Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Minggu, 19 Desember 2010

Entri #039 : Terikat

Secangkir teh lumayan menghangatkan malam ini. Secara teknis malam ini memang tetap sama dengan apa yang sudah kulalui selama kurang lebih 3 bulan ini; tidur di penginapan Pokemon Center. Namun yang membuat malam ini terasa beda adalah kehadiran kakakku dan Wallace. Ya, setelah kejadian di Gedung Antariksa tadi sore, kita semua memutuskan untuk menghabiskan hari ini di Pokemon Center.

Seharian duduk santai di kafetaria Pokemon Center kota Mosdeep setelah kejadian yang hampir membunuhku tadi memang terasa sangat enak. Ahhh sudah lama tidak sesantai ini.
"Dimana Claire?" Tiba-tiba saja kakakku sudah duduk di sampingku. Bikin kaget saja.
"Tadi katanya ada janji dengan Tate dan Liza. Enggak tau persis sih janji apaan"
"Sudah bicara dengannya?"
"Sudah."
"Apa katanya? Dia tahu tentang semua ini? beritahu aku"
Wallace juga datang menghampiri, mau ikutan mendengarkan ceritaku.

Senin, 13 Desember 2010

Entri #038 : Musuh Dalam Selimut

"Tak kusangka kita bisa berada di tempat yang sama lagi dalam jangka  waktu sekitar 2 hari saja" Kata Milo dengan perlahan melangkah mendekatiku dan Wallace, yang secara otomatis, aku dan Wallace juga ikut mundur. Milo terlihat begitu mengancam dengan seekor Pokemon tinggi berwarna putih di sampingnya. Belum lagi Milo dengan sukses melukai anggota sendiri sampai tidak sadar. Kalau tak salah, itu Pokemon dari daerah Sinnoh yang bernama Gallade. Tentu saja, Milo 'kan memiliki Kirlia.

Milo mengentikan langkahnya. Mungkin, karena sekarang kita sedang berada di sebuah lorong. Dengan satu-satunya jalan keluar yang berada di belakang Milo. Sedang ruangan yang kita interogasi tadi, tak lain tak bukan hanyalah sebuah gudang kecil berisi barang-barang tak terpakai. Kita bisa saja bersembunyi di gudang itu, namun, apa yang akan kita lakukan disitu?

Wallace menyuruhku untuk jangan melawan. Karena, kita tidak mungkin bisa berbuat apa-apa. Salah-salah dikit Milo bisa saja memanggil grunt-grunt-nya dan menyerang kami.
"Shed, aku ada ide" Bisik Wallace.
Aku menaikan alis kananku. "Kau alihkan perhatiannya, aku akan minta bantuan melalui PokeGear" Lanjut Wallace yang perlahan memasukan tangan ke kantongnya.
"aku  mengalihkan perhatian? apa maksudmu? bagaimana caranya?"
"Ya.. ajak ngobrol gitu atau ajak main futsal bareng, ya aku tidak tahu! yang penting perhatiannya teralih! jangan sampai dia tahu aku mau memanggil bala bantuan!" Wallace malah sewot.

Mengalihkan perhatian? okelah kalau begitu. Aku ajak bicara saja.
"Sudah selesai gosipnya?" Milo malah yang memulai pembicaraan.
"Sudah. Kenapa? kau iri karena tidak punya teman untuk ngobrol ya?" Balasku.
Milo terkekeh. "Oh ya? Aku kira kita teman baik"
"Kita dulu memang teman. Tidak setelah kau berubah menjadi..

Sabtu, 20 November 2010

Entri #037 : Grunt

Sunyi, gelap dan berantakan. Itulah yang aku lihat saat ini. Ya, kita benar-benar melakukan apa yang Wallace katakan beberapa menit yang lalu. Kita sekarang sedang menginvestigasi gedung ini.

"Jackpot" Wallace berbisik. Wallace menghentikan langkahnya, begitu juga aku.
"Ada apa?"
"Di depan situ" Wallace menunjuk ke sebuah ruangan yang pintunya terbuka.

"Hah? Aku tidak melihat apa-apa" Kita memang tidak menggunakan senter atau alat penerang lainnya, karena, kata Wallace menggunakan alat penerang malah membuat kita mencolok sendiri ditengah kegelapan, sehingga membuat kita sulit untuk menginvestigasi.


"Ada seseorang disitu, dengar baik-baik" Kata Wallace lagi.
"I.. iya juga" Aku mulai menyadari begitu aku mendengar suara langkah kaki dan juga pergerakan-pergerakan.
"Terkadang, untuk melihat sesuatu menggunakan mata saja tidak cukup"


Wallace mulai bergerak maju menuju ruangan tersebut. Dengan gaya mengendap-endap a la Ninja tentunya--Yang juga aku ikutan.

Kami pun mulai mencoba memasuki ruangan tersebut, dengan berniat untuk mengetahui siapa orang tersebut.

Perlahan kita mulai mendekati pintu..

semakin dekat..

semakin dekat..


Sabtu, 30 Oktober 2010

Entri #036 : Mitra

"Bagaimana Shed? Masih belum menyerah?" Kata Tate dengan nada sombong.
"Belum! Poseidon, Bubblebeam!"
"Balas dengan Solar Beam!" Sinar surya milik Solrock tak disangka lebih kuat dari Bubble beam Poseidon! Pokemon bintang laut tersebut pun terkena Solar Beam secara telak.
"Hahahaha! Menyerah saja Shed! Pokemon-mu yang tersisa hanya tinggal Staryu dan Bagon!" Kata Liza dengan nada mengejek.
"Huh, ini belum berakhir! Justice, Drago-"
DUAAARR!!
Tiba-tiba ada ledakan besar disusul oleh gempa kecil. Ledakan tersebut sepertinya terjadi di tempat yang lumayan dekat dari gedung Gym ini. Bisa dirasakan melalui besar suaranya.
Seisi ruangan langsung diam.

