Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Jumat, 23 Desember 2011

Entri #053 - Slateport

Surat tersebut hanya secarik kertas yang dilipat berbentuk persegi panjang.
Aku membuka lipatan kertas tersebut, dan membaca sebuah tulisan yang tertera didalamnya.

Hey, Shed, jika kau membaca tulisan ini, berarti kau sudah sadar.
Semoga Sammon menyelamatkanmu cepat waktu.
Karena jika tidak, mungkin kau tidak akan tahu siapa yang menulis tulisan ini.
Temui aku di pelabuhan kota Slateport. hari Senin jam 9 pagi.

Jumat, 09 Desember 2011

Entri #052 - Sejelas Kristal

Gelap. Semua terlihat gelap.
Apapun itu, selalu berakhir dengan kegelapan.
Entah seterang apapun itu, semua akan berakhir dengan kegelapan.
Dan setelah kegelapan muncul, tak ada yang bisa dilakukan kecuali berharap.

Nyeh, ngomong apa aku ini. Kenapa tiba-tiba aku jadi puitis begini?
Yang paling penting sekarang, aku sedang berada dimana? aku tak bisa merasakan tubuhku, semua inderaku tak berfungsi..

Apakah aku sedang tertidur? atau sudah.....
ah, entahlah, aku tak bisa mengingat apa-apa.Kosong.

Jumat, 28 Oktober 2011

Entri #051 - Berakhir?

Semuanya gelap, suara gaduh dimana-mana. Aku bisa menebak suara gaduh itu berasal dari suara semua kru yang ada di tempat ini. Aku bisa mengerti sih, siapa juga yang gak panik kalau sedang berada di sebuah markas bawah laut yang mati listrik?

Tidak ada apa-apa di depan, lari.

Suara misterius itu sekarang sudah seperti menempel di kepalaku, mungkin karena dia sering mencoba "mengkontak" aku, sehingga sekarang kepalaku menjadi kebal akan rasa sakitnya. Yah.. masih sakit sih setiap dia bicara, tapi tidak seperti biasanya.

Suara itu juga sedang membantuku untuk kabur dari tempat ini. Sekarang dia bersikap seperti sebuah alat navigasi super canggih. Intinya, apa yang dia katakan turuti saja, dengan begitu aku bisa keluar (katanya). Aku tidak tahu kenapa dia bisa melakukan hal tersebut. Jangankan hal itu, aku saja sampai sekarang masih belum tau siapa dia, dan kenapa suaranya sering muncul di kepalaku.

Stop, sekarang belok kanan, jangan lari, nanti anda akan bertemu sebuah pintu maka anda akan bertemu Claire.

Claire? oke. Aku langsung dengan gaya mengendap-endap mencoba untuk menemukan pintu tersebut.
Aha! ini dia! walaupun gelap tapi tanganku bisa merasakan ada tekstur yang berbeda, berbeda dari tembok.

buka pintunya.

Buka pintunya? bagaimana bisa? kan gelap!
"Hey, bagaimana aku bisa tahu letak pintunya!"

tidak ada jawaban

Disaat begini.. kemana dia? bagaimana aku bisa... oh ada knop pintunya.
Kriiiit.. pintunya kubuka sedikit.
"Siapa disitu? Silahkan masuk!" Tibatiba ada suara misterius menyapaku.
"C-Claire? itu kau?"
"Bukan.. ini, aku, Aime" Seketika saja lampu kembali menyala bersamaan dengan kalimat itu diucapkan.

Kamis, 18 Agustus 2011

Entri #50 - Beberapa Menit Yang Lalu

Beberapa menit yang lalu...



"Latias dan Latios? Kau memiliki mereka?"

"Kau takut?"

"Tidak, aku malah merasa tertantang" Balasku mencoba untuk optimis.

Memang aku merasa tertantang, tapi aku tak begitu yakin akan menang. Ah, tidak, aku harus optimis. Aku pasti bisa melawan duo naga tersebut.

"Omong-omong, aku hanya ingin memberitahu kalau duo Pokemon naga ini kudapatkan dengan bantuan Claire" Kata Milo.

