak mau bergabung ya sudah. Tapi, kau tak boleh ingat akan semua hal ini" Lanjut Aime dengan dingin. Aime memanggil seekor Pokemon dari PokeBall.<br />
Pokemon itu berwarna agak keemasan dengan bentuk menyerupai menerupai manusia berkumis.<br />
<br />
Seketika saja, tubuhku tak bisa bergerak! seakan ada semacam gaya yang menahan tubuhku.<br />
"Apa yang mau kau lakukan? Apa yang akan kau lakukan dengan Alakazam itu!?" Aku mencoba berontak, tapi tidak bisa.<br />
"Alakazam, hapus semua ingatannya mengenai semua kejadian ini- Ah, tidak, hapus semua yang menyangkut dengan ini. Hapus semua ingatannya mengenai Milo, Claire, dan hal lain yang bersangkut paut. Hapus semuanya" Aime tersenyum lebar.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYsWKLpir6kBv8PKPjLXkcP3V_cZiovUZiqRr6ph3PgLSE5ntsJfGDhYGrH_Jlk8bJXov27e_DUjWs0yYNmdndXwgvMGA3zgDme_f0xA0_W6z-kdontMK7r6KUJQoJ7a2uReWRMZBVtIuJ/s1600/alalalalalaalakazam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYsWKLpir6kBv8PKPjLXkcP3V_cZiovUZiqRr6ph3PgLSE5ntsJfGDhYGrH_Jlk8bJXov27e_DUjWs0yYNmdndXwgvMGA3zgDme_f0xA0_W6z-kdontMK7r6KUJQoJ7a2uReWRMZBVtIuJ/s1600/alalalalalaalakazam.jpg" /></a></div><br />
Alakazam berjalan mendekatiku. Aku terus berusaha memberontak, tapi tetap saja tidak bisa.<br />
"Sialan! Aime! kau tak harus melakukan ini!" Aku masih mencoba memberontak.<br />
Mata alakazam berubah menjadi putih, aku merasa seperti ada hawa-gelombang aneh memasuki kepalaku.<br />
<br />
Sial, jadi semua berakhir seperti ini? Aku akan terbangun tanpa ingatan apa-apa tentang Claire, Milo ataupun Aime?</div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-9046175442759160782011-08-18T17:12:00.000+07:002011-08-18T17:12:40.057+07:00Entri #50 - Beberapa Menit Yang LaluBeberapa menit yang lalu...<br />
<br />
<br />
<br />
"Latias dan Latios? Kau memiliki mereka?"<br />
<br />
"Kau takut?"<br />
<br />
"Tidak, aku malah merasa tertantang" Balasku mencoba untuk optimis.<br />
<br />
Memang aku merasa tertantang, tapi aku tak begitu yakin akan menang. Ah, tidak, aku harus optimis. Aku pasti bisa melawan duo naga tersebut.<br />
<br />
"Omong-omong, aku hanya ingin memberitahu kalau duo Pokemon naga ini kudapatkan dengan bantuan Claire" Kata Milo.<br />
<br />
"Aku dan Claire memiliki semacam kekuatan untuk memanggil Latias dan Latios", Lanjutnya.<br />
<br />
"Oh ya?" Balasku acuh. Dasar Milo aneh, disaat seperti ini malah bercerita.<br />
<br />
"Sebenarnya, saat di kota Mosdeep kami berusaha untuk menangkap kau dan Claire bersamaan, namun sayang kalian bertengkar, jadi kau tak bisa tertangkap"<br />
<br />
"Maksudmu perihal aku dan Claire dikejar Heracross di Safari Zone itu ulah kalian?"<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Ya.. semacam itu. Sebelumnya kami membuat Claire kalah dalam kontes Pokemon agar bisa bertemu kau"<br />
<br />
Milo sialan, jadi semua ulah dia? Padahal aku sudah menangkap banyak Pokemon di Safari! Tapi karena ulah dia, semua jadi sia-sia.<br />
Ah sudahlah, yang penting pertarungan ini segera diselesaikan. Aku memanggil dua Pokemon-ku, Synyster dan Maxilliam.<br />
Pokemon besi seperti Lairon dan Magneton pasti kuat melawan duo Lati@s yang bertipe naga.<br />
<br />
Pertarungan pun dimulai, Latias dan Latios bergerak duluan dan langsung menyerang menggunakan Dragon Claw. Untung saja, aku dengan sigap menyuruh dua Pokemon besi tersebut untuk menggunakan Iron Defense. Walau serangan tersebut berhasil ditahan, tetap saja Synyster dan Maxilliam sedikit terluka. Aku pun membalasnya dengan Metal Claw dan Thunder Bolt. Sayangnya kedua serangan tersebut tidak berdampak apapun terhadap duo naga tersebut. Gawat. Ini sangat gawat.<br />
<br />
"Hahahaha, kau ini, masa' Pokemon naga diserang oleh serangan bertipe listrik?" Milo mencibir.<br />
Apa-apaan? dia juga tadi nyerang pake Dragon Claw ke Synyster! sudah tau tipe naga tidak begitu efektif terhadap Pokemon besi. Dasar Milo aneh.<br />
<br />
"Baiklah, Latias, gunakan Dragon Claw, Latios gunakan Shadow Ball!"<br />
Latias melaju cepat mencoba mencakar Synyster dengan cakarnya yang berapi-api, sedang Latios menembakan sebuah bola bayangan raksasa ke arah Maxilliam.<br />
Maxilliam berhasil menghindari serangan Shadow Ball namun tidak bagi Synyster yang terkena Dragon Claw secara telak. Synyster terpental jauh.<br />
Bagaimana mungkin Dragon Claw bisa sekuat itu?<br />
Atau memang kekuatan Pokemon legenda seperti itu?<br />
Ini tidak baik.<br />
<br />
"Synyster, kau tak apa?", Tanyaku cemas.<br />
Synyster mengangguk.<br />
"Ayo, Shed, aku tahu kau lebih hebat dari ini!", Teriak Milo.<br />
Entah kenapa Milo lebih terlihat seperti ingin menguji kekuatanku dibanding ingin mengalahkanku. Aneh.<br />
<br />
"Baiklah, Maxilliam, ThunderBo-AAAAARRRGHH!", Lagi kepalaku terasa sakit. Tapi kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Lebih sakit. Rasanya seperti kepalaku ditekan dengan sangat kencang.<br />
<br />
"AAAARRGHH! CUKUP!! SIAPA KAU!? APA MAUMU!? KELUAR DARI KEPALAKU!! AARRGH!!", Emosiku memuncak.<br />
Rasa sakit dikepalaku membuat pengelihatanku tidak jelas, semua terlihat pudar dan berputar.<br />
<br />
<i>Saya tahu Anda bisa mendengar suara ini...</i><br />
<br />
Tentu saja aku bisa mendengarmu! Gak usah sok formal gitu deh ngomongnya! Kau kan yang selama ini membuat kepalaku sakit.<br />
<br />
<i>Sebentar lagi, tunggu sebentar lagi. Saya berbeda dengan yang lain, maka dari itu Saya lebih susah berkomunikasi dengan anda. Masukan Magneton dan Lairon kedalam PokeBall.</i><br />
<br />
Tunggu, 'yang lain' katanya? Apa maksudnya? Sebenarnya makhluk apa sih yang ada di dalam kepalaku?<br />
<br />
<i>Lakukan sekarang..</i><br />
<br />
"AAARRGHH! DIAAM!! HENTIKAAN!", Aku berteriak dengan sangat kencang, sampai tenggorokanku terasa sakit. Dan benar saja, rasa sakit itu lama-lama menghilang. Seakan suaraku berhasil memukul mundur suara itu.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqIdDKTb80nXZgWPNWp5jcsBeS9AmSOB_YHdP25U5U1deci8INApbTMNrBJvdenKNsuGSeo03xddKCvBqx7ksGkMDkKy3WSWhsFdBWfd2o1NA3R2NyjT9NbWtQOkf6N653xCsrpRZIxJnA/s1600/images-voices-in-your-head.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqIdDKTb80nXZgWPNWp5jcsBeS9AmSOB_YHdP25U5U1deci8INApbTMNrBJvdenKNsuGSeo03xddKCvBqx7ksGkMDkKy3WSWhsFdBWfd2o1NA3R2NyjT9NbWtQOkf6N653xCsrpRZIxJnA/s1600/images-voices-in-your-head.jpg" /></a></div><br />
"Kau tak apa-apa, Shed?", Milo bertanya dengan nada cemas, walaupun raut mukanya menunjukan ekspresi menahan tawa.<br />
<br />
"Ya, aku tak apa-apa, tadi aku hanya pusing sedikit", Jawabku santai.<br />
<br />
"Jadi.. lanjutkan pertarungannya?"<br />
<br />
"Tentu saja-AAAAARGH!!! APA LAGI!?!?!?", Sakit kepala itu muncul lagi. Kayaknya aku harus minum obat sakit kepala.<br />
<br />
Apa yang anda tunggu? Kembalikan mereka kedalam PokeBall!<br />
<br />
"BAIKLAH! BAIKLAH!" Mau gak mau, aku harus menuruti kata suara tersebut. Yahh.. daripada sakit lagi.<br />
"Hahahaha, kekuatanmu seperti yang dikatakan agen Aaron. Sayang sekali dia sudah di pindah tugas-kan jadi aku tidak tahu secara rinci tentang kekuatanmu", Kata Milo.<br />
<br />
"Agen Aaron bisa merasakan kemampuan terpendam yang dimiliki orang lain, dan sudah tugasnya mencari orang yang memiliki kemampuan lebih untuk direkrut, sayang, dia gagal maka dari itu dia dipindahan ke divisi pertama.", Lanjut Milo mencoba bercerita. Namun sayang, aku tak mengerti sama sekali, karena kepalaku sangat sakit.<br />
<br />
"Kau menyerah, Shed?", tanya Milo, begitu melihat aku mengembalikan Pokemon-ku kedalam PokeBall.<br />
<br />
"Tidak juga-AAARGHH!" Suara itu seakan membunuhku secara perlahan. Badanku langsung lemas, aku langsung terjatuh.<br />
<br />
<i>Lima..</i><br />
<i><br />
</i><br />
<i>Empat..</i><br />
<i><br />
</i><br />
<i>Tiga..</i><br />
<i><br />
</i><br />
<i>Dua..</i><br />
<br />
"Aku mohon hentikan....tolonglah.."<br />
<br />
<i>Satu...</i><br />
<br />
BLANK!! Semua langsung menjadi gelap. Apakah... apakah aku mati?<br />
<br />
<i>Saya telah memutuskan semua aliran lisrik. Sekarang, ikuti instruksi saya baik-baik, dan Tuan akan keluar dari sini.</i><br />
<br />
'Tuan'?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJnSA8JlL_6qUbf9Q4XoaRCprhCBDOQFlYO1SRmyXn2nC5JlH3k3iXUou9Sdpn_PpUcxRfk5lBvhUXKrOiraBBAL-saKBT7qPoc-bD0aHNntNPNrFELyXWi3iOUzdrgrfnNsO_FiDuNWf/s1600/blackk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJnSA8JlL_6qUbf9Q4XoaRCprhCBDOQFlYO1SRmyXn2nC5JlH3k3iXUou9Sdpn_PpUcxRfk5lBvhUXKrOiraBBAL-saKBT7qPoc-bD0aHNntNPNrFELyXWi3iOUzdrgrfnNsO_FiDuNWf/s320/blackk.jpg" width="320" /></a></div><br />
-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-30114522490777471712011-06-18T10:36:00.000+07:002011-06-18T10:36:04.584+07:00Entri #049 - Memori yang Buram"Baiklah, kalau begitu biarkan aku pergi menyelamatkan mereka"<br />
"Kau.. tidak berpikir aku akan membiarkanmu begitu saja bukan?"<br />
Aku tersenyum lebar. Kedua tanganku bersiap untuk melempar PokeBall.<br />
Milo ikut tersenyum.<br />
<br />
"Maju! Latias dan Latios!" Milo berteriak kencang.<br />
Dua sosok naga berwarna merah dan biru muncul tiba-tiba. Apa? Latias dan Latios? Dua Pokemon legenda itu? Bagaimana Milo bisa mendapatkannya?<br />
"La..tias-Latios? Kau memiliki mereka?"<br />
"Kau takut?", Milo menaikan alis matanya.<br />
"Tidak, aku malah sangat merasa tertantang"<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIvuaWt2V3tcGsmCvQfF-9winwOGuBjPKAjb9UCye2NhBXZoLUOpRPjTi6kv0Hxy7RB8QAskP1hcr_4C89T_r-wRQRVRe1UwFUSStuLmppRzBuMQFGpRdeKfbQFR0hzAPSqWBznoDWu3o2/s1600/latias-latios.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="116" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIvuaWt2V3tcGsmCvQfF-9winwOGuBjPKAjb9UCye2NhBXZoLUOpRPjTi6kv0Hxy7RB8QAskP1hcr_4C89T_r-wRQRVRe1UwFUSStuLmppRzBuMQFGpRdeKfbQFR0hzAPSqWBznoDWu3o2/s200/latias-latios.jpg" width="200" /></a></div><br />
~<i>Sementara itu, di bagian lain dari marka Divisi 2... (prespektif Claire)</i><br />
<br />
Aku terbangun disebuah ruangan. Aku tidak begitu yakin berada dimana sekarang, pengelihatanku masih buram.<br />
"Claire? Akhirnya kau sadar juga", terdengar suara yang sangat familiar.<br />
Shed? tidak. Suara Shed tidak seperti ini, suara Milo juga tidak... Lantas suara siapa? terdengar sangat familiar.<br />
Semakin lama pengelihatanku semakin jelas, semakin jelas, dan semakin jelas.<br />
"Kenapa? kau masih mengantuk ya?" Terdengar suara yang sama.<br />
Oh, rupanya suara itu berasal dari.. Aime.<br />
<br />
Badanku terasa ringan, seperti aku telah lama tertidur. Aku juga tidak bisa mengingat dengan jelas kejadian sebelumnya, yang aku ingat hanya Aku, Shed, Sammon, Tate dan Liza sedang berada di gedung antariksa kota Mosdeep. Dan, aku ingat ada sebuah kalung misterius yang mengeluarkan serbuk-serbuk, setelah itu aku tidak ingat apa-apa. <br />
<br />
"Jangan bingung, yang membangunkanmu itu aku" Kata Aime.<br />
"Oh, iya, terima kasih" Balasku ngelantur. Rupanya aku dibangunkan oleh... Tunggu. Aime? Dia'kan penjahatnya! Untuk apa dia membangunkanku?<br />
<br />
Aku melihat sekitarku, tidak ada apa-apa, hanya banyak control panel dan layar besar didepanku, sedangkan dibelakangku ada 2 grunt berdiri menjaga pintu. Aku sendiri, sedang diikat disebuah kursi.<br />
Sekarang aku yakin sedang berada di sebuah ruang kontrol<br />
"Claire, saat kau terbius sleep powder, aku menyuruh Milo menggunakan Pokemon-nya untuk 'mengunci' kesadaranmu agar kau tidak mudah dibangunkan. Well, mungkin sekarang kau sudah bangun, karena aku bangunkan"<br />
"Kenapa kau harus membangunkanku? Kenapa tidak kau biarkan aku tidur lalu secara diam-diam buang aku ke laut?"<br />
"Hahahaha.. Itu masih nanti" Balas Aime tertawa. <br />
Aime menyalakan layar besar yang ada didepanku. Layar tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan saat dinyalakan, membuatku butuh waktu beberapa detik agar mataku bisa melihat dengan jelas.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbe_tyyTxWxbQ0QNJcUQ_XF5gyXWTa5z1i_pD9EO1FH8J20s-04yrXwVzWQMkaObgSWdBysV4qoravwtbwGR-La2usUAMIoy4MANZMPofj9hh1MEuqviJ0i41a48AzBVLoQn3pc9ocjO1s/s1600/control_room_data_center.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbe_tyyTxWxbQ0QNJcUQ_XF5gyXWTa5z1i_pD9EO1FH8J20s-04yrXwVzWQMkaObgSWdBysV4qoravwtbwGR-La2usUAMIoy4MANZMPofj9hh1MEuqviJ0i41a48AzBVLoQn3pc9ocjO1s/s320/control_room_data_center.png" width="320" /></a></div><br />
Gambar yang muncul di layar tersebut sangat mengejutkan. Milo dan Shed berada di sebuah ruangan yang luas. Shed bersama Magneton dan Lairon, sedangkan Milo bersama seekor Latias dan Latios. Mereka seperti sedang melaksanakan pertarungan ganda.<br />
Tunggu. Latias dan Latios? Apa aku tidak salah lihat? Apa yang kedua Pokemon legenda itu lakukan disini!?<br />