"Shed? Kau merasakannya?" Tanya Claire dengan nada ketakutan.
"Kita semua merasakannya" Sambung Tate (sepertinya aku sudah mulai bisa membedakan).
"Sepertinya sebuah ledakan".
"Sepertinya ada baiknya jika kita mengecek apa yang terjadi di luar" Kata Claire.
Akhirnya kita semua memutuskan untuk menghentikan pertarungan kita dan mengecek keadaan diluar.
Dan benar saja, diluar banyak orang berlarian. Lalu ada segrombolan berkumpul di sebuah gedung tinggi yang letaknya sedikit agak jauh dari Gym.
"Itu.. Gedung Pusat Antariksa kota Mosdeep" Liza berkata dengan nada miris.
Seperti pepatah ada gula ada semut, kami pun kesana.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Entri #035 : Filler

"Oke, Poseidon, habisi dengan Bubblebeam!" Pokemon bintang laut tersebut pun berhasil menjatuhkan lawan, yg anehnya, bertipe listrik. Agak tidak masuk akal bukan? Seharusnya Pokemon listrik bisa menang melawan Pokemon air.
"Wah, pertandingan yang hebat. Staryu-mu keren"
"Hahaha, Manectric-mu juga kuat kok" Aku mencoba rendah hati, dan menghibur lawanku.

Kapal ferry yang menuju ke kota Mosdeep ini, memang berisi para pelatih yang kuat-kuat. Pelatih dari berbagai macam daerah berkumpul. Kemampuan mereka juga berbeda-beda. Tapi, seperti apapun, semua yang ada disini kuat. Pantas saja aku bisa naik. hehehe..
"Hey, Shed! Sebelah sini!" Terdengar suara Claire diantara lautan manusia di kapal ini.
Ya, kapal ini memang ramai, karena kota Mosdeep itu sendiri merupakan Gym ke 6, yang berarti sudah dekat ke Liga. Makanya ramai oleh pelatih-pelatih kuat.
"Shed! disini!" Teriak Claire lagi.
Ternyata Claire sedang duduk di sebuah kafe. Aku pun datang menghampirinya.

"Perhatian para penumpang, sebentar lagi kita akan sampai di pelabuhan kota Mosdeep" Terdengar suara pengumuman. Mosdeep sudah di depan mata, itu berarti, Gym selanjutnya!

Selasa, 28 September 2010

Entri #034 : Sudut Pandang Claire

*Episode ini menggunakan prespektif Claire.

Aku tidak percaya atas semua hal yang baru saja terjadi. Aku tidak percaya Shed bisa dengan gampang menuduhku seperti itu. Padahal, semua yang kukatakan benar. Hhh.. Yasudahlah, mungkin aku dan Shed memang seperti kutub magnet yang sama. Kutub magnet yang sama jika di dekatkan akan menimbulkan gaya dorong. Mungkin, seperti itulah aku dan Shed.

Setelah dari dapartement Store,  aku langsung hilang arah. Tidak tahu mau jalan kemana. Selama ini aku hanya mengekor Shed, jadi... Kalau Shed tidak ada aku mau kemana ya?

Setelah mengitari kota Lilycove, aku memutuskan untuk mencari Shed. Kalau dipikir-pikir.. aku merasa bersalah juga. Tapi.. Aku sudah mengitari kota ini dan... aku tidak melihat batang hidung Shed. Kemana perginya? Apa dia langsung minggat dari kota ini setelah kejadian tadi? Ah, rasanya tidak mungkin. Shed tidak mungkin setega itu padaku.
"Apa yang dilakukan perempuan manis seperti mu di tengah kota seperti ini?" Tiba-tiba saja terdengar suara di belakangku. Aku menoleh kebelakang. dan terlihat muka yang sangat familiar. Bukan Shed. Tapi.. Milo.
"Mana pacarmu?" Tanya si Milo lagi.
"M.. MILO!? Apa yang kau lakukan disini!?"
Milo tersebut diam. Mengerutkan dahi.
"Apakah aku mengenalmu?" Tanya Milo.
"Hahahaha.. Jadi sudah meninggalkanku begitu saja, lalu pura-pura lupa sama adik kembar sendiri" Candaku.
Dahi Milo semakin mengerut, dan berjalan selangkah mendekatiku.
"Pertama kau bilang namaku Milo, lalu bilang aku meninggalkanmu. Apakah kita pernah kenal? Aku saja tak tahu siapa dirimu" Jawabnya lagi.
Dilihat dari ekspresi mukanya, dia seperti benar-benar tidak tahu. Ekspresi-Tidak-tahu yang sama seperti Milo yang biasa aku temui. Yang berarti.. Ucapan dia yang tadi itu serius.. Itu artinya, dia bukan Milo.
Tapi aku sangat yakin itu Milo! Mulai dari suara, fisik sampai ekspresinya. Walaupun Milo yang ini memiliki rambut yang lebih gondrong, Aku tetap yakin kalau itu Milo! Tidak mungkin aku lupa dengan orang yang lahir 15 menit lebih dulu dariku! Tidak mungkin aku lupa pada orang yang telah meninggalkanku!
"Milo? Kau.. bukan Milo?" Tanyaku dengan terbata.
"Milo? Hahaha namaku Lar"
"Lar?" Nama yang unik.
"Oke.... Lar, kau siapa dan sedang apa disini" Tanyaku lagi. Aku sudah mulai bingung. Pertama, dia bukan Milo padahal aku tahu dia itu Milo, Kedua, Kalau dia bukan Milo kenapa dia menyapaku?