"Aku dan Claire memiliki semacam kekuatan untuk memanggil Latias dan Latios", Lanjutnya.

"Oh ya?" Balasku acuh. Dasar Milo aneh, disaat seperti ini malah bercerita.

"Sebenarnya, saat di kota Mosdeep kami berusaha untuk menangkap kau dan Claire bersamaan, namun sayang kalian bertengkar, jadi kau tak bisa tertangkap"

"Maksudmu perihal aku dan Claire dikejar Heracross di Safari Zone itu ulah kalian?"

Sabtu, 18 Juni 2011

Entri #049 - Memori yang Buram

"Baiklah, kalau begitu biarkan aku pergi menyelamatkan mereka"
"Kau.. tidak berpikir aku akan membiarkanmu begitu saja bukan?"
Aku tersenyum lebar. Kedua tanganku bersiap untuk melempar PokeBall.
Milo ikut tersenyum.

"Maju! Latias dan Latios!" Milo berteriak kencang.
Dua sosok naga berwarna merah dan biru muncul tiba-tiba. Apa? Latias dan Latios? Dua Pokemon legenda itu? Bagaimana Milo bisa mendapatkannya?
"La..tias-Latios? Kau memiliki mereka?"
"Kau takut?", Milo menaikan alis matanya.
"Tidak, aku malah sangat merasa tertantang"

Sabtu, 07 Mei 2011

Entri #048 : Dimana?

"AAPPAA!?!?"
Tubuh Milotic yang besar dan berwarna kuning lama kelamaan menciut dan berubah menjadi warna merah, lalu masuk kedalam PokeBall-ku.
"Apa yang barusan terjadi!? Kok bisa!?" Reiji berteriak penuh keheranan. Wajar memang, kalau aku adalah dia, aku juga pasti akan heran. Sangat heran.
"Seumur-umur aku hidup baru tahu ada seseorang bisa menangkap Pokemon orang lain!!" Tanya Reiji dengan keheranan, sementara itu si Aime melongo seperti ikan yang belum diberi makan.
Reiji berlari menghampiri dan merebut PokeBall yang ada ditangan kananku. Reiji seperti memeriksa PokeBall-ku, hingga diterawang segala. Memangnya PokeBall-ku uang palsu.

"PokeBall-mu tidak ada yang aneh kok.. Tapi bagaimana kau melakukan hal tadi? Apakah ini juga termasuk 'kemampuan' yang kau punya? Menangkap Pokemon lawan?" Reiji bertanya dengan muka penuh keheranan, seperti seorang anak kecil yang baru tahu kalau Vibrava adalah evolusi dari Trapinch.
"Hahahaha kau ini seperti anak kecil saja", Kataku santai.

Jumat, 15 April 2011

Entri #047 : Apatis

*Apatis : Ketidakpedulian, sikap masa bodoh

"Kau benar-benar hebat, Shed. Aku tak menyangka kau bisa menemukan ruangan ini" Puji Aime.
"Kalau aku tidak hebat, mungkin kau tak akan berusaha untuk menyingkirkanku" balasku tersenyum.
Aime membalas kembali senyumku, ditambah dengan telunjuknya yang mengarah padaku.
"Hydro Pump!" Tekanan air yang besar menghantamku, Synyster dan Reiji. Synyster dan Reiji terlihat lemas.
"Synyster, kembali ke PokeBall-mu!"
"Hahahahahaha.. Sekarang kau mati kutu, Shed. Kedua temanmu tak ada yang sadar"
"Berarti kita sekarang satu lawan satu" Kataku sembari menghampiri Reiji yang tak sadarkan diri. Aku mngecek nadinya. Oh, masih berdenyut. Berarti dia hanya pingsan.
"Satu lawan satu? Rupanya kau menantangku, ya?" Aime tertawa.
"Milotic, Hydro Pump!" Perintah dia lagi.
Jadi Pokemon yang dari tadi menyerangku adalah Milotic?