"Aku hanya ingin kau melihat Shed dihabisi oleh Milo, menggunakan Latias dan Latios" Kata Aime, santai.<br />
"Latias.. dan Latios? Hebat juga, kalian bisa mendapatkan kedua Pokemon legenda tersebut"<br />
"Bicaramu lucu sekali, Claire. Ini semua karena kau, juga"<br />
"Karena.. aku?" Jawabku, bingung. Sepertinya pembicaraan kita semakin gak jelas. Lebih baik aku diam.<br />
<br />
Selagi aku berusaha untuk tidak memperhatikan layar yang menunjukan pertarungan sengit Shed dan Milo, Aime berjalan mendekatiku. Menunduk menatap wajahku, dan tersenyum licik. Rasanya aku ingin melempar kursi yang sedang ku duduki ini kewajahnya, namun sayang, tanganku terikat.<br />
<br />
"Kau rupanya tidak diberitahu Ayahmu atau Milo, ya?"<br />
<br />
Aku terkejut begitu dia menyebut Ayahku. Ayahku.. Ayahku yang dulu hilang tiba-tiba, yang menyebabkan Milo berubah sifat. Jujur saja, aku masih bingung dengan apa yang terjadi dulu. Terkadang aku berharap bisa menghapus ingatan, sehingga aku bisa menikmati hidup dengan tenang sekarang. Tapi ya, bagaimana lagi, itulah hidup. Jika semuanya datar tidak ada naik-turun, namanya bukan hidup.<br />
<br />
"Biar aku sedikit bercerita" Kata Aime lagi.<br />
Aime menceritakan sesuatu yang mengejutkan, sesuatu yang bagiku tidak masuk akal. Tapi entah kenapa aku sangat yakin Aime mengatakan yang sebenarnya.<br />
<br />
Ayahku saat kecil berteman baik dengan Latias dan Latios. Bahkan, mereka tidak sekedar teman, begitu dekatnya mereka, sehingga Latias dan Latios sangat percaya kepada ayahku, dan Ayahku mendapatkan semacam kekuatan atau energi yang berguna untuk mengetahui atau memanggil Latias dan Latios. Setelah dewasa, Ayahku menjadi seorang koki terkenal. Dan karena sibuk, sudah tidak pernah bertemu dengan Latias dan Latios. Lalu, Sepeninggal Ibuku karena sebuah insiden yang melibatkan Tim Magma, Ayahku langsung meninggalkan pekerjaannya sebagai koki dan bergabung dengan Tim Aqua, dengan niat balas dendam. Disitu Ayahku berteman dengan Ibu Aime. Dari situ keluarga kita berteman baik dengan keluarga Aime<br />
Suatu hari Ayahku keceplosan menceritakan hal mengenai Latias dan Latios. Ternyata, Ibu Aime sangat terobsesi oleh hal tersebut, dan berniat untuk menangkap Latias dan Latios. Karena takut terjadi sesuatu, Ayahku pun secara diam-diam mentransfer kekuatan tersebut kepadaku dan Milo.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdGnIEYFCcubqHii0fgAerSSbgArseZglKTppbmsK3GB1uMN2_TgwBw6ntJLOJV0Elym1jJVFgMh0LLnZFx4fYvgD5kvaY0bPu-PY7PRQDry7olWvmvZ8xCD9SNkXsQBJgrGvUYvj6q6E/s1600/istockphoto_3435060-blue-and-red-energy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdGnIEYFCcubqHii0fgAerSSbgArseZglKTppbmsK3GB1uMN2_TgwBw6ntJLOJV0Elym1jJVFgMh0LLnZFx4fYvgD5kvaY0bPu-PY7PRQDry7olWvmvZ8xCD9SNkXsQBJgrGvUYvj6q6E/s200/istockphoto_3435060-blue-and-red-energy.jpg" width="146" /></a></div><br />
<br />
Ibu Aime yang tidak mengetahui hal tersebut, terus berusaha membujuk Ayahku untuk memanggil duo naga tersebut. Namun, Ayahku menolak karena kekuatan tersebut sudah bukan pada dirinya. Ibu Aime tetap tidak percaya dan terus membujuk Ayahku hingga pada akhirnya terjadi pertarungan hebat. Mereka bertarung di lereng gunung Chimney.<br />
<br />
Milo dan Aime menyaksikan pertandingan tersebut, namun Milo tidak mengerti apa yang terjadi. Lalu, karena pertarungan tersebut semakin tidak terkontrol, terjadilah kerusakan di lereng dan longsor pun terjadi. Ayahku dan Ibu Aime pun menjadi korban longsor tersebut. Milo pingsan, dan hanya Aime yang masih sadar. Ini semua terjadi pada hari dimana Ayahku hilang.<br />
Kejadian tersebut membuat Milo trauma dan ingatannya akan kejadian tersebut buram.<br />
Ya... kira-kira begitulah yang duceritakan Aime. Kedengaran seperti cerita di film-film ya?<br />
<br />
"Setelah divisi 2 hampir dibubarkan Archie karena tidak ada kemajuan apa-apa.."<br />
"Kau mengetahui kalau kekuatan tersebut berada di tubuhku dan Milo?", Aku memotong kalimat Aime.<br />
"Benar, agen Aaron bisa mengetahuinya"<br />
<br />
Cerita yang dikatakan Aime seperti memukulku. Aku hampir tidak percaya apa yang terjadi. Jadi selama ini aku memiliki semacam kekuatan untuk mengetahui atau memanggil Latias? Jadi Ayahku adalah anggota Tim Aqua? Sepertinya semua pertanyaan dalam hidupku telah terjawab, walau aku tidak menyukai jawaban tersebut.<br />
Eh,, Tunggu. masih ada satu pertanyaan lagi.<br />
<br />
"Aime, kenapa divisi 2 sangat menginginkan Latias-Latios?"<br />
"Hahahaha. Pertanyaan bagus. Duo naga tersebut sebenarnya memiliki benda bernama Soul Dew. Soul Dew memiliki kekuatan untuk mendatangkan banjir bandang. Biarkan Tim Magma kewalahan menghadapi Tim Aqua yang sedang berusaha menangkap Kyogre, sedangkan secara diam-diam kami punya cara lain untuk membentuk lautan" Jelas Aime panjang lebar. Entah kenapa Aime hari ini sedang senang bercerita.<br />
"Sepertinya hari ini aku banyak bercerita, bagaimana kalau kita nonton pertarungan itu" Lanjut Aime menunjuk ke layar yang menayangkan pertarungan Milo dan Shed.<br />
<br />
Aku melihat sedikit pertarungannya. Sepertinya kedudukan seimbang, tapi tidak tahu deh. Pertarungan ini begitu sengit, seandainya ini pertandingan resmi pasti sangat seru. Sebenarnya aku agak tertarik menontonnya, namun, itu sama saja seperti menyaksikan Shed dihabisi. Beberapa menit berlalu.. dan..<br />
BLANK!<br />
Tiba-tiba saja mati lampu. Semua menjadi gelap.<br />
<br />
Aku juga tidak tahu bagaimana bisa ada mati lampu di tempat seperti ini. Apakah Divisi 2 belum bayar tagihan listrik?<br />
Walau aku tak bisa melihat apa-apa, aku bisa merasakan kepanikan Aime dari suara grasak-grusuknya.<br />
<br />
Kira-kira... siapa yang melakukannya?-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-633993936340187512011-05-07T21:46:00.000+07:002011-05-07T21:46:43.002+07:00Entri #048 : Dimana?"AAPPAA!?!?"<br />
Tubuh Milotic yang besar dan berwarna kuning lama kelamaan menciut dan berubah menjadi warna merah, lalu masuk kedalam PokeBall-ku. <br />
"Apa yang barusan terjadi!? Kok bisa!?" Reiji berteriak penuh keheranan. Wajar memang, kalau aku adalah dia, aku juga pasti akan heran. Sangat heran.<br />
"Seumur-umur aku hidup baru tahu ada seseorang bisa menangkap Pokemon orang lain!!" Tanya Reiji dengan keheranan, sementara itu si Aime melongo seperti ikan yang belum diberi makan.<br />
Reiji berlari menghampiri dan merebut PokeBall yang ada ditangan kananku. Reiji seperti memeriksa PokeBall-ku, hingga diterawang segala. Memangnya PokeBall-ku uang palsu.<br />
<br />
"PokeBall-mu tidak ada yang aneh kok.. Tapi bagaimana kau melakukan hal tadi? Apakah ini juga termasuk 'kemampuan' yang kau punya? Menangkap Pokemon lawan?" Reiji bertanya dengan muka penuh keheranan, seperti seorang anak kecil yang baru tahu kalau Vibrava adalah evolusi dari Trapinch.<br />
"Hahahaha kau ini seperti anak kecil saja", Kataku santai.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Reiji memberikan kembali PokeBall itu kepadaku. Aku melihat kearah Aime, ia masih bengong dengan mulut yang terbuka lebar, kali ini seperti Loudred yang kelaparan. Bagus, dia sedang lengah. Dengan sigap aku langsung mengeluarkan Maxilliam dan menyuruh Pokemon magnet tersebut untuk melumpuhkan Aime dengan Thunder Wave. Aime yang kaget dan panik berusaha kabur, namun terlambat karena serangan dari Maxilliam lebih cepat mengenainya. Aime pun terjatuh dan tak bisa bergerak.<br />
<br />
"Bagus, sekarang ayo selamatkan Claire" Kataku menepuk pundak Reiji. Aku berjalan kearah Claire yang terikat di sebuah bangku. Aku menoleh kebelakang, rupanya Reiji masih belum menggerakan kakinya. Dia masih terdiam seperti patung. Aku harap Thunder Wave Maxilliam tadi tidak nyasar ke Reiji.<br />
"Aku masih bingung, Shed. Bagaimana kau bisa menangkap Milotic tersebut?"<br />
"Hahahaha, aku tidak menangkapnya, Reiji.." Aku berbalik badan dan mulai menjelaskan semuanya kepada Reiji.<br />
<br />
Aku menceritakan ke Reiji salah satu cerita pengalamanku dengan Claire. Jika kalian mengikuti kisahku, tentu ingat kejadian saat aku sedang menuju kota Fortree bukan? Saat itu aku dan Claire sedang berada di rute 119, mau menuju kota Fortree. Ditengah jalan, aku menemukan Feebas liar, aku berusaha menangkapnya. Tapi karena saat itu aku belum jago (memang sekarang sudah?), jadi Feebas tersebut kabur. Beruntung Claire punya semacam alat stiker-pelacak dan menempelkannya pada Feebas tersebut. Setelah membiarkannya pergi, aku bertemu Feebas tersebut lagi. Kali ini bersamaan dengan sebuah kapal selam milik Aime. Disaat itu aku dengan sukses menangkap Feebas, walau harus sekaligus berurusan dengan Aime. Saat itu Aime mencoba kabur, dan tanpa pikir panjang aku menyuruh Feebas untuk mengejarnya, yang malah Feebas hilang terbawa Aime.<br />
<br />
"Jadi mungkin saja setelah Feebas tersebut secara tidak sengaja terbawa Aime, dia melatihnya hingga seperti ini?" Tanya Reiji. Aku mengangguk. Aku menyadari hal ini setelah melihat stiker pelacak yang masih menempel pada ekor Milotic, juga karena suara misterius yang mengatakan aku 'manusia apatis'. Oke, aku memang salah, saat Feebas terbawa pergi aku tidak melakukan apa-apa. Tapi ya, mau bagaimana lagi? saat itu aku terkena Sleep Powder!<br />
<br />
"Seharusnya kau membuat sebuah diari atau Blog, Shed. Habis, petualanganmu sepertinya seru sekali" Kata Reiji ngelantur. Tak menghiraukan perkataan Reiji, aku langsung berlari menuju Claire dan berusaha melepas ikatan talinya, begitu juga Reiji langsung berlari mengikutiku.<br />
Aku berusaha melepas simpul tali yang mengikat tangan Claire. Namun aku gagal berkali-kali karena talinya menyetrum sehingga aku kesusahan. Akhirnya Reiji berusaha melepas simpul talinya dengan menggunakan sarung tangan, dan berhasil.<br />
<br />
Tapi.. masalah belum selesai karena Claire itu sendiri tidak sadarkan diri. Aku mencoba membangunkannya. Mulai dari meneriakannya, menggerak-gerakan badannya, hingga menyiramnya dengan air, tapi dia tetap tidak bangun.<br />
Reiji berhipotesis bahwa Claire tidak dibius dengan biusan biasa, atau malah tidak menggunakan obat atau alat apapun. Bisa jadi Claire dihipnotis, mungkin oleh Pokemon.<br />
"Bagaimana jika kau bertanya kepada Aime yang sedang lumpuh, Rei?" Pintaku selagi terus berusaha membangunkan Claire.<br />
Reiji setuju dan langsung berlari kearah Aime yang terbaring dilantai, tak bisa bergerak. Aku tetap terus berusaha membangunkan Claire. Aku terus menggerakan badannya, sesekali berteriak ditelinganya.<br />
Semoga saja saat dia terbangun dia tidak menjadi tuli.<br />
<br />
"Apa katanya, Rei?"<br />
<br />
Hening. Tak ada jawaban.<br />
<br />
"Reiji? Kau sudah bertanya belu...??" Aku menegok kebelakang, dan lagi-lagi mendapati sesuatu yang ajaib. Reiji menghilang. Begitu juga Aime yang sedang berbaring dilantai, sekarang sudah hilang. Hebat sekali. Kenapa hal aneh terus terjadi padaku?<br />
<br />
Tiba-tiba aku mendengar suara tepuk tangan.<br />
Dari mana asalnya? apakah ditempat ini ada yang ulang tahun? Lagipula, ulang tahun siapa? Tidak mungkin aku 'kan? Ulang tahunku masih lama!<br />
"Hebat, Shed, kau hebat" Terdengar suara menggema diruangan. Rupanya suara tersebut berasal dari seseorang yang berdiri dalam kegelapan di tepi ruangan.<br />
"Hey, Milo, jujur saja, aku agak bosan selalu bertemu denganmu disaat seperti ini" Sapaku yang berharap bahwa itu adalah suara tepuk tangan karena ada yang ulang tahun, bukan tepuk tangan Milo.<br />
<br />
"Claire dihipnotis menggunakan Gallade-ku, dia tidak akan bisa dibangunkan dengan cara seperti itu" Kata Milo dengan senyum lebar diwajahnya. Benar dugaanku, Claire dihipnotis oleh Pokemon, maka dari itu dibangunkan dengan cara biasa tak bangun-bagun!<br />
Dengan perlahan aku melepaskan legan Claire yang kugenggam dengan erat, dan berdiri tegap menghadap Milo.<br />
"Dimana Reiji?" Tanyaku dengan geram. Milo tersenyum.<br />
Dia mengangkat tangannya setinggi kepalanya, dan jari tangannya membentuk seperti sebuah kode. Seketika saja ruangan ini yang tadinya agak gelap menjadi terang. Sekarang aku bisa melihat setiap sudut ruangan dengan sangat jelas. Dan ruangan ini seperti kotak kosong raksasa. Semua tembok berwarna abu-abu polos. Tidak ada semacam pintu rahasia atau hal lainnya. Hal ini semakin membuat aku bingung, Milo datang darimana? dan kenapa Claire disekap diruangan seperti ini?<br />
<br />
"Kalau kau cukup pintar, pasti kau sadar bahwa aku sengaja membuatmu datang ke sini" Milo menghentikan langkahnya.<br />
"Tentu saja aku tahu" Padahal sebenarnya aku tidak tahu dan dalam hati terkejut. Aku tak menyangka bisa sebodoh ini sehingga terjebak dalam perangkap. Ya, perangkap. Setelah mengetahui hal tadi, aku langsung yakin ruangan ini adalah sebuah perangkap. Aku tidak tahu hal apa yang akan terjadi, tapi yang pasti bukan sesuatu yang baik.<br />