Senin, 06 September 2010

Entri #033 : Kota Lilycove

"Jadi kau kalah dalam Kontes Pokemon tadi?"
"Iya, entah kenapa Pokemon-ku tidak mau bergerak saat kusuruh tadi" Jawab Claire.
Setelah kekecewaan kami di Safari Zone tadi, Claire memutuskan untuk berbelanja di department store kota Lilycove. Kata Claire, belanja bisa menenangkan pikiran. Oh ya? Padahal dengan belanja uang kita akan terkuras yang berarti.. tambah stress karena gak ada uang.
"Shed, lebih baik Full Restore atau Hyper Potion?"
"Terserah kau" Claire mengambil satu Hyper Potion dari rak penjualannya.
"Jadi Claire, Heracross tadi benar-benar menyerangmu duluan?"
"Tentu saja. Bukannya kau bilang kau percaya?" Balas Claire sewot.
"Ya.. habis jika dipikir-pikir.. kau 'kan agak ceroboh orangnya. Jadi.."
"Kau menuduhku berbohong?"
Dari sini perselisihan mulai terjadi. Habis aku agak bingung juga. Tak mungkin Heracross itu menyerang duluan, apalagi sampai bergerombol.
"Yasudahlah, lagipula Heracross tersebut menyerang atau tidak, tidak mengubah apa-apa kan?"
"'Yasudahlah'!? Aku kehilangan Heracross, Pikachu dan Rhyhorn kau bilang 'Yasudahlah'!?"
Keadaan semakin panas.
"Oke, kalau kau tak mau denganku lagi pergi saja!" Claire semakin menaikan nada suaranya.
"Siapa bilang aku mau denganmu!? Aku memang sudah malas dari dulu! Aku akan ke kota Mosdeep sendiri!"
Dengan emosi yang memuncak, aku pun meninggalkan Claire di department store. Aku pun menuju pantai Lilycove.

Jumat, 27 Agustus 2010

Entri #032 : Janggal

Sambil berjalan menuju pos Safari Zone, Claire berbicara banyak. mungkin salahku juga yang pakai bertanya macam-macam segala. ".... Maka dari itu aku tidak pernah mau menunggangi Pokemon di laut, habis jika Pokemonnya tiba-tiba gak sadarkan diri 'kan bisa repot. hahahahaha.."
"Kalimatmu yang sangat panjang tadi tidak menjawab pertanyaanku" Kataku dengan santai.
"Oh.. memang tadi pertanyaanmu apa Shed?"
"Pertanyaanku itu.. 'Ngapain kamu disini'.. Kenapa tiba-tiba nyambung ke nunggangin Pokemon!?"
"iya aku jawab. Santai aja kali" Jawab Claire judes.

"Jadi aku disini karena..aku kalah di kontes Pokemon tadi.. "
"Kenapa?"
"Tidak tahu.. Vibrava-ku entah kenapa tidak mau bergerak saat disuruh, dia malah terlihat kesakitan.." Jawab Claire lesu.
Tiba-tiba muncul petugas safari zone menggunakan kendaraan kecil. mungkin semacam Caddy "Hey kalian! Shed Reever dan Claire Justance kan?"
"Uhh.. iya.. kenapa?"
"Ikut dengan kami ke pos" Kata petugas tersebut turun dari Caddy-nya dan menyuruh kita untuk naik.

Tak lama kemudian aku dan Claire sudah berada di lantai 2 dari pos gedung utama Safari Zone. kami dibawa ke sebuah balkon yang menghadap ke suaka alam Safari Zone. Di ujung balkon

Selasa, 10 Agustus 2010

Entri #031 : Mengejar & Dikejar

"Jadi ini Safari Zone?" Pandanganku terpaku pada sebuah bangunan besar berwarna hijau. Aku sih gak tau banyak tentang Safari Zone, aku hanya tau dari cerita Kakakku dulu saat dia masih berpetualang. Aku pun masuk kedalam bangunan tersebut. Safari Zone ini secara teknis memang tidak berada di kota Lilicove, melainkan berada di rute 121, namun karena dekat dengan kota Lilycove, jadi  sering disebut 'Safari Zone kota Lilycove'.
Setelah masuk, aku pun langsung mendaftarkan diri untuk ikut serta.
Setelah mendaftarkan diri, aku diberi sedikit penjelasan dan peraturan dari instruktur Safari Zone tersebut. Aku tidak begitu mendengarkan penjelasan instruktur tersebut, gimana enggak? Aku sudah sangat tidak sabar untuk segera masuk! Dalam safari zone kita bisa menangkap Pokemon sebanyak apapun! Yah, gak sebanyak itu juga sih, karena kita hanya diberi sekitar 30 Safari Ball.
"Baiklah, ini jam tangan khusus untuk di safari zone" instruktur tersebut memberi jam tangan unik kepadaku.
"Ini gunanya untuk timer. jika waktumu habis,  Jam ini akan berbunyi dan kami akan