Selasa, 22 Maret 2011

Entri #046 : Terobos

"Synyster, maju!" Aku memanggil Lairon-ku.
"Kau yakin lewat sini?" Reiji mengerutkan dahinya.
"Yahh.. kita harus percaya kakakku"
Sekarang aku sedang menyusup markas Divisi dua. Aku dan Reiji, memutuskan untuk menelusuri tempat ini untuk mencari Claire, sedangkan Kakakku tetap di tempat awal kami, mengawasi Aku dan Reiji dengan komputer. Dan sekarang, kata Kakakku, sudah mendekati ruangan tempat Claire berada. Thanks to Porygon2.
"Shed, jika kau lihat, di ujung lorong ada pintu besi" Kata kakakku melalui PokeNav.
"Ya, Aku lihat."
"Pintu itu sangat kuat, dan harus dibuka secara-"
"Kenapa harus omong panjang lebar? AKu tahu cara membukanya" Aku mematikan PokeNav.
Reiji berjalan mendekati pintu tersebut.
"Sepertinya harus dibuka secara manual, tak ada gagang pintunya, atau butuh kata sandi" Katanya berbisik.
"Aku tahu kok.. Synyster, Strength!" Synyster berlari cepat kearah pintu.
Reiji kaget dan langsung melompat tinggi menghindari Synyster. Aku lupa ada Reiji di dekat pintu tersebut. Pintu tersebut langsung hancur, gepeng, seperti kaleng minuman yang telah di gencet dan menjadi lembaran logam gepeng. 
"Bodoh kau! Hampir saja tubuhku hancur!" Amuk Reiji. Aku hanya tertawa.

Rabu, 16 Maret 2011

Entri #045 : Kelebihan Manusia

"Hiaatt!!" BRAK! Aku terus mencoba untuk mendobrak tembok kaca ini. Memang sih kita sekarang sudah berada di dalam markas mereka.. Tapi kalau begini sama saja bohong!
"Shed, hentikan, kau tidak akan bisa mendobraknya" Sammon berkata dengan tenang.
Aku mengabaikan perkataan Kakakku dan terus mencoba mendobrak tembok kaca yang mengurung kita seperti di dalam sel kaca. Aku terus menendang, memukul, mendabrak dan hal lainnya agar tembok ini hancur. Tapi tidak ada yang berhasil, yang ada malah badanku yang hancur dan kecapaian.
"Shed, hentikan!" Sammon menarik tubuhku.
"Tak ada salahnya mencoba, lagi pula tidak ada jalan lain 'kan?" Kataku ngos-ngosan.
"Ada, ada jalan lain" Reiji tiba-tiba memotong.
"Oh ya?" Aku berbaring di lantai sembari mengelap keringat yang bercucuran. "Apa itu?" Lanjutku lagi setengah tak percaya.
Reiji tersenyum. Lalu dia berjalan ke tembok kaca yang dari tadi aku coba hancurkan. Reiji terlihat mengamati keadaan diluar sel kaca ini. Ruangan di luar sel tidak ada orang, karena Milo baru saja keluar, dan isinya lumayan sederhana. Hanya berisi seperangkat komputer-super canggih, meja dengan gadget-gadget gak jelas, sebuah lemari dan pintu besi.
"Kita bisa membuka ini dari luar. Dengan Pokemon" Kata Reiji.
"Ide yang bagus. Tapi sayang sekali karena POKEMON KITA 'KAN ADA DI LUAR!!" Aku berteriak emosi. Habis, kalau Pokemon kita ada disini, pasti aku sudah menggunakan Pokemonku dari tadi.

Jumat, 25 Februari 2011

Entri #044 : Tujuan dan Latar Belakang

Aku duduk di sebuah ruangan berbentuk persegi, dengan tembok dan lantai yang terbuat dari semen. Aku tak yakin apa yang sedang kulakukan disini. Satu hal yang pasti, aku tidak melihat satu pun orang di ruangan ini. Dimana aku? dan, Sedang apa aku disini?