<br />
"Oh iya" Milo menggulung lengan bajunya.<br />
"Aku lupa" Lagi-lagi tangan Milo membentuk sebuah kode. Kali ini kodenya berbeda. Kali ini beberapa orang muncul dibelakang Milo dengan seekor Gallade ditengah-tengah mereka. Aku terkejut sekaligus bingung. Bingung karena aku tidak mengerti kenapa Milo harus menggulung lengan bajunya untuk melakukan kode tersebut?<i> Oh well</i>, bukan hal yang penting untuk dipikirkan sekarang.<br />
<br />
Segerombolan orang tersebut membawa sebuah monitor kecil. Monitor kecil tersebut menayangkan gambar Sammon dan Reiji sedang tak sadarkan diri di sebuah ruangan.<br />
"Mereka tak akan sadar, seperti Claire, kecuali kau menolong mereka seperti di film-film"<br />
"Tak perlu mengatakan hal seperti itu kau juga pasti tahu aku akan menyelamatkan mereka" Kataku kehabisan kata-kata untuk membalas kalimat Milo.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-91619306910346242232011-04-15T20:38:00.001+07:002011-04-16T15:25:37.721+07:00Entri #047 : Apatis*<i>Apatis : Ketidakpedulian, sikap masa bodoh</i><br />
<br />
"Kau benar-benar hebat, Shed. Aku tak menyangka kau bisa menemukan ruangan ini" Puji Aime.<br />
"Kalau aku tidak hebat, mungkin kau tak akan berusaha untuk menyingkirkanku" balasku tersenyum.<br />
Aime membalas kembali senyumku, ditambah dengan telunjuknya yang mengarah padaku.<br />
"Hydro Pump!" Tekanan air yang besar menghantamku, Synyster dan Reiji. Synyster dan Reiji terlihat lemas.<br />
"Synyster, kembali ke PokeBall-mu!"<br />
"Hahahahahaha.. Sekarang kau mati kutu, Shed. Kedua temanmu tak ada yang sadar"<br />
"Berarti kita sekarang satu lawan satu" Kataku sembari menghampiri Reiji yang tak sadarkan diri. Aku mngecek nadinya. Oh, masih berdenyut. Berarti dia hanya pingsan.<br />
"Satu lawan satu? Rupanya kau menantangku, ya?" Aime tertawa.<br />
"Milotic, Hydro Pump!" Perintah dia lagi.<br />
Jadi Pokemon yang dari tadi menyerangku adalah Milotic?<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8kyoQ8HRrv9AqOY44f7gAYG5M_FZCQryrpM3Bz4Y-XmxzGraIZqy9o0hyphenhyphenVIgllvji7VK2tn5iQph2tGrXbGyHBBUbs7qV0s8oTCvlh3QW1hLD8FTYmhuCopAP8KmHemBD-Lk1h4HVtGtc/s1600/Miloticu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8kyoQ8HRrv9AqOY44f7gAYG5M_FZCQryrpM3Bz4Y-XmxzGraIZqy9o0hyphenhyphenVIgllvji7VK2tn5iQph2tGrXbGyHBBUbs7qV0s8oTCvlh3QW1hLD8FTYmhuCopAP8KmHemBD-Lk1h4HVtGtc/s200/Miloticu.jpg" width="200" /></a></div><br />
"Skywalker, maju!" Sceptile kesayanganku berdiri dengan gagah. Skywalker yang bertipe rumput dengan mudah akan mengalahkan Milotic yang bertipe air.<br />
Aku memulai serangan dengan Leaf Blade. Skywalker berlari bagaikan ninja, bersiap menyayat Milotic, namun dibalas dengan Iron Tail. Skywalker terpukul mundur. Aku terus memerintahkan Skywalker untuk menggunakan serangan yang sama berulang-ulang, hasilnya selalu sama.<br />
"Humph, biar kuselesaikan ini, Ice Beam!" Milotic menyemburkan sinar dingin kepada Skywalker.<br />
"Skywalker, hindari!" Skywalker melompat menghindari Ice Beam dan langsung bersiap melakukan Leaf Blade. Aime yang sudah berantisipasi serangan ini, langsung memerintahkan Milotic untuk menggunakan Iron Tail. Untuk kesekian kalinya, Leaf Blade ditahan oleh Iron Tail.<br />
"Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi kau tidak mungkin menang, Shed"<br />
"Kau memang tidak tahu apa yang aku rencanakan. Kau tidak cukup pintar untuk mengetahuinya" Cibirku.<br />
Aime terlihat sangat kesal. Dengan nada yang tinggi, dia memerintahkan Milotic-nya untuk menggunakan Surf. Milotic menciptakan sebuah gelombang air dan menyapu seluruh ruangan seperti sebuah tsunami dan menyebabkan seluruh sudut ruangan basah. Skywalker terkena serangan tersebut dengan telak, namun dia terlihat baik-baik saja. Mungkin, karena serangan tipe air tidak akan berdampak banyak pada Skywalker.<br />
<br />
"uuhhh..." Tedengar suara lirih di dekatku. Tadinya aku berpikir itu adalah suara aneh yang sering muncul dikepalaku. Rupanya itu adalah suara Reiji yang mulai tersadar, walau dia belum begitu sadar dan masih meraba-raba sekitarnya seperti orang buta. Seperti Surf tadi menyadarkan Reiji.<br />
"Shed, itu kau?" Reiji sudah mulai sadar sepenuhnya. <br />
"Hey, Reiji, kau tidak apa-ap...AAAAARRGH!!" Mendadak kepalaku terasa nyeri.<br />
<br />
<i>Dasar manusia apatis..</i><br />
<br />
Lagi-lagi ada suara muncul di kepalaku. Baru saja dibicarakan, langsung muncul. Siapapun orang pemilik suara tersebut pasti panjang umur.<br />
"Manusia apatis? Apa maksudmu!?"Aku berteriak, berharap suara tersebut menjawab.<br />
"Shed? Kau berbicara sendiri?" Reiji mengerutkan dahinya, mungkin agak aneh saat dia terbangun dia menyadari temannya sedang berbicara sendiri.<br />
"Hohohoho.. Agen Aaron ternyata benar, kau memang memiliki kemampuan itu. Seandainya waktu itu kau menerima tawaran Aaron untuk bergabung dengan team Aqua, mungkin kau akan memiliki pangkat yang tertinggi diantara kita semua" Sahut Aime.<br />
<i><br />
</i><br />
<i>Kau tak peduli.. Kau membiarkan begitu saja..</i><br />
<br />
Rupanya suara tersebut membalas.<br />
"Tak peduli!? Aku tak mengerti maksudmu!!" <br />
"Hanya sedikit manusia yang memiliki kemampuan sepertimu.." Kata Aime.<br />
"Tak peduli? Kemampuan? Sebenarnya ada apa sih? Apakah aku pingsan begitu lama sehingga melewatkan episode-episode penting dari kalian berdua?" Reiji bertanya penuh kebingungan.<br />
Suara tersebut tidak menjawab.<br />
Dengan lemas aku duduk dan menyandarkan badanku ke tembok.<br />
"Shed? Apa yang terjadi?" Reiji berusaha bangkit.<br />
"Aku dari dulu sering mengalami sakit kepala, dan suara-suara misterius terus bermunculan dikepalaku"<br />
"Suara misterius? Apa maksudmu?"<br />
"Begitulah, seperti ada seseorang yang membisikan sesuatu di telingaku, biasanya suara tersebut berhubungan dengan hal yang terjadi saat itu.."<br />
"Mungkin itu hati nuranimu yang secara langsung mengatakan apa yang harus kau lakukan" kata Reiji.<br />
"Tidak. Suara yang kudengar sangat terdengar nyata dan seperti berbicara pada diriku" Kataku. Reiji mengulurkan tangannya, membantuku yang sedang duduk untuk bediri.<br />
<br />
"Iklannya sudah selesai? Bisa kita lanjutkan pertandingan?" Kata AIme.<br />
"Humph, Skywalker, Leaf Blade lagi!" Skywalker berlari kencang, bersiap untuk menyayat kembali Milotic. dan seperti tadi, Milotic menahannya dengan Iron Tail.<br />
"Sekarang Bullet Seed!" Disaat ekor Milotic menahan Leaf Blade, Skywalker langsung menggunakan Bullet Seed. Milotic yang lengah langsung terkena telak dan terjatuh.. tunggu, aku melihat sesuatu yang menempel di ekornya.<br />
<br />
Tunggu. Milotic? Benda yang menempel? Aku manusia apatis? ITU DIA!!<br />
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengembalikan Skywalker kedalam PokeBall dan berlari mendekati Milotic.<br />
"Shed! Shed! Apa yang!?" Reiji kaget melihatku berlari kearah lawan.<br />
Aku melihat dengan jelas ekor Milotic dan mendapati sebuah stiker aneh menempel di ekornya. Sekarang aku mengerti maksud dari suara-suara tersebut.<br />
"Sudah menyerah ya rupanya? Sekarang kau malah cari mati.. MILOTIC HYDRO PUMP!"<br />
Mati aku. aku tidak bisa pergi kemana-mana, kalau pun aku lari, mungkin tetap saja akan kena.<br />
Tiba-tiba saja seekor naga biru muncul dihadapanku, melindungiku dari Hydro Pump.<br />
"Hahahahaha.. temannya juga ingin melawan rupanya.." Aime tertawa.<br />
"Maaf Reiji, Salamence mu sampai harus keluar"<br />
"Tidak perlu minta maaf sekarang, dasar bodoh." Balas Reiji kesal.<br />
"Maaf juga Aime, tapi kau kalah" Kataku dengan senyum kemenangan.<br />
Aku mengambil salah satu PokeBall miliku dan mengadahkannya kepada Milotic, Aime tampak bingung. <br />
"Aku tak mengerti maksudmu.. Milotic, Hydro-"<br />
Sebelum Aime selesai berbicara, aku langsung memotong kalimatnya,<br />
"MILOTIC, KEMBALI KEDALAM POKEBALL-MU!" <br />
"AAPPAA!??!?!?!?" <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ4W60zXjWO6dis5hkksbHUdFAfb14cL3EQ3s-BiG9R9ZBKEpPFWRVkxTWF43BLVvwO-oiGws9JEa__JTCWNgLMOQQioo2sePcGvbWUJH9SQyD4f3OfDjx8CThSxkjbkDcP5Npu0QEYO5P/s1600/pokebal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ4W60zXjWO6dis5hkksbHUdFAfb14cL3EQ3s-BiG9R9ZBKEpPFWRVkxTWF43BLVvwO-oiGws9JEa__JTCWNgLMOQQioo2sePcGvbWUJH9SQyD4f3OfDjx8CThSxkjbkDcP5Npu0QEYO5P/s1600/pokebal.jpg" /></a></div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-39675850996796583472011-03-22T16:40:00.001+07:002011-03-23T14:53:57.117+07:00Entri #046 : Terobos"Synyster, maju!" Aku memanggil Lairon-ku.<br />
"Kau yakin lewat sini?" Reiji mengerutkan dahinya.<br />
"Yahh.. kita harus percaya kakakku"<br />
Sekarang aku sedang menyusup markas Divisi dua. Aku dan Reiji, memutuskan untuk menelusuri tempat ini untuk mencari Claire, sedangkan Kakakku tetap di tempat awal kami, mengawasi Aku dan Reiji dengan komputer. Dan sekarang, kata Kakakku, sudah mendekati ruangan tempat Claire berada. <i>Thanks to Porygon2.</i><br />
"Shed, jika kau lihat, di ujung lorong ada pintu besi" Kata kakakku melalui PokeNav.<br />
"Ya, Aku lihat."<br />
"Pintu itu sangat kuat, dan harus dibuka secara-"<br />
"Kenapa harus omong panjang lebar? AKu tahu cara membukanya" Aku mematikan PokeNav.<br />
Reiji berjalan mendekati pintu tersebut.<br />
"Sepertinya harus dibuka secara manual, tak ada gagang pintunya, atau butuh kata sandi" Katanya berbisik.<br />
"Aku tahu kok.. Synyster, Strength!" Synyster berlari cepat kearah pintu.<br />
Reiji kaget dan langsung melompat tinggi menghindari Synyster. Aku lupa ada Reiji di dekat pintu tersebut. Pintu tersebut langsung hancur, gepeng, seperti kaleng minuman yang telah di gencet dan menjadi lembaran logam gepeng. <br />
"Bodoh kau! Hampir saja tubuhku hancur!" Amuk Reiji. Aku hanya tertawa.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGshu2ndszo7s4F8vpcTlB4NVQ43RGwOWOdIjBP9g4IY0QofiZ92S53SF6Kclm8sMqEofSD5Q4uEfnOMOs7FFgZcYPaRBLe9JopEXGvOiZNJEo_eB6hEsOHKyt3pz78mHiW5_xc22uxTYK/s1600/230px-Paul_Lairon.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGshu2ndszo7s4F8vpcTlB4NVQ43RGwOWOdIjBP9g4IY0QofiZ92S53SF6Kclm8sMqEofSD5Q4uEfnOMOs7FFgZcYPaRBLe9JopEXGvOiZNJEo_eB6hEsOHKyt3pz78mHiW5_xc22uxTYK/s1600/230px-Paul_Lairon.png" /></a></div><br />
Setelah itu kami kembali berjalan, dan mendapati sekelompok orang dengan baju loreng zebra dan celana biru menghadang! Orang-orang tersebut bersama beberapa Pokemon, seperti Mightyena, Golbat, dan lain-lain. Ya, Grunt Tim Aqua<br />
"Cih, mereka lagi"<br />
"Tenang saja Shed, biar aku yang urus" Reiji berjalan mendahuluiku.<br />
"Oke, hancurkan mereka dengan Salamence-mu"<br />
"Kali ini bukan Salamence, aku akan menunjukan Pokemon-ku yang lain, keluarlah, kawan!" Reiji melemparkan PokeBall ke udara, seekor Pokemon besar muncul.<br />
Pokemon tersebut berbentuk seperti seekor kadal raksasa bersayap, dengan api diujung buntutnya, dan terkenal di kalangan pelatih di daerah Kanto. Benar, Pokemon tersebut adalah Pokemon favoritku saat aku masih kecil. Pokemon tersebut adalah... Charizard.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9UjDeXz6aPgJZI3-LXLObRkQcSahEzPk89gGxtURI_6DghDezk5dWl51heLjzyw0R9M3eeKoVwggYYE4Brp2iYe7ai7vJyHAYC1M7viioA_QDInQNXq0WN9TEQzFL-5cv4vX7-2eLktbE/s1600/ShinyChar.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9UjDeXz6aPgJZI3-LXLObRkQcSahEzPk89gGxtURI_6DghDezk5dWl51heLjzyw0R9M3eeKoVwggYYE4Brp2iYe7ai7vJyHAYC1M7viioA_QDInQNXq0WN9TEQzFL-5cv4vX7-2eLktbE/s200/ShinyChar.png" width="200" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div>"Ke.. keren.." Aku terkagum.<br />
"Iya, Keren sekali.." Sahut salah satu Grunt.<br />
"Hey! Jangan terkagum begitu! Ayo kita serang!" Sahut yang lainnya lagi dengan kesal.<br />
Pokemon-Pokemon tersebut menyerang Charizard secara beruntun. Tapi, Charizard terlihat seperti tidak terkena apa-apa.<br />
"Dasar bodoh, Charizard, Fire Blast!!!" Charizard melontarkan Api berbentuk bintang dari mulutnya. Api berbentuk bintang tersebut menyapu habis semua yang ada di depannya. Para Grunt dan Pokemon-Pokemon-nya terkapar tak sadarkan diri.<br />
"Bagus, kawan! Kembali ke PokeBall-mu!" Charizard tersebut mengibaskan ekornya, dan kembali kedalam PokeBallnya. Hebat juga, yang kudengar Charizard adalah salah satu Pokemon yang susah untuk dilatih, tapi Charizard Reiji tadi terlihat sangat jinak dengan mengibaskan ekornya. Ckckckck, Reiji sepertinya jauh lebih berpengalaman dariku.<br />
<br />
Kami pun melanjutkan perjalan, sampai pada akhirnya menemukan sebuah pintu yang kami percaya sebagai ruangan tempat Claire di sekap.<br />
"Peta pada Porygon2 mengatakan demikian" Kata Kakakku.<br />
Saat kami mau mencoba menerobos masuk menggunakan Synyster, pintu itu terbuka dengan sendirinya!<br />