Selasa, 03 Agustus 2010

Entri #030 : Kota Lilycove

Siang terik di kota Fortree yang panas seakan membakar semangatku untuk berpetualang lagi.
"Jadi nanti sore kalian sudah mau pergi?" Dahi Fadli mengkerut.
"Iya, ingin secepatnya sampai ke Lilycove"
"Kenapa begitu terburu-buru?"
"Tidak apa-apa.. aku hanya ingin sampai sana dengan cepat Hahahaha" Aku tertawa ringan.
Kemenangan melawan Winona telah mengubah pikiranku tentang kekalahan. Bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Benar juga kata banyak orang.
Dengan 6 lencana, sudah bisa meyakinkanku untuk memenangkan Liga di kota Evergrande nanti.
PIP PIP PIP. Terdengat bunyi telepon.
"PokeNav-ku. hehehe" Fadli menyengir, dan minta permisi sebentar untuk mengangkat telefonnya. Sambil menunggu, aku mengutak-atik Pokedex-ku sambil duduk di kursi teras depan rumah Fadli. Tak lama kemudian Claire datang dan langsung duduk disebelahku.
"Kapan pergi? aku sudah siap-siap" Claire membuka topik pembicaraan.
"Hmm? Masih nanti sore kok. ngapain buru-buru?" Aku menjawab acuh.
"Oh yasudah. nyantai aja kali jawabnya" Claire tiba-tiba sewot.
....
...
...
"Claire?"
"Hmm?"
"Saat aku bertarung tadi, apa kau merasa--"
"Shed Shed Shed!!!Bagaimana kalau kuantar??" Fadli yang berada di dalam rumah langsung berlari tergopoh-gopoh keluar.
"Ke.. kenapa tiba-tiba begitu? Bikin kaget saja" Aku melihat Fadli yang terlihat sedang panik. Ada apa sebenarnya?
"Mengantar? Hahaha.. tidak usah.. kita sudah biasa jalan. Ya 'kan Shed?"
"Seharusnya aku yang bicara seperti itu"
"Kau yakin? soalnya. uhh.. di rute 120 itu hujan deras banget! Kalau kuantar bisa lewat diatas awan hujan pakai Pidgeot!"
"Hahaha.. tidak usah Fadli. kalau hujan doang sih aku dan Claire sudah biasa"
"Apa? Hujan? kalo gitu dianterin aja deh!" Tiba-tiba Claire malah berubah pikiran.
"Heh?"
"Bagaimana? tapi aku tak bisa ikut" Fadli menggaruk kepalanya.
"Ayolah Shed! Ya? ya?" Claire memaksa. Aku pun tak bisa berkata buat apa-apa


Jumat, 16 Juli 2010

Entri #029 : Celah

"Hey Shed.." Claire menyapaku yang sedang duduk termenung di teras rumah pohon milik Fadli. Ya, Fadli mengizinkan kita untuk menginap disini selama beberapa hari.

"Masih terpukul dengan kekalahanmu tadi malam?"

"Bukan terpukul, aku hanya bingung kenapa aku bisa kalah" Jawabku acuh.
"Artinya sama saja" Kata Claire sambil menyodorkan minuman kepadaku.Minuman yang diberikan Claire sudah agak dingin. Mungkin karena pagi ini sangat sejuk. Belum lagi rumah pohon ini yang berada di ketinggian.
"Kau tahu Claire.. Aku baru dua kali kalah dalam pertarungan Gym" Kataku sambil meneguk minuman tersebut. "Benarkah?" Claire menengok kearahku. "Hebat sekali! Kalau begitu berarti kau kuat dong!" Aku tertawa kecil. "Aku memang dilatih sejak kecil oleh kakakku. Cara mengantisipasi serangan, menebak strategi dan lain sebagainya".


Claire tersenyum.


"Sangat berbeda dengan--"
"--Milo" Aku memotong kalimat Claire yang belum selesai. "Maaf nih Claire, tapi aku sudah cukup mendengar curhatanmu mengenai dia"

"Aku mengerti kok" Senyum Claire makin lebar.

Merasa gak enak. aku pun diam. Berharap Claire mengubah

Kamis, 24 Juni 2010

Entri #028 : Pertarungan Udara

"Baiklah, aku akan mengeluarkan Pokemon pertamaku! Swellow, maju!" Seekor Swellow keluar dari PokeBall-nya.  Sekarang langit sudah gelap, dan aku sedang ingin bertarung melawan Winona, ketua Gym kota Fortree. Tanpa sebab yang jelas, kita bertarung di sebuah bukit yang agak jauh dari kota Fortree. Kira-kira ada apa ya? Kenapa tidak di gedung Gym saja?
"Hey! Mana Pokemonmu?" Protes Winona.
"Oh iya!" Lamunanku buyar, aku pun langsung memanggil Synyster untuk bertarung. Pokemon bertipe Batu dan Besi macam Synyster pasti dengan mudah bisa menahan Swellow.
"Aron? Pilihan yang bagus" Winona tersenyum.
Claire dari tadi teriak menyemangatiku, disebelahnya ada Fadli yang sedang menengok kanan dan kiri, terkadang kebelakang, melihat kearah kaki bukit. Dia terlihat seperti seorang buronan yang sedang sembunyi dari polisi.
"Oke, kita mulai!" Teriak Winona.
"Swellow, Quick Attack!" Swellow melesat kencang.
Apa yang dia pikirkan? Serangan macam itu

