Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Sabtu, 17 April 2010

Entri #021 : Luka, Janji dan Claire

Cable Car yang kami naiki berjalan agak lamban, mungkin karena Cable Car ini masih dalam tahap pembangunan. Yah, sudah setengah jadi sih, tapi masih setengah doang. Palingan hanya bagian pembelian tiket dan jalur Cable Car tersebut. Gerakan bilik Cable Car kami yang lamban, dan gerasak-gerusuk karena masih belum sempurna pembuatannya, membuatku tidak tenang. Aku terus membayangkan bagaimana jika Cable Car ini jatuh karena tidak kuat. Aku merinding membayangkannya. Maka untuk menenangkan diri, aku mengutak-atik PokeNav-ku. Entah Claire ketakutan sepertiku atau tidak, saat aku melihat kerahanya, dia terlihat seperti tidak takut akan kematian, dia tetap tersenyum bangga, menerawang Pita (Ribbon Contest, RED) kemenangannya. Menyadari aku melihatnya dengan penuh kebingungan, dia langsung membela diri "Aku 'kan senang tau! Kau pikir kontes gampang apa?" Claire sepertinya tidak suka kalau perjuangannya di kontes tadi malam di remehkan. "Terserah deh, yang pasti, hutangmu belum lunas" Balasku pasrah.


10 Menit kemudian kami turun di Stasiun Cable Car satu lagi, yaitu di lereng gunung Chimney. Bau belerang yang menyengat serta kabut asap yang menyelimuti udara membuatku terpaksa harus membaca peta di PokeNav.
"Apapun yang terjadi, jangan keatas" Gumam Claire. Aku melihat keatas, diatas kabutnya sangat tebal, apalagi kata kakakku, semakin mendekati kawah, udaranya semakin beracun.
"Maksudmu tujuan kita kebawah?" Kataku menoleh ke Claire. Claire menangkat alisnya, pertanda dia setengah yakin. "Tapi kebawah mana?" Aku merasa kurang yakin. Kata kakakku, di gunung ini ada tempat persembunyian Tim Magma, kalau salah jalan, bisa-bisa malah ketemu Tim tersebut.
"Ikuti jalur ini" Claire menunjuk sebuah jalan yang menuju ke kaki gunung. Jalan tersebut berujung di pintu masuk stasiun Cable Car tadi, itu berarti, ujung yang satu lagi berada di kaki gunung yang mendekati peradaban, mungkin langsung menuju kota Lavaridge?
Setelah berdebat mengenai kemana jalur ini berakhir, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan.

Benar saja pemikiranku tadi, jalan ini berujung di sebuah lembah, dengan sebuah kota jauh di depan. Kami pun langsung berlari menuju Kota tersebut, yang ternyata adalah kota Lavaridge. Sesampainya disana kami beristirahat dulu. Setelah beristirahat, kami bertemu lagi di kafetaria Pokemon Center kota Lavaridge. Aku melihat Claire yang sedang duduk di sebuah kursi sambil memakan sesuatu, aku pun mengahmpirinya dan ikut duduk di depannya.
"Brownies coklat, aku tahu cara membuatnya" Cetus Claire sambil memain-mainkan potongan brownies tersebut menggunakan garpu.
"Seperti Milo" Gumamku. Claire langsung melahap habis Brownies tersebut.
"Milo juga bisa memasak, sepertinya sudah mendarah daging di keluargamu ya?" Lanjutku. Mendengar kalimatku tadi, Claire langsung tersenyum dan tertawa kecil.
"Begitulah, selain itu, sifat egois juga mendarah daging di keluargaku" Tambahnya.
"Egois, itulah kenapa dia meninggalkanku begitu saja, hanya karena aku lamban dan tidak menang-menang kontes. Dia dengan egois, tidak memikirkanku, hanya meninggalkan sebuah catatan kecil di kamar Pokemon Centernya. Hanya catatan bahwa dia sudah muak dan ingin pergi lebih dulu bersama teman ceweknya tersebut" Jelasnya panjang lebar. Aku tidak tahu mau bicara apa, tidak ada yang bisa aku bilang atau lakukan kecuali memain-mainkan sendok yang ada di meja.
"Jadi, aku hanya mau bilang, bahwa.. aku minta maaf jika selama ini aku sering membuatmu kesal, tidak ada maksud, bener deh" Lanjutnya lagi sambil tersenyum palsu melihat kearahku, mencoba menutupi luka dalam hati yang padahal tidak bisa ditutup. Menutupi luka dalam hanya dengan senyuman palsu tidak akan membuahkan hasil apa-apa, yang ada lukanya malah semakin tergali sehingga menjadi semakin dan semakin dalam.
"Claire aku tidak..." Aku berusaha meminta maaf, telah berpikir yang aneh-aneh tentang dia, namun saat aku bicara, Claire langsung memotong pembicaraanku. "Oh iya, habis ini mau kemana?" Claire mencoba mengalihkan topik. Mengetahui apa yang sedang Claire lakukan, aku pun langsung sok antusias.
"Oh.. Aku mau ke Gym! Gymnya didekat sini lho!" Aku menunjukan peta kota Lavaridge yang tergambar di PokeNav-ku. "Hmm, baiklah, kalau aku mau ke pemandian air panas yang ada di sebelah situ" Claire menunjuk ke arah timur. "Nanti sore ketemu lagi di sini ya" Tambahnya. Kami pun sepakat.