Tanpa pikir panjang, kami langsung mencoba masuk kedalam. Dan benar, ada Claire disitu. Tak sadarkan diri, duduk di sebuah kursi.<br />
Aku, Reiji, dan Synyster langsung berlari menuju Claire. Aku mencoba membangunkan Claire.<br />
"Sekarang bukan saatnya, yang penting lepaskan ikatan tangannya" Kata Reiji.<br />
Saat aku mencoba membuka ikatannya, tanganku tersengat listrik!<br />
"Hmm.. Menyetrum ya, biar aku saja" Reiji mengambil alih, dia mengambil sapu tangan dari kantong celananya, dan memakainya. Reiji langsung mencoba membuka simpul tali yang mengikat tangan Claire. Dia terlihat kesusahan. Setelah terus mencoba, gerakan tangan Reiji melamban. Dia menatap muka Claire. Dia terus menatap Claire selama beberapa menit, tak berkedip. Seperti pandangannya terkunci.<br />
"Reiji! Cepat lepas talinya!" Aku menegur Reiji.<br />
"Oh iya. Shed, kalau dipikir-pikir, Claire cantik juga"<br />
"Apa Maksudmu!? Sekarang bukan saatnya!!" Kataku sewot.<br />
Saat talinya hampir terlepas, tiba-tiba saja kami tersapu oleh sebuah gelombang air. Kami langsung terseret beberapa meter.<br />
"Hai, kawan lama" Terdengar suara perempuan yang sangat familiar, dan kubenci. Ya, benar itu adalah suaranya..<br />
"Hai juga, Aime" Jawabku.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-21462163306505111392011-03-16T13:29:00.001+07:002011-03-16T13:32:16.249+07:00Entri #045 : Kelebihan Manusia"Hiaatt!!" BRAK! Aku terus mencoba untuk mendobrak tembok kaca ini. Memang sih kita sekarang sudah berada di dalam markas mereka.. Tapi kalau begini sama saja bohong!<br />
"Shed, hentikan, kau tidak akan bisa mendobraknya" Sammon berkata dengan tenang.<br />
Aku mengabaikan perkataan Kakakku dan terus mencoba mendobrak tembok kaca yang mengurung kita seperti di dalam sel kaca. Aku terus menendang, memukul, mendabrak dan hal lainnya agar tembok ini hancur. Tapi tidak ada yang berhasil, yang ada malah badanku yang hancur dan kecapaian.<br />
"Shed, hentikan!" Sammon menarik tubuhku.<br />
"Tak ada salahnya mencoba, lagi pula tidak ada jalan lain 'kan?" Kataku ngos-ngosan.<br />
"Ada, ada jalan lain" Reiji tiba-tiba memotong.<br />
"Oh ya?" Aku berbaring di lantai sembari mengelap keringat yang bercucuran. "Apa itu?" Lanjutku lagi setengah tak percaya.<br />
Reiji tersenyum. Lalu dia berjalan ke tembok kaca yang dari tadi aku coba hancurkan. Reiji terlihat mengamati keadaan diluar sel kaca ini. Ruangan di luar sel tidak ada orang, karena Milo baru saja keluar, dan isinya lumayan sederhana. Hanya berisi seperangkat komputer-super canggih, meja dengan gadget-gadget gak jelas, sebuah lemari dan pintu besi. <br />
"Kita bisa membuka ini dari luar. Dengan Pokemon" Kata Reiji.<br />
"Ide yang bagus. Tapi sayang sekali karena POKEMON KITA 'KAN ADA DI LUAR!!" Aku berteriak emosi. Habis, kalau Pokemon kita ada disini, pasti aku sudah menggunakan Pokemonku dari tadi.<br />
<a name='more'></a><br />
"Justru itu, kita menyuruh Pokemon kita yang berada di luar untuk membuka sel ini" Sammon tiba-tiba nyambung. Mereka sepertinya (lagi-lagi) memiliki pikiran yang sama, dan hanya aku yang tak berpikir sama seperti mereka. Aku jadi merasa bodoh sendiri.<br />
<br />
"Shed, Aku sudah lama menjelajahi hutan, laut, gunung dan lain-lain. Maka dari itu, aku sering tertimpa bencana mulai dari badai di laut, sampai gunung meletus.dan bukanlah jarang aku terpisah dari Pokemon-Pokemonku saat bencana terjadi" Cerita Reiji.<br />
"Wow, kasihan juga kau" Kataku santai. Reiji menatapku dengan tatapan yang berarti "berisik kau", lalu kembali bercerita.<br />
"Karena itulah aku bisa memanggil Pokemonku dari jauh, bahkan saat sedang berada dalam PokeBall, untuk datang kepadaku"<br />
"Apa?" Aku kurang menangkap kalimat Reiji. Tiba-tiba saja Reiji bersiul. Lalu langsung sunyi. Satu detik, lima detik, sepuluh detik. Tidak terjadi apa-apa. <br />
"Mana, Reiji?" Kataku sedikit kesal.<br />
Seketika saja, terjadi gempa kecil, dan DUAAR! tembok diluar ruangan runtuh!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUnnJY-g6qaUZhEl32xYVPbu4rhcuoGxS-RV8HZ1EUkk20c5ega-o2Z8y9V7QR2WmZBuiVQkWF-Hk9Om16l7RinMIrfTBhIohjlYh9Q1_I9Ac4UH0PtOwfwlYlruPdmMt2t-QE1Ojgmp8i/s1600/A+Hole+in+Circ+Room+Wall.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUnnJY-g6qaUZhEl32xYVPbu4rhcuoGxS-RV8HZ1EUkk20c5ega-o2Z8y9V7QR2WmZBuiVQkWF-Hk9Om16l7RinMIrfTBhIohjlYh9Q1_I9Ac4UH0PtOwfwlYlruPdmMt2t-QE1Ojgmp8i/s320/A+Hole+in+Circ+Room+Wall.jpg" width="320" /></a></div> <br />
"Siapa itu?!" Kataku panik. Dari situlah terlihat sesosok naga berwarna biru. Salamence milik Reiji.<br />
"Sepertinya Pokemon kita berada di ruangan sebelah" Kata Sammon.<br />
"Oke, Salamence, tolong keluarkan semua Pokemon kita dari PokeBall!" Salamence mengibaskan sayapnya, alhasil banyak PokeBall berterbangan. Para Pokemon pun keluar dari dalam PokeBall-nya.<br />
"Yeah! Baiklah, semuanya hancurkan sel ini! SERAANG!" Aku memerintahkan semua Pokemon ku untuk menyerang. Tapi apa daya, tembok kacanya masih belum hancur juga! Bahkan tidak retak sekalipun!<br />
"Sudah kuduga, cara manual tak akan bisa menghancurkannya" Gumam Sammon.<br />
"Porygon2! Tolong buka selnya!" Lanjut Sammon.<br />
Mata Porygon2 langsung tertuju pada sebuah komputer dengan layar besar.<br />
Porygon2 berjalan mendekatinya, dan tiba-tiba saja Porygon2 menghilang!<br />
"Kemana dia?" Reiji bingung.<br />
"Lihat saja. Akan kubuktikan salah satu kelebihan manusia dibanding Pokemon" Sammon terlihat tenang dan tersenyum. Tak lama, Selnya terbuka secara otomatis!<br />
Setelah itu Porygon2 terlihat di layar komputer tersebut dan keluar dari layar.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKZbF7AiH_Wcydnxo_X_TR0DS1bLDYnXqVFAWJjZHqbBgRDQlmRG3YASgqE5CMsqJktAVzoTbWdpcdj9O6Fyui9kfKkYDhXDf1BNts1WtMEq1SYMKGk1A3e-PRpuzinLsc6eFR9yJYWvMe/s1600/Into_The_World_of_Cyberspace_by_Cyndaquil_CDB.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKZbF7AiH_Wcydnxo_X_TR0DS1bLDYnXqVFAWJjZHqbBgRDQlmRG3YASgqE5CMsqJktAVzoTbWdpcdj9O6Fyui9kfKkYDhXDf1BNts1WtMEq1SYMKGk1A3e-PRpuzinLsc6eFR9yJYWvMe/s320/Into_The_World_of_Cyberspace_by_Cyndaquil_CDB.png" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />
"Porygon2, seekor Pokemon ciptaan manusia yang memiliki kemampuan untuk memasuki jaringan komputer" Aku berusaha menjelaskan apa yang terjadi ke Reiji.<br />
"Begitu ya, aku tidak tahu Porygon bisa sehebat itu, pantas saja harganya mahal" Reiji bergumam.<br />
"Tapi yang ini gratis, karena aku menciptakannya sendiri dengan kejeniusanku! Hahaahahahaha!" Sammon tertawa bangga. Atau bisa aku bilang,menyombongkan dirinya.<br />
Setelah sel terbuka, Pokemon kita langsung menyambut para pelatihnya masing-masing dengan gembira.<br />
"Sekarang apa?" Tanya Reiji,.<br />
"selamatkan Claire. Setelah itu, kita hancurkan tempat ini" Jawabku santai.<br />
<br />
<br />
<i>*Porygon2 picture from <a href="http://cyndaquil-cdb.deviantart.com/art/Into-The-World-of-Cyberspace-171708343">cyndaquil-cdb</a></i>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-17695325740657895032011-02-25T20:45:00.000+07:002011-02-25T20:45:12.885+07:00Entri #044 : Tujuan dan Latar BelakangAku duduk di sebuah ruangan berbentuk persegi, dengan tembok dan lantai yang terbuat dari semen. Aku tak yakin apa yang sedang kulakukan disini. Satu hal yang pasti, aku tidak melihat satu pun orang di ruangan ini. Dimana aku? dan, Sedang apa aku disini?<br />
<br />
"Jadi, Shed, apa sebenarnya tujuanmu kesini?" Terdengar suara misterius menggema di ruangan. "Ayo cepat jawab jika kau mau keluar dari sini"<br />
"Aku.. tujuanku kesini adalah untuk mengetahui tujuan dari dibuatnya Divisi Dua dari Tim Aqua! Aku yakin pasti sesuatu yang tidak baik! Atau malah lebih buruk dari Tim Aqua yang selama ini ada di TV!" Aku mengatakan semua tujuanku. Aku sebenarnya tidak mau mengatakannya secara blak-blakan, tapi entah kenapa aku tak bisa mengontrol mulutku.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Oh ya? Hanya itu saja tujuanmu? Kau yakin?" Suara itu kembali bertanya.<br />
"Tidak. Aku juga harus menyelamatkan Claire. Dia diculik. Aku yakin Claire diculik Divisi dua. Aku tidak tahu apa tujuan mereka menculik Claire, tapi aku akan menyelamatkannya!" Jawabku lantang.<br />
"Hahahahaha.. Sungguh dramatis, Shed. Lalu, bagaimana dengan Aime dan Milo? Dua admin termuda dari Divisi dua? Apa yang akan kau lakukan dengan dua penjahat tersebut?"<br />
"Aku.. aku.. aku tidak tahu.. Tapi menurutku Milo tidak sepenuhnya jahat! Dia pasti berbuat seperti ini karena sesuatu! Claire memberitahuku bahwa Milo menjadi seperti itu semenjak bertemu Aime dan Ayahnya hilang!"<br />
"Maksudmu dalang dibalik Milo itu Aime?"<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaqrtmKSqpscGRHcu1oDWJO9dmZCkOy6d_aD0CAst2tiYHEMUFADr5K_IDHS8sTCWiAlXiS5q1qrZya13rYRlYPo7YoHuB0J0ZkWZWnb8EO5PK5UVaxBS_kBJ20aHSzpGSg1IGr-zJXLk6/s1600/Interrogation-Room.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaqrtmKSqpscGRHcu1oDWJO9dmZCkOy6d_aD0CAst2tiYHEMUFADr5K_IDHS8sTCWiAlXiS5q1qrZya13rYRlYPo7YoHuB0J0ZkWZWnb8EO5PK5UVaxBS_kBJ20aHSzpGSg1IGr-zJXLk6/s1600/Interrogation-Room.jpg" /></a></div><br />
Aku tak bisa menjawab apa-apa, walau ada bagian dari diriku yang memang yakin bahwa Aime adalah dalang dari semuanya. Aku mengangguk pelan.<br />
"Jadi menurutmu Aime dibalik semua ini? Yang membuat Milo menjadi seperti ini? Yang membuat Claire diculik? Apakah benar begitu, Shed? " Aku tak bisa berkata apa-apa. "Kau bahkan tidak tahu asal-usul pasti Aime, tapi sudah berkata bahwa dia yang dibalik semua ini. Sungguh keputusan yang sangat egois"<br />
Seketika itu Claire muncul dihadapanku. "Sekarang, coba selamatkan dia, pahlawan" Suara tersebut meredup. Ruangan ini menjadi sangat gelap, namun aku masih bisa melihat Claire.<br />
"Claire, aku akan menyelamatkanmu" Kataku tersenyum.<br />
Saat aku mau berlari menghampiri Claire, tubuhku tak bisa digerakan!<br />
"Apa yang..? Claire, tunggu disitu!" Aku berusaha sekeras mungkin untuk bisa bergerak, namun tidak bisa! Dari tempatku berdirilah aku melihat Claire mulai diselimuti awan berwarna hitam. Tak ada yang bisa kulakukan selain melihat Claire terselimuti awan gelap dan mendengar dirinya meringis kesakitan.<br />
"Claire! Tidak! Clairee!!!"<br />
<br />
Pemandangan berubah. Sekarang aku berada disebuah ruangan dengan tembok kaca. Aku melihat sekeliling. Ada Kakakku, dan juga Reiji yang tidak sadarkan diri.<br />
"Mimpi indah Shed?" Terdengar suara Milo dari luar ruangan. <br />
Mimpi? Berarti yang tadi itu mimpi? jadi, kejadian interogasi tadi hanyalah sebuah mimpi?<br />
"Dimana aku?" Padahal sebenarnya aku agak yakin bahwa aku sedang didalam sebuah kurungan.<br />
"Tentu saja di markas ku, jenius. Kau dengan bodohnya tertangkap oleh para grunt yang bertugas menjaga bagian luar markas" Milo tertawa lepas.<br />
Berhasil, kita sudah berada di dalam markasnya. Strategi Reiji berhasil.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6tbekjYvyGNLEmsFC3tFooZl51KCdZyXrGgRuMYcYDXRFx1kBYZX7LHXmr0snnYYhRzHFq_cDm9s9ASUZMXDg97NWD7EWheWboRNr0pr_DeRBJMfq9HVUC3x45ptmCe8-Y_aTeqwUHHk/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6tbekjYvyGNLEmsFC3tFooZl51KCdZyXrGgRuMYcYDXRFx1kBYZX7LHXmr0snnYYhRzHFq_cDm9s9ASUZMXDg97NWD7EWheWboRNr0pr_DeRBJMfq9HVUC3x45ptmCe8-Y_aTeqwUHHk/s1600/index.jpg" /></a></div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-37471515606972113492011-02-18T21:05:00.000+07:002011-02-18T21:05:05.234+07:00Entri #043 : Menjemput Yang Hilang, Menghancurkan Yang Ada"Sudah sadar?"<br />
"Kak? Dimana ini?" Tanyaku lirih.<br />
"kamar Pokemon Center. Kau yang terakhir bangun"<br />
Aku segera mencoba untuk berdiri, namun badanku masih agak susah digerakan. Masih terasa kaku. Sepertinya ini efek dari Stun Spore tadi.<br />
"Tate dan Liza sudah dari tadi sadar dan mereka kembali ke Gym" Kata Sammon.<br />
"Iya, iya, lalu Claire? Bagaimana dengannya?" Sammon terdiam. Aku mengulang pertanyaanku dan dia tetap diam seakan dia tidak tahu jawabannya atau.. tidak mau memberi tahu jawabannya?<br />
<br />
Sammon mengalihkan padangannya, mengindikasikan dia sedang berpikir. Apa yang dipikirkannya? Apakah jawabannya begitu sulit dikatakan? Dari sini aku sudah tahu bahwa pasti jawabannya tidak baik.<br />
"Dia... hilang. Pasti ulah para Divisi dua" Kakakku menjawab dengan terbata. Sudah kuduga jawabannya akan semacam ini. Ini sudah keterlaluan. Apa yang mereka inginkan? Sungguh tidak jelas.<br />
"Sekarang bagaimana?" Kataku menghela nafas. Kekesalanku sudah melebihi batas bahkan hingga aku sudah tidak bisa menunjukan ekspresi kesal lagi. Seperti sebuah benda yang bergerak sangat cepat sehingga kelihatannya bergerak lamban.<br />
<a name='more'></a><br />