Rabu, 16 Juni 2010

Entri #027 : Rumah Pohon

"Milo? Apakah itu kau?" Aku melihat Milo berdiri tak jauh dariku. Saat kupanggil, Milo menoleh kearahku, dengan pandangan kosong. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku. Dia tidak menjawab. Tubuhnya bersinar.. semakin terang. "Apa yang? ada apa ini?" Aku kebingungan, menengok kanan dan kiri, semuanya gelap, hanya warna hitam menyelimuti. Namun tak jauh dariku, terlihat Kakakku bersama Porygon2 kesayangannya. Tanpa alasan yang jelas, Porygon2 kakakku menggunakan Hyper Beam ke arah Milo. "Hey Kak! Apa yang kau lakukan!?" Aku berteriak. Badanku tak bisa bergerak. Kaku. Hyper Beam melesat kencang ke arah Milo dan mengenai tubuhnya. Milo hilang. Lenyap. Tepat di depan mataku.
Menyesal karena tidak bisa menyelamatkannya, aku pun berteriak kencang.

Tiba-tiba pemandangan berubah. Aku sedang berada di tempat tidur. Di sebuah ruangan

Selasa, 08 Juni 2010

Entri #026 : Las Feebas

"Hey Shed! Tunggu dulu!" Claire tergopoh-gopoh.
"Haduuhh.. lamban sekali sih! Keburu dia berpindah tempat lagi!"
Claire yang sudah kelelahan berlari hanya bisa duduk. Aku sendiri sedang menyemangati Claire untuk terus berlari. Habis, dia sendiri yang mencetuskan ide untuk melacak Feebas, dia sendiri juga yang kelelahan duluan. Alat pelacaknya pun sudah kurebut.
"Baiklah aku tinggal ya?" Aku sudah malas untuk mengurusi yang beginian.
"Iya, iya deh" Claire hanya bisa pasrah. Akhirnya, kita berjalan kembali. Aku pun lari duluan. Aku sampai di sebuah bangunan. Bangunan tersebut masih dalam proses konsturksi walau mungkin sudah 80% jadi. Karena banyak debu, terpaksa aku jauh-jauh dari situ. Aku menoleh kebelakang, dan mendapati Claire yang dari tadi mengikuti sudah tidak ada. Tak peduli, aku pun menjauhi konsturksi bangunan tersebut hingga aku berada diujung sebuah jurang kecil. dan lagi-lagi, Claire sudah ada di sebelahku. "Maaf aku pelupa" Claire nyengir selagi memasukan Skarmory-nya kedalam PokeBall. Aku cuma bisa memandangnya dengan kesal. "Dimana Feebas?" Tanyanya. Kulihat alat pemancar milik Claire, dan ternyata, Feebas tersebut berada di sungai dasar jurang ini! Aku dan Claire melihat kedasar jurang. Ya.. tidak dalam sih jurangnya, dibawahnya pun sungai. Mungkin ini tebing kali, bukan jurang.
"Kau yakin?" Claire mengangkat salah satu alis matanya.
"Seharusnya aku yang bertanya, alat ini 'kan milikmu"
"Bukan, maksudku, bagaimana kita bisa menangkapnya dari atas sini"
"Aku tidak tahu" Jawabku mengangkat bahu.

Kamis, 27 Mei 2010

Entri #025 : Jangan Lihat dari Luar

Pagi yang cerah mengawali lanjutnya perjalananku. Oke, 'kami' kalau ditambah Claire. Aku bersiap untuk segera pergi, walaupun si Claire minta ditunggu karena dia masih harus menyiapkan barang ini-itu. Dasar.
"Baiklah Shed, jalan menuju kota Fortree itu panjang, melelahkan dan dingin karena hujan lebat yang hampir setiap hari mengguyur rute 119 bahkan terkadang rute 118 juga" Jelas Kakakku dengan keadaan masih baru bangun tidur; rambut berantakan, muka kusam, dan sambil gosok gigi.
"Baik terima kasih kak... CLAIRE AYO CEPAT" Panggilku geram. Claire menyahut dan berkata bahwa dia bentar lagi selesai. "Jangan kasar sama perempuan" Celetuk Kakakku.