"Jadi, Shed, apa sebenarnya tujuanmu kesini?" Terdengar suara misterius menggema di ruangan. "Ayo cepat jawab jika kau mau keluar dari sini"
"Aku.. tujuanku kesini adalah untuk mengetahui tujuan dari dibuatnya Divisi Dua dari Tim Aqua! Aku yakin pasti sesuatu yang tidak baik! Atau malah lebih buruk dari Tim Aqua yang selama ini ada di TV!" Aku mengatakan semua tujuanku. Aku sebenarnya tidak mau mengatakannya secara blak-blakan, tapi entah kenapa aku tak bisa mengontrol mulutku.

Jumat, 18 Februari 2011

Entri #043 : Menjemput Yang Hilang, Menghancurkan Yang Ada

"Sudah sadar?"
"Kak? Dimana ini?" Tanyaku lirih.
"kamar Pokemon Center. Kau yang terakhir bangun"
Aku segera mencoba untuk berdiri, namun badanku masih agak susah digerakan. Masih terasa kaku. Sepertinya ini efek dari Stun Spore tadi.
"Tate dan Liza sudah dari tadi sadar dan mereka kembali ke Gym" Kata Sammon.
"Iya, iya, lalu Claire? Bagaimana dengannya?" Sammon terdiam. Aku mengulang pertanyaanku dan dia tetap diam seakan dia tidak tahu jawabannya atau.. tidak mau memberi tahu jawabannya?

Sammon mengalihkan padangannya, mengindikasikan dia sedang berpikir. Apa yang dipikirkannya? Apakah jawabannya begitu sulit dikatakan? Dari sini aku sudah tahu bahwa pasti jawabannya tidak baik.
"Dia... hilang. Pasti ulah para Divisi dua" Kakakku menjawab dengan terbata. Sudah kuduga jawabannya akan semacam ini. Ini sudah keterlaluan. Apa yang mereka inginkan? Sungguh tidak jelas.
"Sekarang bagaimana?" Kataku menghela nafas. Kekesalanku sudah melebihi batas bahkan hingga aku sudah tidak bisa menunjukan ekspresi kesal lagi. Seperti sebuah benda yang bergerak sangat cepat sehingga kelihatannya bergerak lamban.

Kamis, 03 Februari 2011

Entri #042 : Klasik

"Tate, Liza, kalian yakin alat itu yang mereka ambil?"
"Iya, aku yakin alat detektornya berada di situ, namun sekarang hilang" Tate menunjuk salah satu lemari besi yang sudah berlubang. Ruangan dimana kami berada sekarang adalah ruang penelitian di Pusat Antariksa. Ruangan ini biasa dipakai untuk meneliti sesuatu. Mereka sepertinya sedang meneliti mengenai keberadaan Pokemon di luar angkasa sana, bisa dilihat dari berkas-berkas yang berceceran dimana-mana.
"Mereka menghancurkan generator utama, sehingga semua listrik mati, maka dari itu CCTV tidak bisa berfungsi" Lanjut Tate.
"Pantas saja lampu dan komputer disini tidak ada yang mau menyala" Balas Sammon. Detektor yang dicuri adalah alat yang digunakan untuk melacak Pokemon dengan menggunakan patokan sebuah benda yang berhubungan dengan Pokemon tersebut. Entah apa yang mereka mau lacak.

Kamis, 20 Januari 2011

Entri #041 : Lencana

"Synyster, kau tak apa-apa?"
Pokemon berpelindung baja itu mengangguk, mencoba bangkit dan melanjutkan pertandingan. Justice menghampiri Synyster yang sepertinya terluka parah. Jujur saja, aku sama sekali belum pernah melihat Future Sight, mungkin, itu yang membuatku lengah.
"Baiklah, Claire, kau mungkin bertambah kuat.." Kataku. Claire tersenyum.
"..Walau hanya sedikit sekali" Senyum Claire terhapus, terganti dengan cemberut dan raut wajah kesal.
"Flygon, Lugia, Seraaang!!!!" Claire memerintah dengan nada kesal. 
Flygon dan Lugia.. atau.. ehm.. Xatu, melesat dengan kecepatan penuh. Seperti mau melakukan semacam Quick Attack tapi lebih kuat.
Ini dia yang kuharapkan.
"Syn! Protect!" Synyster membentuk medan energi yang melindunginya dari serangan kedua Pokemon tersebut. Kedua Pokemon tersebut menabrak medan energy yang dibuat Synyster, terpental dan terjatuh secara bersamaan ke tanah.