"Itu dia, aku ada kabar bagus" Sammon beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamar. Disaat itulah seorang anak berambut urakan dengan wajah yang sangat familiar masuk. Apa yang dia lakukan disini?<br />
"Dia telah menyelidiki markas rahasia para Divisi dua, dan percaya atau tidak, dia berhasil menemukannya" <br />
"Disekitar rute 217, di dasar laut. cukup mudah menemukannya" Orang tersebut memperjelas kalimat Sammon.<br />
Aku tersenyum simpul. Yah setidaknya ada titik terang atas segala masalah ini. Akhirnya kita menemukan markasnya. Akhirnya kita bisa mengetahui apa itu Divisi 2.<br />
"Terima kasih, Reiji"<br />
"Suatu kehormatan bisa membantumu, Shed"<br />
<br />
<br />
Tak lama kemudian di hari yang sama, Aku, Sammon dan Reiji sedang dalam perjalanan ke rute 217 dengan menggunakan Fearow dan Salamence milik Reiji. Kesabaranku dan kakakku yang telah habis telah membuat keputusan nekat : Menyusup ke markas mereka hari itu juga. Reiji yang memang selalu bersemangat dan senang berpetualang meminta untuk ikutan, yang dimana sangat bagus karena Reiji sangat kuat dan dia pasti bisa membantu banyak dalam hal ini. Sammon mencoba menghubungi Wallace namun panggilan PokeNav tidak dijawab. Aku juga tadinya berniat untuk meminta bantuan Fadli, karena koleksi Pokemon terbangnya pasti bisa sangat membantu, belum lagi dia juga kuat. Tapi berhubung Fortree jauh dari sini, maka niat itu aku batalkan. Lagipula kalau kebanyakan orang takut kita lebih mirip seperti Boyband gadungan dibanding sebuah tim penyusup.<br />
<br />
"Yak, kita tepat berada diatasnya" Kata Reiji setelah kita terbang cukup lama.<br />
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanyaku.<br />
"Karena Porygon2 ku dilengkapi dengan program yang bisa membuat simulasi peta 3 Dimensi" Sahut Sammon yang duduk dibelakangku.<br />
"Begitu ya? Keren juga..." Aku terkagum. Tak menyangka Kakakku bisa sejenius ini. Aku pun melanjutkan kalimatku, ".... Tapi bagaimana kita bisa masuk? pengamanannya pasti kuat" <br />
<br />
Hening.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMnHFKKyvU-FIp-9wR2QF79wU8PDkwpnkfjXDqmg7xvFy6S_OhJoZfnuVgJrHa8OrFpg7I5qRYcCmnVI2Xra09mx6sgdwZhxm0e3mKwk4wL1rPZ2OLEZ68zX8Yi8LG1r9xyKD9aQwa9wEF/s1600/blue+ocean.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMnHFKKyvU-FIp-9wR2QF79wU8PDkwpnkfjXDqmg7xvFy6S_OhJoZfnuVgJrHa8OrFpg7I5qRYcCmnVI2Xra09mx6sgdwZhxm0e3mKwk4wL1rPZ2OLEZ68zX8Yi8LG1r9xyKD9aQwa9wEF/s1600/blue+ocean.jpg" /></a></div><br />
"Benar juga kau, Shed" Jawab Kakakku. Jadi sudah tahu markas tapi tidak tahu cara masuk? Kekagumanku langsung sirna.<br />
"Atau mungkin.. dengan strategi 'play dead' atau berpura-pura mati" Cetus Reiji.<br />
<br />
Hening. Lagi.<br />
<br />
Reiji melihat kearahku dan Sammon.<br />
"Tapi bukan berarti berpura-pura mati secara harfiah, tapi pura-pura mati yang seperti<i> ini</i>" Mendadak Reiji langsung memerintahkan Salamence-nya untuk melakukan Hyper Beam tepat kebawah laut.<br />
"Apa yang kau lakukan!?" Sammon berteriak. Reiji tidak merespon, sepertinya saking kuatnya suara yang dihasilkan Hyper Beam telah membuat tuli telinga Reiji.<br />
<br />
Salamence lalu menghentikan Hyper Beam-nya. Selang beberapa menit. Tiba-tiba saja ada semacam aliran listrik menyambar Reiji. Reiji meringis kesakitan. Begitu juga Salamence-nya.<br />
"REIJI!! Dasar Bodoh!!" Teriakku yang diselimuti rasa panik.<br />
"Pintar juga anak ini" Kakakku malah bergumam dengan tenangnya padahal Reiji baru saja tersambar semacam aliran listrik yang datang dari bawah.<br />
"Pintar!? Apa yang pintar!?" <br />
"Reiji baru saja tertangkap Tim Aqua. Jadi kita kita masuk kedalam dengan cara tertangkap"<br />
"Maksudnya dia sengaja menyerang agar tertangka-AAAA!!!"<br />
Seketika saja tubuhku terasa sangat sakit. Rupanya Listrik tadi juga ikutan menyambar Fearow yang sedang kami kendarai. Kita juga tertangkap. Berita baik, karena dengan begitu kita bisa masuk kedalam.<br />
Sengatan listrik tadi langsung membuat tubuhku menjadi lemas, semakin lama aku merasa seperti terjatuh.. terjatuh.. sampai akhirnya kami dihampiri oleh sekelompok orang mengenakan baju biru.. Saat itu juga, aku kehilangan kesadaran.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-25707213889710436692011-02-03T13:08:00.000+07:002011-02-03T13:08:58.426+07:00Entri #042 : Klasik"Tate, Liza, kalian yakin alat itu yang mereka ambil?"<br />
"Iya, aku yakin alat detektornya berada di situ, namun sekarang hilang" Tate menunjuk salah satu lemari besi yang sudah berlubang. Ruangan dimana kami berada sekarang adalah ruang penelitian di Pusat Antariksa. Ruangan ini biasa dipakai untuk meneliti sesuatu. Mereka sepertinya sedang meneliti mengenai keberadaan Pokemon di luar angkasa sana, bisa dilihat dari berkas-berkas yang berceceran dimana-mana.<br />
"Mereka menghancurkan generator utama, sehingga semua listrik mati, maka dari itu CCTV tidak bisa berfungsi" Lanjut Tate.<br />
"Pantas saja lampu dan komputer disini tidak ada yang mau menyala" Balas Sammon. Detektor yang dicuri adalah alat yang digunakan untuk melacak Pokemon dengan menggunakan patokan sebuah benda yang berhubungan dengan Pokemon tersebut. Entah apa yang mereka mau lacak.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHKYrhX5OEvsC17_7JxkUddDletnN7BWOTg11qw5XKOH7icuLaVtvri9K-nSr77g_0GrSnrzosrzz3EmL1dTbHrwFvFCA4Vr9qcyRQbhMxBIC_ahp5dKQnbwcMYeIi0EFBnZBeS1qgDtiG/s1600/MessyOffice.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHKYrhX5OEvsC17_7JxkUddDletnN7BWOTg11qw5XKOH7icuLaVtvri9K-nSr77g_0GrSnrzosrzz3EmL1dTbHrwFvFCA4Vr9qcyRQbhMxBIC_ahp5dKQnbwcMYeIi0EFBnZBeS1qgDtiG/s1600/MessyOffice.jpg" /></a></div>"Bisakah kita segera pergi dari sini? Perasaanku tidak enak" Gumam Claire yang dari tadi duduk di sudut ruangan memperhatikan aku, Kakakku Sammon, Liza dan Tate mengobrak-abrik seisi ruangan ini, berharap ada petunjuk. Kami sengaja tidak meminta bantuan polisi karena jika hal ini bocorke publik, takut Divisi 2 akan melakukan hal nekat. Maka dari itu kami meminta Polisi untuk membuat barikade di luar gedung.<br />
"Kalian tidak akan menemukan apa-apa.. Mereka tidak sebodoh itu sehingga meninggalkan jejak" Claire berusaha membujuk kami untuk berhenti.<br />
"Tunggu, aku menemukan harta karun" Kataku menemukan sebuah kalung emas di balik buku-buku yang bertumpuk. Kakakku, Liza dan Tate segera menghampiriku. Aku menerawang kalung emas tersebut ke arah jendela. Kalung emas itu begitu mengkilap terkena sinar matahari, seperti baru saja dibeli atau dibuat. Aku yakin jika benda ini pasti jika dijual akan meraup keuntungan yang besar.<br />
"Kenapa mereka meninggalkan kalung emas di sini?" Tanya Liza.<br />
"Mungkin.. ini milik salah satu anggota mereka yang tak sengaja tertinggal" Balas ku.<br />
Aku membolak-balikkan kalung emas tersebut dan mendapati sebuah ukiran bertuliskan nama yang sangat familiar.<br />
<i><br />
</i><br />
<i>Milo Jastence.</i><br />
<br />
Aku membaca nama itu, dan langsung membangunkan Claire yang sudah hampir ketiduran. Claire bangkit dari kursi yang dia duduki dan berjalan menghampiriku.<br />
"Sejak kapan Milo punya kalung bagus seperti itu?" Claire merebut kalung tersebut dengan paksa dariku.<br />
Cliare berusaha mengidentifikasika kalung tersebut, berharap menemukan sesuatu di dalamnya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhptM_y7siHw_tDz_YoP3hiCZDsRfDb7_cs0b8tNNhMlY-HhTfPfAUA6pcvqgXiFNDCUBG8fPRiQagvuiBD2XRu2HnEJ_kqrD1151MHWBArs1NaZiQbN97KkHi8uwNakLujrbEwmS9VgqD/s1600/Gold+Star+Charm+Necklace%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhptM_y7siHw_tDz_YoP3hiCZDsRfDb7_cs0b8tNNhMlY-HhTfPfAUA6pcvqgXiFNDCUBG8fPRiQagvuiBD2XRu2HnEJ_kqrD1151MHWBArs1NaZiQbN97KkHi8uwNakLujrbEwmS9VgqD/s200/Gold+Star+Charm+Necklace%25281%2529.jpg" width="200" /></a></div><br />
"Bisa jadi dia tinggalkan dengan sengaja. Habis, memang kalian pernah melihat Milo menggunakan kalung? Lagipula itu bukankah kalung untuk perempuan?" Tiba-tiba saja kakakku berhipotesis.<br />
"Sengaja? Benar juga. maksudnya ini adalah... umpan?" Claire mengangkat alisnya.<br />
DUAR!!! Mendadak kalung tersebut meledak seperti petasan kecil! Sepertinya dugaan kakakku benar, ini sebuah umpan. Umpan yang sangat klasik.<br />
Letupan tersebut disertai dengan serbuk-serbuk berwarna putih dan kuning yang berterbangan di udara. <br />
Bruk bruk bruk. Tiba-tiba saja Claire, Tate, dan Liza ambruk. Disusul dengan badanku yang mulai lemas dan kaku. "Brengsek, sepertinya kalung itu adalah bom Sleep Powder dan Stun-" Gubrak. Kakakku terjatuh sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya.<br />
<br />
Aku berusaha untuk sadar, walau badanku sudah lemas dan tak bisa digerakan.<br />
Bruk! Aku akhirnya terjatuh. Tak bisa bangun. Mataku terus berusaha untuk menutup tapi aku berusaha untuk bangun, seperti tidak terjadi sinkronisasi antara otak dan syaraf.<br />
Pandanganku semakin buram, suara yang terdengar semakin meredup. Aku mulai tak bisa mengendalikan tubuhku, kelopak mata mulai menutup kedua bola mataku.<br />
Awas kau Milo, batinku.<br />
Akhirnya mataku tertutup sepenuhnya, suara menjadi sunyi senyap. Aku pun terlelap, dalam kekesalan.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-49561211246284611842011-01-20T18:47:00.003+07:002011-04-15T18:57:36.347+07:00Entri #041 : Lencana"Synyster, kau tak apa-apa?"<br />
Pokemon berpelindung baja itu mengangguk, mencoba bangkit dan melanjutkan pertandingan. Justice menghampiri Synyster yang sepertinya terluka parah. Jujur saja, aku sama sekali belum pernah melihat Future Sight, mungkin, itu yang membuatku lengah. <br />
"Baiklah, Claire, kau mungkin bertambah kuat.." Kataku. Claire tersenyum.<br />
"..Walau hanya sedikit sekali" Senyum Claire terhapus, terganti dengan cemberut dan raut wajah kesal.<br />
"Flygon, Lugia, Seraaang!!!!" Claire memerintah dengan nada kesal. <br />
Flygon dan Lugia.. atau.. ehm.. Xatu, melesat dengan kecepatan penuh. Seperti mau melakukan semacam Quick Attack tapi lebih kuat. <br />
Ini dia yang kuharapkan.<br />
"Syn! Protect!" Synyster membentuk medan energi yang melindunginya dari serangan kedua Pokemon tersebut. Kedua Pokemon tersebut menabrak medan energy yang dibuat Synyster, terpental dan terjatuh secara bersamaan ke tanah.<br />
<a name='more'></a><br />
Oke, mereka sudah tumbang, walau aku yakin mereka masih bisa bangkit jika dibiarkan saja.<br />
Melihat kesempatan emas itu, aku langsung memerintahkan kedua Pokemon-ku untuk menyerang. Synyster menggunakan Rock Tomb sedangkan Justice menggunakan Dragon Breath. Kedua Pokemon milik Claire terkena kedua serangan tersebut secara telak. Khususnya Lugi.. maksudku Xatu yang setelah serangan tersebut langsung tidak bisa melanjutkan pertarungan. Beda lagi dengan Flygon yang langsung bangkit dan masih bisa melanjutkan pertarungan. Aku unggul.<br />
"Tidak mungkin! Aku sudah melatih mereka! Kenapa begitu saja kalah!?" Claire sewot.<br />
Claire melihat kearahku. Tatapan kesalnya ku balas dengan senyum kemenangan.<br />
"Kau tak akan bisa menang melawanku, Claire"<br />
<br />
Sementara itu di Pokemon Center....<br />
<br />
"Sam? Ada yang ingin kukatakan" Wallace membangunkan Sammon yang tertidur di sofa Lobby Pokemon Center. Sammon terbangun dan merenggangkan tangannya. <br />
"Ada apa? Katakan saja" Kata Sammon dengan suara yang lemas seperti orang yang sedang ngelindur. Sammon terlihat begitu lesu dengan wajah yang berkerut. Akhir-akhir ini dia memang jarang tidur.<br />
"Aku harus kembali ke Sootopolis. Ada yang penting" <br />
"Kembali ke Sootopolis? Penting?" Sammon sepertinya kurang menangkap perkataan Wallace.<br />
"Iya, aku harus kembali, ada sedikit masalah disitu"<br />
"Ooh... Oke, tidak apa-apa"<br />
"Maaf ya aku tiba-tiba pergi, kata Juan ada sedikit masalah di Gym. Kau tahu 'kan aku tak mungkin membiarkan Juan mengurusi sendirian"<br />
"Hahahaha tidak apa-apa Wallace, seharusnya aku yang berterima kasih dan minta maaf telah melibatkanmu kedalam semua ini" <br />
Akhirnya Wallace melangkahkan kakinya ke pintu Pokemon Center. Wallace terus berjalan di kejauhan sampai akhirnya tak terlihat lagi.<br />
<br />
Kembali ke pertarungan Shed dan Claire<br />
<br />
<br />
"Yeaahh!!! Akhirnya!" Aku berteriak kegirangan saat melihat Justice, Bagon-ku badannya bersinar terang. Ini semua terjadi setelah Justice menyundul Flygon milik Claire hingga terjatuh.<br />
Tak lama kemudian sinar yang menyelimuti Justice redup. Justice pun telah berubah menjadi lebih besar, menjadi Pokemon bertubuh bulat dengan empat kaki dibawahnya.<br />
Claire terlihat sangat kesal. Disaat seperti ini Pokemon-ku malah berubah. Yah.. mungkin memang sudah nasibnya. Sebenarnya Claire masih bisa mengalahkan kedua Pokemon di sisiku karena kedua Pokemon-ku sudah terlihat hampir kehabisan tenaga, dan dengan sebuah serangan kuat (mungkin EarthQuake) kedua Pokemon-ku bisa kalah. Tapi kalau pun begitu, aku masih menyimpan dua Pokemon yang belum dikalahkan di ronde pertama tadi.<br />