Sekitar 15 Menit kemudian, aku sampai di pintu depan Gym kota Lavaridge. Aku pun mencoba membuka pintu, dan BRAAK! Saat aku mencoba memegang knop pintu, tiba-tiba ada sesosok pelatih mendobrak pintu dari dalam ruangan, pelatih tersebut berlari menuju Pokemon Center menggendong seekor Swellow. Ini gawat, ini pertanda tidak baik, gumamku dalam hati. Aku pun perlahan masuk melalui pintu, dan mendapati sesosok perempuan berdiri jauh didepanku. Oh itu Flannery, Ketua Gym kota Lavaridge. "Oke, siapa calon orang kalah selanjutnya?" Flannery berteriak sambil melirik ke arahku. Aku yang cuek hanya berjalan perlahan menuju arena pertarungan sambil melihat-lihat sekitar.
"Hei baju putih! Jadi kau calon orang-yang-akan-kalah selanjutnya?"
"Maaf, tapi aku kira yang calon orang-yang-kalah itu yang berbaju hitam" Balasku sambil merenggangkan tangan. Flannery  bingung mendengar ucapanku. Dia pun melihat-lihat sekitar, baru setelah itu dia melihat baju yang dia kenakan.
"Grrr... Kau kutantang baju putih! Sekarang juga!" Flannery sepertinya sudah paham akan kalimatku tadi.

Sorot mata yang tajam tidak akan bisa mengintimidasiku. "Perempuan duluan" Kataku kepada Flannery. Dia pun segera mengeluarkan Pokemonnya, "Ayo maju Slugma!" Seekor Pokemon lahar keluar dari Pokeball. Oh iya! Aku lupa! Aku tidak punya Pokemon yang bisa melawan tipe api kecuali Justice yang bertipe naga dan Synyster yang merangkap tipe batu sekaligus besi. Sedangkan Skywalker dan Maxilliam sangat tidak bagus untuk kondisi pertarungan ini.
"Justice maju!"
"Seekor Bagon? Pilihan yang bagus. Tapi aku harap dia bisa serangan tipe Air! Slugma SmokeScreen!" Slugma mengeluarkan asap tebal yang menyelimuti Justice. Aku pun menyuruh Justice untuk menggunakan DragonBreath ke segala arah. Namun tidak ada hasil! Gawat.. tapi tunggu dulu.. kalau secara horizontal tak bisa ditemukan berarti... "DragonBreath ke atas!" Justice menembakan DragonBreathnya keatas, dan benar saja, Slugma tersebut sudah bersiap untuk menimpa Justice dari atas! Untung dia kalah cepat dengan DragonBreath sehingga dia sudah terpental duluan.
"Lumayan untuk permulaan" Flannery tersenyum kecut.
Slugma terjatuh ketanah. "Baiklah, sekarang, DragonBreath kesegala arah secara Horizontal!" DragonBreath pun ditembakan bagaikan air mancur. Lalu terdengar suara raungan Slugma.
"Slugma, Flamethrower!" Perintah Flannery. Slugma tidak bergerak. "Jangan bilang.. Slugma terkena kondisi lumpuh!?" Seru Flannery. Aku pun tersenyum dan berkata dengan santai, "Seharusnya kau tidak memakai baju hitam"

Kembali ke Atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"