Jumat, 14 Mei 2010

Entri #024 : Rumah Shed di Kota Mauville

Akhirnya aku bisa melihat rumahku dari kejauhan, Skarmory yang sudah terbang duluan, sepertinya sudah mendarat. Fearow pun terbang semakin rendah, saat sudah dekat dengan rumah, Fearow mendarat dengan perlahan. Kita turun dari Fearow tersebut. Kakakku bersama Skarmory sedang menunggu di depan pekarangan rumahku. "Lama sekali" Protesnya. Kakakku mengembalikan Fearow-nya kedalam Pokeball. Begitu juga Claire mengembalikan Skarmory-nya kedalam PokeBall. Kami pun segera masuk kedalam rumah.
Saat aku mau memegang knop pintu, tiba-tiba kakakku menyerobot dan berkata: "Oh iya, aku lupa, kita ada tamu". Kakakku pun membuka pintu, dan masuk duluan.
Benar saja, saat aku masuk kedalam rumah, ada seorang anak laki-laki, kira-kira seumuran denganku--mungkin lebih tua-- sedang duduk santai di sofa sambil membaca buku. Mengetahui aku datang orang tersebut langsung berdiri dan menyapaku. "Hey, kau pasti Shed, Kakakmu bercerita banyak tentangmu"
Aku yang bingung hanya berdiri di depan pintu dengan memasang tampang "Siapa-kau-kok-bisa-tahu-namaku?". Claire yang berada dibelakangku langsung mendorongku kedepan.
"Apaan sih!?" Gerutuku.
"Abis kau lama banget berdiri gak maju-maju" Claire memasang tampang jutek.
Orang tersebut melihat Claire dan menyapa dia. "Hey.. kau pasti... Claire"
Claire juga kaget, karena orang tersebut juga mengetahui namanya. "Aku melihatmu di TV kemarin" Tambahnya.
Aku pun bertanya namanya.
"Oh, perkenalkan, namaku Reiji Ozora!" Orang bernama Reiji tersebut tertawa ringan. Namun pembicaraan ini malah semakin kaku. Setelah diam beberapa menit, Kakakku langsung mencairkan suasana.
"Oke!! Reiji pernah membantuku saat Proyekku dicuri, jadi, dia kuizinkan beristirahat disini dalam perjalanannya".
Tunggu dulu, sepertinya aku pernah mengenal wajah si Reiji. Oh iya! Dia pelatih Salamence yang kulihat di TV kemarin! Aku pun mencoba mengecek kebenaranku dengan bertanya padanya. Dan ternyata benar, dia benar-benar Reiji yang kulihat di TV!
"Ayah dan ibu sedang pergi,  jadi, sebagai Kakak laki-laki sekaligus yang paling tua disini, aku yang bertanggung jawab" Kakakku menegakkan badan.
"Jadi, aku ada urusan, nah, kalian ngobrol-ngobrol yah!" Kakakku langsung berlari menuju laboratoriumnya (syang juga kamarnya).

Selasa, 04 Mei 2010

Entri #023 : Jalan Lain

"Ayo pergi Shed!"
"Iye ah.. bentar..rese amet sih"
Pagi yang cerah di kota Lavaridge, padahal masih waktu subuh, tapi panas sudah melebihi siang hari. Claire dari tadi memburu-buruku agar segera cepat pergi kekota ini, dan menuju ke kota Fortree. Aku pun keluar dari kamarku, Claire yang dari tadi menunggu di depan pintu langsung menarikku. Kita pun berjalan keluar melewati perbatasan kota Lavaridge. Setelah berjalan cukup lama, kita sampai di jalan yang familiar bagiku, saat aku mengingat-ingat, ternyata jalan ini kulewati saat aku ingin pergi ke padang pasir rute 111. Berarti ini rute 111.
"Baiklah, Shedster, kita pergi kemana sekarang?"
"Apa tadi? Shedster? Jangan mengubah nama orang seenaknya dong" Aku menunjukan peta Hoenn kepada Claire. "Berarti... kita harus melewati kota Mauville dulu ya? Berarti aku bisa bertemu keluargamu!" KREK KREK KREK. Mati aku. Kalau Claire bertemu keluargaku bisa gawat. Apalagi kalau keluargaku sampai menyukai Claire, bisa-bisa aku tidak bisa menghindar darinya!
"Baiklah, ayo cepat! Jangan sampai kesorean sampe sana!" Claire berlari dengan cepat meninggalkanku dibelakang. Apa yang membuatnya begitu ingin bertemu keluargaku? Yah, apapun alasannya, jangan sampai dia bertemu dengan keluargaku. Apalagi kakakku.
"Hey Claire!" Aku memanggil Claire yang sudah jauh di depan. Claire berbalik dan berlari menghampiriku.
"Ada apa Shedster?"
"Tidakkah kau pikir kalau berjalan dari sini ke Mauville akan memakan waktu yang panjang? Kayaknya kita harus cari jalan lain"
"Yah.. Shed.. Aku ada Skarmory kok, dia bisa terbang"
"Skarmory takkan kuat mengangkat kita berdua.." Aku berusaha untuk menghindar, aku yakin pasti ada jalan lain menuju Fortree selain melewati kota Mauville. "Kalau kamu punya dua Pokemon terbang, aku sih mau-mau aja" Tambahku berbohong. Claire tampak kecewa dan tetap memaksaku untuk jalan, tapi aku menolak. Claire terus menarik tanganku tapi aku tidak bergerak dari tujuan, aku tetap berdiri sambil melihat-lihat peta di PokeNav, berharap ada jalan lain.

Rabu, 28 April 2010

Entri #022 : Panasnya Kota Lavaridge

Menyadari Slugma sudah tak mungkin memenangkan pertandingan, Flannery mengembalikan Slugma kedalam Pokeballnya. "Slugma, kembali!". Padahal Slugma belum sepenuhnya kalah, walaupun sudah terluka parah dan terkena status lumpuh. Sedangkan keadaanku sekarang masih sangat bagus, Justice masih berdiri tegak di arena pertarungan.
"Torkoal, Giliranmu!" Flannery melempar PokeBall berisi Pokemon berbentuk kura-kura. Torkoal, nama Pokemon tesebut, memiliki cangkang dengan lubang cerobong ditengahnya. Ah, untuk apa mikirin bentuk dari Torkoal tersebut, yang penting sekarang adalah, memenangkan pertandingan. Kabut asap yang menyelimuti Justice perlahan memudar. Sekarang Jusice memiliki tembakan bersih.
"DragonBreath!" Perintahku kepada Justice. Pokemon naga mungil tersebut menghembuskan nafas api ke arah Torkoal. "Torkoal, bertahan!" Pokemon kura-kura tersebut berlindung di balik cangkangnya yang keras. DragonBreath tidak memberikan dampak apapun.
"Sekali lagi!" DragonBreath kedua dilontarkan, Torkoal masih tidak bergeming!
"Gunakan Gyro Ball!" Flannery memberi perintah kepada Torkoal. Gyro Ball? Itu kan jurus yang biasa di pelajari di  kawasan Sinnoh! Jarang pelatih kawasan Hoenn yang memiliki Pokemon yang belajar serangan kawasan Sinnoh!