Saat aku sedang menunggu gerakan dari Claire, dia malah mengambil PokeBall. <br />
"Flygon, kembali" Katanya.<br />
"Apa?" Aku terkejut.<br />
"Aku tak mungkin menang dan aku tak bisa memaksakan Flygon untuk bertarung lebih keras"<br />
Claire menyerah. Aku menang. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjThcLHtc6KY2Q4Nf5nuZoQ-nVo9DfyPdMW0pb0LY6WNXgty7dwx-R-2aTiDLrMuP9vicF_tUlnwt0aLxyKuRRfB0KluoAHkgAaRXvYgO3OfUEIMR-2DpQUwzGiHrFVleRdxmWqcFS5msG8/s1600/sherugon.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjThcLHtc6KY2Q4Nf5nuZoQ-nVo9DfyPdMW0pb0LY6WNXgty7dwx-R-2aTiDLrMuP9vicF_tUlnwt0aLxyKuRRfB0KluoAHkgAaRXvYgO3OfUEIMR-2DpQUwzGiHrFVleRdxmWqcFS5msG8/s1600/sherugon.png" /></a></div><br />
Beberapa saat kemudian aku dan Claire sedang dalam perjalanan kembali ke Pokemon Center.<br />
"Aku tak percaya latihanku tidak berarti apa-apa" Gumam Claire.<br />
"Well, kau tahu sendiri latihan dalam satu malam tak mungkin cukup"<br />
"Satu malam? Apa maksudmu?" Claire mengkerutkan dahi.<br />
"Iya, kau kemarin menghilang dan sekarang muncul dengan Flygon dan ini" Aku menunjukan Lencana Pikiran yang sekarang sudah berpindah ketanganku.<br />
"Satu malam? Bukannya sudah 4 hari?" <br />
Kali ini aku yang mengerutkan dahi.<br />
"Iya, waktu itu Tate dan Liza mengajakku ke sebuah tempat.." Saat Claire baru saja mau menyelesaikan kalimatnya, ada sebuah suara yang memanggil.<br />
"Claire! Shed!" Rupanya Tate dan Liza yang sedang berlari tergopoh-gopoh. Kira-kira ada apa ya?<br />
"Tate? Liza? ada apa?" Claire berkata dengan cemas.<br />
Tate menarik nafas panjang dan langsung berbisik,<br />
"Ada hal yang sangat gawat. Aku rasa kami tahu apa tujuan Tim Aqua datang ke gedung antariksa"-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-43557928350098093652011-01-01T22:21:00.000+07:002011-01-01T22:21:38.652+07:00Entri #040 : Tidak Diketahui"Shed, bangun. Shed" Terdengar suara samar-samar entah darimana asalnya.<br />
"Baiklah, jika kau memaksaku dengan cara alternatif" Terdengar suara itu lagi.<br />
Tiba-tiba saja.... BZZZTT!! Ada sengatan listrik yang mengalir ditubuhku! Aku langsung sekejap membuka mata dan bangun dari tidur.<br />
"Akhirnya kau bangun juga" Ternyata suara itu adalah suara kakakku yang sedang berdiri disamping tempat tidur dan mencoba membangunkanku. <br />
"Se.. Sejak kapan Kakak bisa masuk sini?" Tanyaku terbata.<br />
"Kau lupa mengunci pintunya" Kakakku tertawa kecil.<br />
"Oh iya, Claire memintamu untuk datang ke Gym sekarang" Lanjutnya lagi.<br />
Aku menaikan alis.<br />
"Cepat. Gym Mosdeep. Kesana. Claire"<br />
"OH IYA! AKU BELUM LAWAN GYM!" Aku langsung bergegas menyiapkan barang-barang. 10 menit kemudian aku langsung berlari menuju Gym Kota Mosdeep yang jaraknya tidak begitu jauh dari Pokemon Center ini.<br />
Tak lama setelah sampai di depan Gym, Tate & Liza terlihat berada di depan pintu Gym.<br />
Seketika itu juga aku langsung menantang Tate dan Liza untuk langsung melaksanakan pertarungan Gym,tapi mereka menggelengkan kepala. Kata mereka, mereka tidak bisa menerima tantanganku hari ini karena mereka harus ikut "membereskan" Gedung Antariksa yang kemarin bermasalah.<br />
"Sebagai gantinya, kami punya pelatih substitusi khusus untuk hari ini" Kata Liza tersenyum. Aku mengerutkan dahi. Entah apa yang dimaksud mereka berdua, satu hal yang pasti, mereka hari ini tidak bisa bertarung.<br />
"Orang yang menggantikan kami sudah ada dibelakangmu" Tambahnya lagi. Aku menoleh kebelakang dan... Yak, benar, itu adalah.. Claire.<br />
"Kalian bercanda" Kataku tidak percaya.<br />
"Kami tidak bercanda" Tate mengehela napas.<br />
"Kami serius"<br />
"Lencana Gym ada di tangan dia"<br />
"Lawan dia kalau mau medapatkannya"<br />
Jawab si kembar secara bergantian.<br />
Liza dan Tate langsung pergi begitu saja meninggalkanku. Jadi ini serius?<br />
<br />
<br />
Aku mengambil salah satu PokeBall yang berada di ikat pinggangku, begitu juga Claire.<br />
"Tate dan Liza keracunan apa sehingga memilihmu sebagai pengganti?"<br />
Claire tersenyum, "Shed, aku sudah melatih Pokemon-ku. Aku yakin kau akan kewalahan melawan mereka"<br />
"Hahahaha! Kewalahan? coba buktikan!" Aku tertawa sombong. Tangan kanan Claire menggenggam PokeBall, sementara tangan kirinya sedang berusaha mengambil PokeBall lagi.<br />
Pertarungan ganda, pikirku.<br />
"Maju! Skarmory dan Politoed!" Dua ekor Pokemon burung baja dan kodok hijau itu berdiri tegap di depannya. Politoed? Rupanya Poliwhirl sudah berevolusi ini berarti dia benar-benar latihan.<br />
Aku mengambil beberapa langkah mundur, untuk membuat jarak yang akan digunakan untuk arena pertarungan. Aku juga gak berpikir, kenapa kita tidak bertarung di dalam Gym saja ya?<br />
Setelah mundur beberapa lagkah, aku memperhatikan kedua Pokemon Claire yang terlihat bersemangat.<br />
Aku berpikir sebentar untuk memutuskan Pokemon apa yang akan kugunakan.<br />
"Tidak usah terlalu susah memilih Pokemon, Shed! ini pertarungan 4 lawan 4" Kata Claire seakan dia barusan membaca pikiranku.<br />
"Oke, kalau begitu, Skywalker dan Poseidon! maju!" Pokemon kadal pohon dan bintang laut tersebut keluar dari Pokemonnya. Mereka berdua tidak kalah bersemangat. Aku sendiri malah agak deg-deg-an karena belum pernah melawan Claire sebelumnya, jadi aku tidak tahu strategi dia, belum lagi Claire sering melihatku bertarung, jadi mungkin dia sudah bisa membaca gerak-gerikku. Ini sepertinya akan menjadi pertarungan yang sulit.<br />
"Oke Shed, penantang maju duluan"<br />
"Tidak perlu repot-repot, Claire. <i>Ladies first</i>"<br />
"Baiklah kalau begitu" Claire menyetujui. "Skarmory, Drill Peck ke Sceptile!"<br />
<br />
~ Sementara itu di Pokemon Center tanpa sepengetahuanku...<br />
<br />
"Jadi, Sam, apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Wallace. Sammon tampak sedang sibuk menatap layar laptopnya. Wallace yang merasa dihiraukan langsung menepuk pundak Sammon.<br />
"Kita tinggal melacak keberadaan para divisi 2" Jawab Sammon seadanya.<br />
"Iya aku tahu, tapi bagaimana caranya??" Wallace terlihat tidak puas dengan jawaban Sammon. Sammon terus sibuk menatap layar laptopnya.<br />
"Sip! Selesai!" Sammon tiba-tiba bersorak. Entah dia bersorak karena apa, yang pasti, kalimat itu selalu keluar dari mulutnya jika dia telah berhasil membuat penemuan kecil-kecilan.<br />
"Ini adalah perangkat lunak buatanku! Perangkat lunak ini akan membuat peta 3 Dimensi sesuai dari pantulan gelombang suara" Sammon melepas kacamata plusnya yang jarang dia pakai kecuali dia sedang melakukan hal yang membutuhkan konsentrasi penuh, seperti hal ini.<br />
"Membantu dalam menyelinap di markas mereka" Tambah Sam.<br />
"Wow.. sepertinya selain pintar dalam hal Pokemon kau juga pintar dalam beginian juga ya!" Wallace takjub.<br />
"Hanya pintar dalam satu bidang saja tidak cukup" Balas Sammon sekenanya. Tak lama Sammon mengeluarkan Porygon2-nya dari PokeBall. "Sekarang perangkat lunaknya akan kuprogram dalam Porygon2, sehingga bisa dibawa kemana-mana" Sammon mengeluarkan seutas kabel penghubung dari dalam jas lab-nya (dia memang aneh, jalan-jalan kok pakai jas lab). Kabel tersebut ditempelkan di kepala Porygon2 sedangkan ujung lainnya dipasangkan di laptopnya.<br />
"Bersiaplah Porygon2" Sammon menggulung kedua lengan jas lab-nya.<br />
<br />
~ Kembali ke pertarungan Shed dan Claire..<br />
<br />
"Politoed, awas!!!" BRAAK! Politoed tertimpa Skarmory yang terpental! Politoed tampak kesulitan untuk bangun karena badannya yang ditimpa oleh Skarmory.<br />
"Habisi! Poseidon, Ice Beam! Skywalker Bullet Seed!" dua serangan kombinasi tersebut langsung mengenai Skarmory dan Politoed secara telak. Kedua Pokemon Claire tersebut tidak bisa melanjutkan pertandingan.<br />
"Kau tidak mungkin bisa mengalahkanku, Claire. Semua Pokemon-ku telah melewati gunung dan laut bersamaku sejak lama. Kemampuan mereka jangan ditanya" Lagi-lagi aku menyombongkan diri.<br />
"Oh ya? Coba lawan yang ini! Flygon maju!" Pokemon naga-capung keluar.<br />
"Flygon? Keren juga, Vibrava-mu telah berubah ya? Lalu, mana Pokemon kedua-" Belum sempat menyelesaikan kalimatku, Claire langsung memotong.<br />
"Dan yang kedua, Lugia! Maju!"<br />
"APA!!?!??!!?! LUGIA!?!?!?!"<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
~Mari lihat keadaan Sammon dan Wallace sebentar..<br />
"Selesai! Sekarang Porygon2 sudah memiliki perangkat lunak tersebut terprogram didalamnya!" Sammon merenggangkan jari-jarinya. "Aku mengerti sih maksud dari mengunggahnya kedalam Porygon2 agar bisa mudah dibawa-bawa.. Tapi.. Kau tahu tidak Tim Aqua itu ada di mana?" Wallace mengerutkan dahinya.<br />
Mendengar pertanyaan tersebut, Sammon langsung mengambil PokeNav dari sakunya. Sammon beranjak dari kursinya dan berjalan menuju jendela, seperti apa yang biasa orang lakukan jika menelpon.<br />
Tak lama kemudian, Mulai terjadi komunikasi di PokeNav.<br />
"Halo?" <br />
"Iya? Siapa ini? Orang iseng ya?"<br />
"Bukan ini Sam-"<br />
TUUT TUUT TUUT Koneksinya diputus. Rupanya Sammon dikira penelpon iseng. Dia pun mencoba menelpon lagi.<br />
"Halo? Ini Sam! Sammon! Orang yang kau tolong di kota Mauville!"<br />
"Ooh.. Sam. Ada apa?"<br />
"Reiji, kami butuh bantuanmu"<br />
<br />
~Kembali ke Shed dan Claire... lagi.<br />
<br />
"Lugia!? Kau punya Lugia!?" Tidak mungkin Claire bisa menangkap Lugia! Daerah Johto kan jauh dari sini!<br />
<br />
Pokemon kedua atau "Lugia" keluar dari PokeBallnya disertai sinar terang yang tidak juga redup. Apakah ini yang disebut Pokemon Legenda? Lugia sang Penjaga Lautan yang ada di cerita-cerita? Jujur saja, aku belum pernah melihat Pokemon Legenda secara langsung! Selama ini aku hanya melihat di TV dan Buku saja!<br />
Aku yang tidak percaya segera mengambil PokeDex yang sudah lama tidak kugunakan.<br />
aku mengadahkan PokeDexku ke "Lugia" itu. Namun ada yang aneh, gambar yang muncul di PokeDex justru Pokemon berbentuk unggas berwarna hijau!<br />
"XATU, POKEMON MISTIS, EVOLUSI DARI NATU, BERTIPE PSIKIS DAN TERBANG"<br />
<br />
Kaget, aku hanya bisa bengong. Antara Pokedex-nya yang salah atau aku yang berhalusinasi. Sinar yang menyelimuti Pokemon tersebut meredup. Dan ternyata, bukan PokeDex-ku yang rusak, bukan aku yang berhalusinasi, tapi.. Pokemon itu memang benar-benar seekor Xatu!<br />
Lagi-lagi aku cuma bisa bengong. "Shed, perkenalkan, ini Lugia. Lugia adalah nama panggilan yang kuberikan pada Xatu pemberian Tate dan Liza" Ucap Claire santai.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPPIJA9tyCEX3Zh7QzroRHRW6bsThZKJRSs2vJKNmeYaO75KVbyuN3FfHlVKoMiN6oxYE8dHn5y5CA6eAiNkTTnu1s9ezbYcPtOrEtFBL_TQ_QvB8EZUMQ75Nu3akbc0Ud7uG3gor6q7sb/s1600/xatu+xatu.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPPIJA9tyCEX3Zh7QzroRHRW6bsThZKJRSs2vJKNmeYaO75KVbyuN3FfHlVKoMiN6oxYE8dHn5y5CA6eAiNkTTnu1s9ezbYcPtOrEtFBL_TQ_QvB8EZUMQ75Nu3akbc0Ud7uG3gor6q7sb/s1600/xatu+xatu.png" /></a></div><br />
"hahahaha.. aku sudah tahu dari awal itu pasti bukan Lugia" Kataku sok cool. Padahal aku udah hampir kejang-kejang karena bisa melihat Lugia secara langsung. <br />
"kau kan sering menamai Pokemon-mu yang aneh-aneh.. Jadi aku juga. Lagipula tipenya sama kok Xatu dengan Lugia" Balas Claire. "Oke, lanjutkan pertandingan?" Tambahnya.<br />
"Tunggu dulu" Skywalker dan Poseidon aku kembalikan kedalam PokeBall. Sebagai gantinya aku mengeluarkan Synyster dan Justice.<br />
"Lairon dan Bagon? Kalau begitu, Flygon dan Xatu! Fly!" Kedua Pokemon tersebut terbang tinggi ke angkasa.<br />
Terbang tinggi? Susah juga, karena kedua Pokemon-ku tidak ada yang bisa terbang. Serangan jarak jauh pun belum tentu pasti kena, itu semua disebabkan kilauan cahaya matahari menghalangi pandangan setiap kali mencoba menoleh keatas. Disini aku benar-benar mati kutu. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menunggu dua Pokemon tersebut turun dan menyerang Pokemon-ku dengan kecepatan tinggi. Sempat terpikir untuk mengganti ke Maxilliam yang bisa menyerang dengan serangan listrik dan memiliki serangan "Lock-On" yang mampu mengunci target sehingga serangan menjadi tepat sasaran, namun aku ingat bahwa ini pertarungan 4 Pokemon dan aku telah mengeluarkan 4 Pokemon. Aku terus melamun dan berpikir cara, namun lamunanku buyar setelah mendengar geraman Synyster dan Justice. Rupanya mereka bersiap menghadapi benturan terhadap Flygon dan Xatu yang sedang menukik tajam untuk menyerang kedua Pokemon-ku.<br />
Xatu dan Flygon terus meluncur bagaikan sebuah meteor atau pesawat yang sedang jatuh. Justice mulai membentuk bola api dimulutnya, sedangkan Synyster mengasah cakar-cakar besinya dengan tanah. Sepertinya mereka akan bertahan menggunakan dengan cara melawan kekerasan dengan kekerasan. Disaat jarak sudah mulai dekat, seakaan ingin menambah kekuatan, Flygon menambah kecepatan namun Xatu malah kelihatan mengurangi kecepatannya. Kenapa ya?<br />
"Baiklah kalian berdua! Metal Claw dan Dragon Breath!" Perintahku. Dragon Breath Justice sukses beradu dengan Flygon yang sedang meluncur, hasilnya Justice terpental karena hantaman Flygon yang rupanya bisa menembus Dragon Breath, sedangkan Xatu berhasil menghindari Metal Claw Synyster! Synyster terjungkal dan jatuh ke tanah.<br />
"Baiklah, Lugia, Future Sight!" Mata Xatu bersinar terang. Aku langsung memerintahkan kedua Pokemon-ku untuk berahan. Tapi.. tidak terjadi apa-apa. Aku terdiam sebentar. Tidak ada perubahan apa-apa. Aku pun bersiap untuk menyerang.<br />
"Syn, Headbu-" DUAARR! Sesaat sebelum kalimatku selesai sebuah kilatan energi menyerang Synyster! <br />
Melihat ekspresi kagetku, Claire tersenyum dan berkata, "Shed, aku sudah lebih kuat darimu sekarang" <br />
<br />
<br />
~kembali ke Sammon dan Wallace<br />
<br />
Sesaat kemudian Sammon mendapat panggilan di PokeNav-nya. Rupanya dari Reiji yang mengatakan bahwa dia sudah ada di depan Pokemon Center kota Mosdeep. Sammon dan Wallace yang berada di kamarku bergegas keluar dan menemui Reiji. Sesampainya diluar Sammon melihat sesosok anak laki-laki yang lumayan tampan sedang bersender di kaki seekor Salamence. Ya, anak tersebut adalah Reiji Ozora, seorang pelatih tangguh yang terkenal akan Salamence-nya. Aku ingin suatu hari nanti Justice-ku sekuat Salamence-nya. Anyway, Sammon dan Wallace berjalan mendekati.<br />
"Ada apa?" Reiji berbisik. Sepertinya dia tahu kalau dia akan ditugaskan sesuatu yang rahasia oleh Sammon.<br />
"Ini, kau bawa Porygon2-ku" Sammon memberikan salah satu PokeBall-nya. Reiji tampak kebingungan. Sammon pun menjelaskan tugasnya.<br />
Sammon meminta Reiji untuk melacak keberadaan Divisi 2, dan menggunakan Porygon2 untuk membantunya menggambarkan daerah sekitar, sehingga melacaknya lebih mudah. Reiji yang merasa tertantang langsung menerima tawaran Sammon tanpa meragukan satu kata pun yang keluar dari mulut Si Emas dari Mauville tersebut. Reiji langsung menunggangi Salamence dan terbang kearah selatan.<br />
"Jangan lupa kembalikan Porygon2! besok! Disini!" Teriak Sammon yang ingin memastikan Reiji membawa pulang kembali Pokemon pertamanya tersebut.<br />
<br />
Wallace dan Sammon kembali kedalam Pokemon Center, namun kali ini mereka ke kafetaria untuk membeli segelas milkshake dingin. Mungkin karena memang hari ini cukup panas dan semua hal yang barusan terjadi pasti menguras banyak tenaga.<br />
Setelah mereka berdua duduk di kursi, Wallace bertanya pada Sammon, "Sam, kenapa tidak kau saja yang pergi? kenapa orang lain?"<br />
Sammon menyesap milkshakenya hingga tinggi air hampir setengah gelas. Dia pun membalas, "Karena kalau aku yang pergi, Shed pasti akan ikutan pergi"<br />
Wallace diam. Sesaat kemudian dia bertanya lagi, kali ini soal kenapa mereka harus melakukan semua ini. Ada benarnya sih. Untuk apa kita repot-repot mencari keberadaan mereka dan lain-lain? Ini kan bukan urusan kita!<br />
"Begini Wallace, Divisi 2 adalah bagian dari Tim Aqua yang tidak semua orang tahu. Bahkan mungkin pemerintah tidak tahu, hanya kita saja. Nah, karena itu kita harus melenyapkannya, membuat seperti tidak pernah ada sebelumnya. Karena aku yakin, mereka pasti merencanakan sesuatu yang lebih buruk dari Tim Aqua yang biasa kita ketahui. habis kalau tidak, untuk apa mereka repot-repot membuat Divisi rahasia?" Sammon panjang lebar mengumandangkan teoirnya. Wallace mengangguk, seakan ditundukan oleh kalimat Sammon. Kakakku, memang benar-benar pintar-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-42582238652209441132010-12-19T12:19:00.000+07:002010-12-19T12:19:18.687+07:00Entri #039 : TerikatSecangkir teh lumayan menghangatkan malam ini. Secara teknis malam ini memang tetap sama dengan apa yang sudah kulalui selama kurang lebih 3 bulan ini; tidur di penginapan Pokemon Center. Namun yang membuat malam ini terasa beda adalah kehadiran kakakku dan Wallace. Ya, setelah kejadian di Gedung Antariksa tadi sore, kita semua memutuskan untuk menghabiskan hari ini di Pokemon Center.<br />
<br />
Seharian duduk santai di kafetaria Pokemon Center kota Mosdeep setelah kejadian yang hampir membunuhku tadi memang terasa sangat enak. Ahhh sudah lama tidak sesantai ini.<br />
"Dimana Claire?" Tiba-tiba saja kakakku sudah duduk di sampingku. Bikin kaget saja.<br />
"Tadi katanya ada janji dengan Tate dan Liza. Enggak tau persis sih janji apaan"<br />
"Sudah bicara dengannya?"<br />
"Sudah."<br />
"Apa katanya? Dia tahu tentang semua ini? beritahu aku"<br />
Wallace juga datang menghampiri, mau ikutan mendengarkan ceritaku.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4ozRgQWCj7f_HlYmifXUv9Y90XG3prrjIxbAeEOvheI0S_GNQgkZ6pwql8BsNYdYjFzIHreescNCoGRIwcl4MQON2UoLhoxDpjg-OsDXsO2bNabOXPwTa-LfkNKSC1MVWSof3xrbUJLoD/s1600/arch_center.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4ozRgQWCj7f_HlYmifXUv9Y90XG3prrjIxbAeEOvheI0S_GNQgkZ6pwql8BsNYdYjFzIHreescNCoGRIwcl4MQON2UoLhoxDpjg-OsDXsO2bNabOXPwTa-LfkNKSC1MVWSof3xrbUJLoD/s200/arch_center.png" width="200" /></a></div>Ya, semua kejadian yang terjadi hari ini telah memberikan tanda tanya besar terhadap keluarga Jastence. Siapa mereka sebenarnya, kenapa Milo anggota team Aqua, siapa sebenarnya Ayah Milo dan Aime, juga apakah Claire ada sangkut pautnya dengan semua ini.<br />
"Jadi begini, Kak, Wallace," Aku mulai menceritakan semuanya.<br />
<br />
Sore setelah kejadian tadi, kakak memberitahuku bahwa dia dan Wallace telah menguntit Milo sejak lama. Katanya, dia pernah mendengar nama Milo setelah secara tidak sengaja mendengarnya dari anggota Tim Aqua yang sedang bergosip. Ya, Kakakku pernah bertemu Tim Aqua, sekali, saat dia menolongku dari Agen Aaron. Dengar dengar dari kakakku, agen Aaron adalah anggota dari Tim Aqua Divisi 2. Aku juga belum mengerti kenapa Tim Aqua dibagi menjadi 2 Divisi. Sepertinya sih, 2 Divisi tersebut memiliki tujuan yang sama dengan beda cara, atau malah punya tujuan yang sama sekali beda. Itu menurut teori kakakku ya, soalnya kata kakakku, untuk apa punya Admin yang berbeda jika misalkan tujuannya sama?<br />
<br />
Oke, mulai membahas Claire. Mengetahui Claire adik kembarnya Milo, Kakakku memintaku untuk menanyakan 2 hal kepada Claire:<br />
1. Apa saja yang dia ketahui mengenai Tim Aqua<br />
2. Apa saja yang dia ketahui mengenai Ayahnya<br />
3. Seberapa kenal dia dengan Aime dan Milo<br />
<br />
Tunggu, itu tiga pertanyaan. Ah bodo amat.<br />
Awalnya Claire menolak untuk menjawab, tapi karena keadaannya seperti ini, akhirnya dia jawab juga (Dasar ABG jaman sekarang, sangat labil). Kata Claire, Ayahnya, Roe Jastence memang sempat menjadi koki terkenal, dan sempat bekerja sebagai pemilik rumah makan berjalan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sampai suatu hari dia memutuskan untuk menetap di kota Veilstone. Semenjak saat itu, Ayah Claire sering pulang pagi pergi malam, bahkan terkadang tidak pulang dalam beberapa hari, dengan alasan bekerja di salah satu restoran terkenal. Di masa itu juga muncul Aime, anak perempuan yang katanya teman dekatnya Milo. Oke, teman-sangat-dekat-nya Milo. Ibunya Aime merupakan tetangga Claire di kota Veilstone dan merupakan teman baik Ayah Claire. Mungkin Aime dan Milo sudah di mak comblang sama mereka ya? Padahal Claire kurang suka sifat Aime yang dingin, jarang bicara, dan dia memiliki tatapan mata yang tajam. Dia.. seperti prang misterius yang menyembunyikan sesuatu.<br />
<br />
Lalu suatu hari Ayah Claire, Milo, Ibunya Aime, dan Aime pergi. Katanya sih mau ke kota seberang dan akan pulang malamnya. Pada kenyataannya, mereka baru pulang 2 hari kemudian. Ya, 2 hari setelahnya Milo sudah berada di depan rumah dengan baju lusuh dan kotor penuh lumpur, disampingnya ada Aime yang sedang duduk. terlihat sangat kelelahan. Claire pun menanyakan apa yang terjadi. Dan, Claire mendapat berita buruk. Kata Aime, Ayah Claire dan Ibu Aime menghilang saat sedang melewati gunung. Semenjak saat itu, Milo menjadi orang yang sangat ambisius, emosian, egois dan tak sabaran.<br />
<br />
Beberapa minggu kemudian Claire, Milo dan Aime memutuskan untuk melakukan perjalanan Pokemon secara bersama-sama. Claire sendiri mengaku telah ditinggal Milo karena Aime memaksanya untuk cepat pergi setelah Claire meminta agar mereka menunggunya menyelesaikan kontes di kota itu. Semenjak saat itu, Claire berjalan sendiri, hanya ditinggal secarik kertas berisi permohonan maaf Milo telah meninggalkannya. Sampai pada akhirnya Claire bertemu denganku.<br />
<br />
"....Semenjak saat itu pula dia sangat benci dengan Aime yang dia anggap telah mempengaruhi Milo. " Aku menutup cerita panjang lebar ku.<br />
"Hanya itu saja?" Wallace terlihat kecewa.<br />
"'Hanya itu saja?' seharusnya kau bilang 'Wah terima kasih Shed telah bercerita panjang lebar'" Balasku, sewot.<br />
"Kenapa Sam?" Wallace melihat kearah muka kakakku yang sedang terlihat berpikir. Dia berpikir dengan wajah sok keren. Enggak tahu juga antara dia memang sudah keren dari dulu atau dibuat-buat saja.<br />
"Oh, aku tahu. Ada satu kemungkinan" Kakakku mulai bicara.<br />
"Ada kemungkinan, Ayah Claire adalah anggota Tim Aqua" Lanjutnya lagi.<br />
"Kenapa kau berpikir demikian, kak?"<br />
"Gini deh, tadi di cerita kau bilang dia teman dekat ibu Aime dan hilang secara bersamaan, 'kan? Lalu kau juga tadi sore bilang kalau Aime dilatih oleh Ibunya untuk menjadi anggota TimAqua dari kecil"<br />
Aku dan Wallace mengangguk.<br />
"Berarti, yang masih misteri adalah... penyebab hilangnya Ayah Claire dan.."<br />
"-Tujuan dari Divisi 2" Aku memotong kalimat Wallace.<br />
<br />
Setelah pembicaraan antar lelaki ini selesai, aku langsung menuju ke kamarku.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWg7uZuh-KlmZbxoh3tVnFtKtk-JALNQPnzuO5JLf7KmVLgzgC5a9VyBYIdQO-ARyU7Z8AiFs8-et1_fB6SgrAXb0SjCHB2SZFPIP2gWhC6IM-DuKIDrrT9gq7WGYJgUqYyeBF_2jwxxmR/s1600/300px-VerdanturfTownE.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWg7uZuh-KlmZbxoh3tVnFtKtk-JALNQPnzuO5JLf7KmVLgzgC5a9VyBYIdQO-ARyU7Z8AiFs8-et1_fB6SgrAXb0SjCHB2SZFPIP2gWhC6IM-DuKIDrrT9gq7WGYJgUqYyeBF_2jwxxmR/s200/300px-VerdanturfTownE.png" width="200" /></a></div><br />
Hari ini memang benar-benar hari yang.. sangat beda.<br />
Milo ternyata adalah anggota Tim Aqua, dan lain sebagainya. Sebenarnya aku tidak ada hubungannya dengan semua ini, tapi, mengingat sekarang aku adalah satu-satunya yang paling dekat dengan Claire, aku jadi merasa bahwa ada sebagian bebannya yang aku juga pikul. Tarik nafas.. hembuskan. <br />
Entah kenapa semenjak hari ini aku merasa semua yang berada di sekitarku adalah semu. Hanya sebagian yang benar-benar ada. Sisanya semu. palsu. Ilusi.-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-87718126617218769542010-12-13T19:34:00.000+07:002010-12-13T19:34:00.960+07:00Entri #038 : Musuh Dalam Selimut"Tak kusangka kita bisa berada di tempat yang sama lagi dalam jangka waktu sekitar 2 hari saja" Kata Milo dengan perlahan melangkah mendekatiku dan Wallace, yang secara otomatis, aku dan Wallace juga ikut mundur. Milo terlihat begitu mengancam dengan seekor Pokemon tinggi berwarna putih di sampingnya. Belum lagi Milo dengan sukses melukai anggota sendiri sampai tidak sadar. Kalau tak salah, itu Pokemon dari daerah Sinnoh yang bernama Gallade. Tentu saja, Milo 'kan memiliki Kirlia.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwL1CVDvBcjRULvg1L_2lTMG0D9ebYb5fpGfzmakVkwYb4WG2bm4S6ca3DAvqLzOW8hCJKsn6p57dD5jyS4pYw-q4zXPbQdC7DoU_-2Uy9j7MnUEmdnYGsC_9kGbz9V9QklA9U_fSOLdsM/s1600/gallade.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwL1CVDvBcjRULvg1L_2lTMG0D9ebYb5fpGfzmakVkwYb4WG2bm4S6ca3DAvqLzOW8hCJKsn6p57dD5jyS4pYw-q4zXPbQdC7DoU_-2Uy9j7MnUEmdnYGsC_9kGbz9V9QklA9U_fSOLdsM/s1600/gallade.jpg" /></a></div><br />
Milo mengentikan langkahnya. Mungkin, karena sekarang kita sedang berada di sebuah lorong. Dengan satu-satunya jalan keluar yang berada di belakang Milo. Sedang ruangan yang kita interogasi tadi, tak lain tak bukan hanyalah sebuah gudang kecil berisi barang-barang tak terpakai. Kita bisa saja bersembunyi di gudang itu, namun, apa yang akan kita lakukan disitu?<br />
<br />
Wallace menyuruhku untuk jangan melawan. Karena, kita tidak mungkin bisa berbuat apa-apa. Salah-salah dikit Milo bisa saja memanggil grunt-grunt-nya dan menyerang kami.<br />
"Shed, aku ada ide" Bisik Wallace.<br />
Aku menaikan alis kananku. "Kau alihkan perhatiannya, aku akan minta bantuan melalui PokeGear" Lanjut Wallace yang perlahan memasukan tangan ke kantongnya.<br />
"aku mengalihkan perhatian? apa maksudmu? bagaimana caranya?"<br />