Sabtu, 17 April 2010

Entri #021 : Luka, Janji dan Claire

Cable Car yang kami naiki berjalan agak lamban, mungkin karena Cable Car ini masih dalam tahap pembangunan. Yah, sudah setengah jadi sih, tapi masih setengah doang. Palingan hanya bagian pembelian tiket dan jalur Cable Car tersebut. Gerakan bilik Cable Car kami yang lamban, dan gerasak-gerusuk karena masih belum sempurna pembuatannya, membuatku tidak tenang. Aku terus membayangkan bagaimana jika Cable Car ini jatuh karena tidak kuat. Aku merinding membayangkannya. Maka untuk menenangkan diri, aku mengutak-atik PokeNav-ku. Entah Claire ketakutan sepertiku atau tidak, saat aku melihat kerahanya, dia terlihat seperti tidak takut akan kematian, dia tetap tersenyum bangga, menerawang Pita (Ribbon Contest, RED) kemenangannya. Menyadari aku melihatnya dengan penuh kebingungan, dia langsung membela diri "Aku 'kan senang tau! Kau pikir kontes gampang apa?" Claire sepertinya tidak suka kalau perjuangannya di kontes tadi malam di remehkan. "Terserah deh, yang pasti, hutangmu belum lunas" Balasku pasrah.

Sabtu, 03 April 2010

Entri #020 : 20 Menit Setelah Ini

"Tapi Claire, bukannya keluarga Jastence berasal dari kota Fallarbor?" Tanyaku kepada Claire yang sedang sibuk meng-koordinasi Pokemon-Pokemonnya untuk kontes nanti. Aku kurang paham tentang kontes, yang pasti, kontes itu mengambil sisi lain dari Pokemon. Kalau biasanya Pokemon adalah teman bertarung yang mengandalkan kekuatan, di kontes, lebih mengandalkan ke kreatifitas dibanding kekuatan. "Ooh, itu, keluarga Jastence memang berasal dari sini, cuma kita terkadang berpindah-pindah tempat, sekarang saja rumahku di Verdanturf, makanya aku belum mengikuti kontes di kota Fallarbor" Jawab Claire santai. Vibrava, Skarmory

Jumat, 12 Maret 2010

Entri #019 : Matahari Terbenam Di Kota Fallarbor

"Jadi, kau berpisah jalan dengan kakak kembarmu itu karena dia keras kepala?" Kataku sambil menyesap minumanku. Setelah mendapatkan Justice--Bagon yang baru kutangkap--, kami langsung beristirahat di kursi taman depan Pokemon Center. "Iya begitulah, dia sangat ingin pergi ke kota lain untuk menantang Gym, padahal aku belum menyelesaikan Kontes-ku di kota Verdanturf" Jawab Claire sambil menatap langit sore hari yang biru dengan penuh arti. Aku tidak tahu dia sempat-sempatnya mendapati konflik batin, apalagi dengan kakak kembarnya sendiri. Entah kenapa, aku merasa bersalah telah sebal kepadanya. "Ditambah

Kamis, 04 Maret 2010

Entri #018 : Yang Kau Pikirkan

"Baiklah Claire, kau sudah mendapatkan Skarmory kesayanganmu, berarti aku boleh pergi sekarang?" Gumamku kesal kepada Claire yang sedang duduk di depanku di kafetaria Pokemon Center Fallarbor. "Hmm.. bagaimana ya? Memang kau mau kemana Shed?" Claire bertanya balik. Kalau ditanya seperti itu aku bingung juga. Yang terpenting sih, aku harus bisa menghindar dari anak menyebalkan ini. Aku mengoprek-oprek tasku dan mengambil PokeNav. PokeNav-nya pun kunyalakan. Sedikit ku utak-atik, sampai akhirnya aku mengetahui bahwa di dekat sini, ada sebuah gua yang berisi banyak Pokemon langka, bernama Meteor Falls. Merasa telah menemukan tujuan aku langsung berbicara dengan Claire.
"Claire, kau tahu sesuatu tentang Meteor Falls? Aku ingin kesana"
Claire tidak menjawab. Dia terdiam, menerawang ke arah jendela sambil memain-mainkan rambutnya yang tergerai. Sesekali dia menghela nafas, dan merunduk kebawah lalu menerawang lagi. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, yang jelas, dia telah mengabaikan pembicaraanku.
"Claire? Kau kena.."

Sabtu, 20 Februari 2010

Entri #017 : Salah Satu Dari Mereka

"Sudah lupakan saja! kita sudah berjalan cukup lama!" Gerutuku.
"Berisik, kau sendiri kan yang memulainya? Sekarang kau harus bertanggung jawab" Jawab perempuan itu. Dia menyuruhku untuk membantunya menangkap Skarmory. "Itu dia!" Seruku menunjuk seeokr Skarmory yang sedang terbang di udara. Skarmory tersebut terbang menuju sebuah bukit kecil. "Bukan yang itu" Kata perempuan tersebut. "Skarmory yang kuincar memiliki tanda sticker yg kutempel di ekornya"
"Yah, siapa tahu sudah terlepas tempelannya?"