"Ya.. ajak ngobrol gitu atau ajak main futsal bareng, ya aku tidak tahu! yang penting perhatiannya teralih! jangan sampai dia tahu aku mau memanggil bala bantuan!" Wallace malah sewot.<br />
<br />
Mengalihkan perhatian? okelah kalau begitu. Aku ajak bicara saja.<br />
"Sudah selesai gosipnya?" Milo malah yang memulai pembicaraan.<br />
"Sudah. Kenapa? kau iri karena tidak punya teman untuk ngobrol ya?" Balasku.<br />
Milo terkekeh. "Oh ya? Aku kira kita teman baik"<br />
"Kita dulu memang teman. Tidak setelah kau berubah menjadi..<br />
<a name='more'></a> seperti ini. Apa yang terjadi padamu Milo?"<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6Xr4zqS6vWKSxtK4RMPKQGgCMD32qY-YvRpL10nCxxeJbSsOYn24GJFruxaiGQdE2eOgrJPKS99c4QVg-X9wGYZ0qfkaAien0PhgpwuP5Ul567c3DdDxSZrw5h49QCWeZNwd1lKST9wR/s1600/lorong+lt1+resize20080403074005.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6Xr4zqS6vWKSxtK4RMPKQGgCMD32qY-YvRpL10nCxxeJbSsOYn24GJFruxaiGQdE2eOgrJPKS99c4QVg-X9wGYZ0qfkaAien0PhgpwuP5Ul567c3DdDxSZrw5h49QCWeZNwd1lKST9wR/s200/lorong+lt1+resize20080403074005.JPG" width="150" /></a>"Berubah? Aku tidak berubah."<br />
"Tapi setidaknya aku butuh penjelasan mengenai semua ini, Milo. Aku yakin kejadian saat perlombaan yang aku diserang oleh Agen Aaron itu ada sangkut pautnya denganmu" Balasku. Entah kenapa aku yang awalnya berbicara hanya untuk sekedar mengalihkan perhatian, malah membuatku jadi penasaran sendiri dengan apa-apa yang sudah kutanyakan padanya.<br />
".. Oh iya, Grunt itu tadi berbicara sesuatu tentang Ayahmu. Ayahmu si Roe Jastence.. Bukan sekedar koki terkenal 'kan?" Lanjutku lagi sambil menunjuk Grunt yang tak sadarkan diri dibelakangku.<br />
Milo tertawa lantang. Lalu melihatku dengan tatapan tajam dan tersenyum simpul.<br />
"Begini, aku tak mau membicarakan Ayahku, mengerti? Kalau soal beliau aku yakin Claire juga mengerti" Dia berhenti sebentar, dan lanjut berbicara, "..Lalu soal Agen Aaron tadi... Karena aku merasa bersalah juga padamu, jadi kubocorkan sedikit. Sebenarnya Agen Aaron mengetahui mengenai kelebihanmu. Dia juga memiliki kelebihan yang hampir mirip denganmu maka dari itu dia tahu saat tak sengaja berpapasan denganmu du kota Rustboro" Jelas Milo panjang lebar. Kelebihan? Aku punya kelebihan dan Agen Aaron juga punya? Apa maksudnya?<br />
<br />
"Uhh.. Milo, apa maksudmu dengan kelebi-"<br />
".. Maka dari itu mengetahui hal tersebut, aku mengikutimu dan terjadi kejadian di Goa Granite dimana aku berpura-pura mencari Nosepass. Setelah itu, baru aku bertemu Aime di Slateport dan mengatur semua kejadian di arena perlombaan agar bisa merekrutmu" Lanjutnya lagi memotong pertanyaanku.<br />
Jadi begitu. Sepertinya mata rantai - mata rantai yang putus sudah mulai tersambung. Kecuali ada satu bagian yang belum bisa tersambung. Yaitu mengenai 'kelebihan' yang tadi Milo sebutkan! <br />
Saat aku mau berbicara lagi, tiba-tiba saja Wallace menggenggam tanganku dengan erat dan mengeluarkan PokeBall yang berisi seekor Whishcash dan Seaking. Aku tidak mengerti maksudnya sampai akhirnya dia berteriak dengan lantang.<br />
"Kalian berdua! WaterFall!" Seaking dan Whiscash diselimuti air dan bergerak dengan sangat cepat dan berbahaya bagaikan rakit Arung Jeram yang sedang melewati arus kencang. Wallace berpegangan tangan kepada salah satu Pokemon tersebut sambil menarikku. Kami berdua melaju dengan kencang kearah Milo.<br />
"Hahahaha! mau menyerangku begitu saja? Gallade, teleport!" Milo menghilang dari pandangan.<br />
"Wallace! Milo-nya kabur!" Teriakku dengan mulut penuh air.<br />
"Begitu juga dengan kita!" Balasnya. Seaking dan Whiscash menghantam tembok dan.. tembok tersebut hancur! Kita menembus kebalik tembok tersebut dan menyadari.. kita berada di luar gedung! Di lantai 6 pula!<br />
<br />
<br />
"Oke, Shed, jangan lepas tanganku!" Kata Wallace sambil mengembalikan kedua Pokemonnya kedalam Pokeball.<br />
"KENAPA JUGA HARUS KULEPAS, JIKA SEKARANG KITA SEDANG TERJUN BEBAS DARI LANTAI 6 SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT!!!!" <br />
Apa yang Wallace pikirkan!? Terjun dari lantai 6 sebuah gedung bertingkat? Apakah dia sudah gila!? Apakah dia sudah bosan menjadi ketua Gym kota Sootopolis sehingga dia mau melakukan percobaan bunuh diri!?<br />
"Itu dia!" Teriak Wallace.<br />
"AAAHHH! AHHH! IBU!! TOLONG ANAKMU!!" Aku terus teriak-teriak gak karuan begitu melihat daratan semakin mendekat dan mendekat.<br />
Begitu ketinggian sudah sekitar 10 meter aku sudah pasrah saja. <br />
<br />
Matilah aku, apakah aku akan mati disini?<br />
Namun seketika.. tubuhku berhenti! Aku melayang diudara! Ada apa ini? Seluruh tubuhku diselimuti aura berwarna ungu.<br />
<br />
Aku melihat kesekitarku dan melihat. Sesosok yang sangat tidak asing bagiku. Sosok tersebut sedang mengendarai Fearow dengan Porygon2 yang melayang layang di pundaknya. Dia... Kakakku.<br />
"Hey kawan! Terima kasih sudah merespon panggilanku dan datang tepat waktu!" Sapa Wallace kepadanya.<br />
Kakakku dengan (sok) cool membalas sapaan Wallace tadi,<br />
"Seorang lelaki, selalu datang tepat waktu"-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-811720256337939093.post-55844404054912253752010-11-20T22:20:00.000+07:002010-11-20T22:20:09.226+07:00Entri #037 : GruntSunyi, gelap dan berantakan. Itulah yang aku lihat saat ini. Ya, kita benar-benar melakukan apa yang Wallace katakan beberapa menit yang lalu. Kita sekarang sedang menginvestigasi gedung ini.<br />
<br />
"Jackpot" Wallace berbisik. Wallace menghentikan langkahnya, begitu juga aku.<br />
"Ada apa?"<br />
"Di depan situ" Wallace menunjuk ke sebuah ruangan yang pintunya terbuka.<br />
<br />
"Hah? Aku tidak melihat apa-apa" Kita memang tidak menggunakan senter atau alat penerang lainnya, karena, kata Wallace menggunakan alat penerang malah membuat kita mencolok sendiri ditengah kegelapan, sehingga membuat kita sulit untuk menginvestigasi.<br />
<br />
<br />
"Ada seseorang disitu, dengar baik-baik" Kata Wallace lagi.<br />
"I.. iya juga" Aku mulai menyadari begitu aku mendengar suara langkah kaki dan juga pergerakan-pergerakan.<br />
"Terkadang, untuk melihat sesuatu menggunakan mata saja tidak cukup"<br />
<br />
<br />
Wallace mulai bergerak maju menuju ruangan tersebut. Dengan gaya mengendap-endap a la Ninja tentunya--Yang juga aku ikutan.<br />
<br />
Kami pun mulai mencoba memasuki ruangan tersebut, dengan berniat untuk mengetahui siapa orang tersebut.<br />
<br />
Perlahan kita mulai mendekati pintu..<br />
<br />
semakin dekat..<br />
<br />
semakin dekat..<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Airslash!!"<br />
<br />
DUAARR!!! Tiba-tiba ada serangan mendadak dari belakang. Aku dan Wallace terhempas dan menabrak tembok dan barang-barang yang ada diruangan tersebut.<br />
<br />
"Hey! Apa yang.."<br />
<br />
"Ada penyusup rupanya" Ruangan yang gelap seketika menjadi terang. Ternyata, orang yang berbicara dan melaksanakan serangan tadi berbaju biru, dengan ikat kepala berwarna biru juga, bersama seekor Golbat di sampingnya.<br />
<br />
<br />
"Team Aqua? Sudah kuduga" Kata Wallace. Team Aqua? Benar juga. Pantas seragamnya sangat familiar dengan yang digunakan Milo dan Aime. Walaupun seragam yang kali ini agak berbeda. Kalau Milo dan Aime menggunakan kemeja berwarna biru, namun yang ini menggunakan baju belang hitam-putih seperti tawanan penjara.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVL6cAQCOL8f3vpELnrapfIEVbwi_m-OWxWtSZc1IeJTd4tDy1tP7ifAqj6GARk2IBRfTViOgQ8gzvliBV8xoeQuLD5C4DGRd_1ah1_AubZIzN4KBArC1rDoasdopDgGdPTEGiX014V3on/s1600/grunt+dan+golbat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVL6cAQCOL8f3vpELnrapfIEVbwi_m-OWxWtSZc1IeJTd4tDy1tP7ifAqj6GARk2IBRfTViOgQ8gzvliBV8xoeQuLD5C4DGRd_1ah1_AubZIzN4KBArC1rDoasdopDgGdPTEGiX014V3on/s200/grunt+dan+golbat.jpg" width="200" /></a></div><br />
<br />
"Kalian seharusnya tidak berada disini... Golbat SludgeBomb!" Perintah orang tersebut.<br />
"Awas!!" Dengan sigap aku dan Wallace melompat ke pinggir, menghindari Sludge Bomb.<br />
"Baiklah! Kau yang memulai! Poseidon, Bubble Beam!!"<br />
Pokemon bintang laut tersebut keluar dari Pokeball-nya dan langsung menyerang orang tersebut dengan gelembung-gelembung mematikan.<br />
Orang tersebut dan Golbat-nya terjatuh ke lantai. Golbat-nya langsung kalah. Payah juga ya?<br />
"Baiklah, kawan, beritahu kami apa maksud dari semua ini" Wallace mendekatinya.<br />
Orang tersebut berusaha bangkit.<br />
"Hahaha.,. kenapa harus kuberi tahu?"<br />
"Seorang aqua grunt sepertimu tidak mungkin keluar sendirian tanpa tujuan. Jadi, beritahu kami apa tujuan kalian" <br />
"Aku tidak perlu bicara soal hal itu 'kan?" orang tersebut semakin memanas-manasi Wallace.<br />
Wallace tertawa kecil. <br />
"Philip! Keluarlah!" Wallace mengeluarkan Pokemon.<br />
"Phi..lip?" Kataku dengan nada bingung<br />
"Iya, dia adalah Whiscash andalanku"<br />
"Apa yang akan kau lakukan dengan Philip?"<br />
"Membuat teman kita ini bicara" <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgDmN3kwCAj3ONtQUsWQ6exJopJSzkbpjSUCRqI5HCraEdFaMKZa_0nDjFNylDBAt7CRoEJWJhzZ__oTdsbWcqvXirdF3SEq3-9qzvgp4Vptm6mZV-p7JkMr1LRhZmA8gemnTjOVZi7MVF/s1600/whiscash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgDmN3kwCAj3ONtQUsWQ6exJopJSzkbpjSUCRqI5HCraEdFaMKZa_0nDjFNylDBAt7CRoEJWJhzZ__oTdsbWcqvXirdF3SEq3-9qzvgp4Vptm6mZV-p7JkMr1LRhZmA8gemnTjOVZi7MVF/s1600/whiscash.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;">~~~~</div><div style="text-align: left;">"Masih belum mau bicara? Philip, Water Pulse lagi!" Wallace terus memaksa grunt tadi untuk bicara.. Saking memaksanya hingga menggunakan kekerasan fisik seperti ini.</div><div style="text-align: left;">"Wallace.. kayaknya kau sudah kelewatan" Kataku yang lama-lama merasa kasihan juga dengan grunt tersebut.</div><div style="text-align: left;">"Tidak juga" Balas Wallace santai.</div><div style="text-align: left;">"Oke, aku tanya sekali lagi, kawan. Apa yang kau lakukan disini?"</div><div style="text-align: left;">......</div><div style="text-align: left;">....</div><div style="text-align: left;">...</div><div style="text-align: left;">"..... Philip, Water Pu-"</div><div style="text-align: left;">"OKE! AKU AKAN BICARA!" Grunt tersebut sepertinya sudah tidak tahan.</div><div style="text-align: left;">"Kita disini disuruh oleh Admin kita untuk mencuri mesin pelacak yang dimiliki gedung ini" Jelas Grunt tersebut.</div><div style="text-align: left;">"Admin? Maksudmu Matt dan.."</div><div style="text-align: left;">"Bukan. Bukan Matt dan Shelly. Mereka berdua Admin divisi pertama" Grunt tersebut memotong kalimat Wallace.</div><div style="text-align: left;">"Divisi pertama? Maksudmu.. Team Aqua terbagi dalam beberapa divisi?" Wallace setengah terkejut.</div><div style="text-align: left;">"Ya, semacam itulah, dan aku bekerja di divisi kedua"</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;">"Siapa Admin divisi kedua?" Tanya Wallace.</div><div style="text-align: left;">"Aime dan Milo. Mereka adalah Admin termuda dalam sejarah Tim Aqua"</div><div style="text-align: left;">"Admin termuda? Hebat juga.. bagaimana bisa?" Gumamku.</div><div style="text-align: left;">"Hahaha,, Gosipnya sih, Aime merupakan anak dari salah satu pendiri Tim Aqua yang hilang dalam sebuah misi. Tidak salah dia menjadi Admin, karena katanya dia sudah dilatih secara mental dan fisik untuk menjadi anggota tim Aqua sejak kecil" </div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;">Begitu ya.. Aime yang dulu kukira baik ternyata Admin termuda dari organisasi penjahat yang terkenal di Hoenn. Mungkin ini yang dimaksud orang untuk jangan selalu percaya dengan orang asing.</div><div style="text-align: left;">"Bagaimana dengan Milo?"</div><div style="text-align: left;">"Milo? Kalau tidak salah karena Ayah dari Milo itu.."</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;">Saat grunt tersebut sedang berbicara, tiba-tiba saja...</div><div style="text-align: left;">"Hyper Beam!!" </div><div style="text-align: left;">Duarr!! Grunt tersebut terkena Hyper Beam yang datang entah dari mana dan langsung terhempas ke tembok tak sadarkan diri.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;">"Siapa itu!?" Teriakku. Ternyata Hyper Beam tersebut datang dari seekor Pokemon yang agak asing di daerah ini. Aku yakin Pokemon tersebut bukan berasal dari daerah Hoenn. Tapi Pokemon tersebut tidak sendirian. Disampingnya ada seseorang dengan muka yang sangat kukenal dengan kemeja berwarna biru.</div><div style="text-align: left;">Sudah kuduga. itu Milo. </div><div style="text-align: left;">"Milo, tak kusangka kau ada disini" Kataku.</div><div style="text-align: left;">Milo tersenyum dan membalas, "Aku yang seharusnya bertanya seperti itu" </div>-Dan-http://www.blogger.com/profile/05933300797399206643noreply@blogger.com0