Minggu, 14 Februari 2010

Entri #016 : Tidak Memiliki Evolusi

"Bagaimana bisa? maksudku, aku tahu Porygon2 menggunakan Ice Beam, tapi mengapa dia bisa menembus badai pasir dengan mudah!?" Tanya Ayahku keheranan. "Mudah saja, aku menyuruh Porygon2 untuk menjiplak kemampuan Tudung Pasir milik Cacturne, dengan begitu, Porygon2 bisa melihat di badai pasir dengan mudah" Jawab kakakku santai. "Muahahahaha! Cerdik sekali!!" Wattson tertawa dengan kencang, aku tidak tahu persis apa yang lucu dari itu. Aku pun langsung bertanya pada kakak, akan apa yang harus kulakukan sekarang.

Jumat, 05 Februari 2010

Entri #015 : 4 Pelatih, 1 Kota

Aku pun berlari menuju Pokemon Center terlebih dahulu, untuk menyembuhkan Pokemon-Pokemonku. Sesaat setelah Pokemonku selesai disembuhkan, tiba-tiba saja ada orang yang menyapaku. "Hey Shed" Sapa orang tersebut. Oh, dia kakakku.
"Sedang apa kak disini?" Tanyaku.
"Sedang membersihkan jejakmu dari Tim Aqua, bukannya sudah kukasih tau?" Katanya sambil berjalan keluar dari Pokemon Center. Aku langsung berlari mengikutinya.

Sabtu, 30 Januari 2010

Entri #014 : Kegelapan Yang Bersinar

 Setelah sekitar 1 bulan berkelana, saatnya bersantai-santai dirumah! Karena aku di sini hanya beberapa hari, jadi aku harus memanfaatkan waktu ini dengan baik. "Shed!!" Ibuku memanggil. "Ada apa, bu?" Sahutku. Ibuku sedang berada di dapur, sedang memasak dibantu oleh Ralts-nya. Oh iya, melihat Ralts, aku jadi ingat Milo. Kira-kira dia bagaimana ya? Lombanya sudah berakhir dari kemaren sih, mungkin dia sudah berkelana lagi. Semoga dia baik-baik saja. "Hey, jangan melamun" Lamunanku dibuyarkan ibu. "Jalan-jalan dikota sana, jangan jadi anak rumahan" Katanya.. Aku pun menuju halaman belakang, untuk membawa salah satu antara Synyster atau Skywalker yang akan aku bawa jalan-jalan. Akhirnya aku memutuskan membawa Synyster jalan-jalan di kota, dan memasukan Skywalker kedalam PokeBall. "Aku pergi dulu ya!" Aku pun keluar rumah untuk jalan-jalan.

Sabtu, 23 Januari 2010

Entri #013 : Gencatan Tanpa Senjata

*Jujur aja, gw merasa lebih nyaman pake bahasa inggris, selain lebih mudah diketahui pembaca, gw juga gak usah cape2 nambahin skrip tambahan*


"Milo!" Milo terjatuh. Sebenarnya menyerang sih tidak apa-apa, asalkan tidak mengenai pelatihnya! Sedangkan orang tersebut menyerang tepat mengenai Milo. Aku pun berbalik arah untuk menolong Milo yang terjatuh. "Pelatih bernomor 52 yang menggunakan Starmie! Tunggu disitu!" Teriak Sang Wasit dari udara. Sang Wasit langsung menyuruh para petugas keamanan yang berada disekitar untuk mengeluarkan Si Pelatih Starmie tersebut dari jalur. Tiba-tiba saja, dengan sigap Si Pelatih Starmie tersebut mengejarku yang sedang berbalik arah dan berusaha menangkapku. Saat aku berhenti tepat di sebelah Milo, Pelatih tersebut langsung menarik tanganku! Aku yang sedang berpegangan dengan Skywalker langsung dengan spontan berteriak "Mau apa kau!?".

Minggu, 17 Januari 2010

Entri #012 : 3 Kilometer

Mulai sekarang Nama serangan akan menjadi berbahasa indonesia. bila tidak suka, akan dikembalikan ke bahasa inggris.

Sharpedo melaju bagaikan sebuah Speed Boat. Saking cepatnya, aku bahkan sampai tak bisa membuka mata, karena mataku pasti akan sakit karena terkena tekanan angin yang kencang. "Baiklah, sebentar lagi sampai, Sharpedo, kurangi kecepatan" Terdengar sayup-sayup

Rabu, 13 Januari 2010

Entri #011 : Waktu Untuk Menunggu

EPISODE 11 -

Sial itu bukan Milo, melainkan...

Kamis, 07 Januari 2010

Entri #010 : Emas & Koki

EPisode 5!!! oh wait, this is getting kinda awkward. maybe from now on, i'll never use opening again. lol
(arti: Gajah itu karnivora. enggalah, di translet pake mbah gugel translet aje)

"Skywalker"
"Kau tidak apa-apa?" Resahku terhadap Skywalker. Skywalker sekarang sedang berjalan di sampingku, dia sudah sembuh dari cedera akibat pertarungan melawan Brawly, dan sekarang kita mau mencoba berlatih di Gua Granite yang berada di dekat pantai kota Dewford. "maaf ya waktu itu aku terlalu memaksakanmu, sepertinya aku terlalu egois sekali" Skywalker hanya menoleh padaku sambil mengangguk dan sedikit
"