Sabtu, 01 Januari 2011

Entri #040 : Tidak Diketahui

"Shed, bangun. Shed" Terdengar suara samar-samar entah darimana asalnya.
"Baiklah, jika kau memaksaku dengan cara alternatif" Terdengar suara itu lagi.
Tiba-tiba saja.... BZZZTT!! Ada sengatan listrik yang mengalir ditubuhku! Aku langsung sekejap membuka mata dan bangun dari tidur.
"Akhirnya kau bangun juga" Ternyata suara itu adalah suara kakakku yang sedang berdiri disamping tempat tidur dan mencoba membangunkanku.
"Se.. Sejak kapan Kakak bisa masuk sini?" Tanyaku terbata.
"Kau lupa mengunci pintunya" Kakakku tertawa kecil.
"Oh iya, Claire memintamu untuk datang ke Gym sekarang" Lanjutnya lagi.
Aku menaikan alis.
"Cepat. Gym Mosdeep. Kesana. Claire"
"OH IYA! AKU BELUM LAWAN GYM!" Aku langsung bergegas menyiapkan barang-barang. 10 menit kemudian aku langsung berlari menuju Gym Kota Mosdeep yang jaraknya tidak begitu jauh dari Pokemon Center ini.
Tak lama setelah sampai di depan Gym, Tate & Liza terlihat berada di depan pintu Gym.
Seketika itu juga aku langsung menantang Tate dan Liza untuk langsung melaksanakan pertarungan Gym,tapi mereka menggelengkan kepala. Kata mereka, mereka tidak bisa menerima tantanganku hari ini karena mereka harus ikut "membereskan" Gedung Antariksa yang kemarin bermasalah.
"Sebagai gantinya, kami punya pelatih substitusi khusus untuk hari ini" Kata Liza tersenyum. Aku mengerutkan dahi. Entah apa yang dimaksud mereka berdua, satu hal yang pasti, mereka hari ini tidak bisa bertarung.
"Orang yang menggantikan kami sudah ada dibelakangmu" Tambahnya lagi. Aku menoleh kebelakang dan... Yak, benar, itu adalah.. Claire.
"Kalian bercanda" Kataku tidak percaya.
"Kami tidak bercanda" Tate mengehela napas.
"Kami serius"
"Lencana Gym ada di tangan dia"
"Lawan dia kalau mau medapatkannya"
Jawab si kembar secara bergantian.
Liza dan Tate langsung pergi begitu saja meninggalkanku. Jadi ini serius?


Aku mengambil salah satu PokeBall yang berada di ikat pinggangku, begitu juga Claire.
"Tate dan Liza keracunan apa sehingga memilihmu sebagai pengganti?"
Claire tersenyum, "Shed, aku sudah melatih Pokemon-ku. Aku yakin kau akan kewalahan melawan mereka"
"Hahahaha! Kewalahan? coba buktikan!" Aku tertawa sombong. Tangan kanan Claire menggenggam PokeBall, sementara tangan kirinya sedang berusaha mengambil PokeBall lagi.
Pertarungan ganda, pikirku.
"Maju! Skarmory dan Politoed!" Dua ekor Pokemon burung baja dan kodok hijau itu berdiri tegap di depannya. Politoed? Rupanya Poliwhirl sudah berevolusi ini berarti dia benar-benar latihan.
Aku mengambil beberapa langkah mundur, untuk membuat jarak yang akan digunakan untuk arena pertarungan. Aku juga gak berpikir, kenapa kita tidak bertarung di dalam Gym saja ya?
Setelah mundur beberapa lagkah, aku memperhatikan kedua Pokemon Claire yang terlihat bersemangat.
Aku berpikir sebentar untuk memutuskan Pokemon apa yang akan kugunakan.
"Tidak usah terlalu susah memilih Pokemon, Shed! ini pertarungan 4 lawan 4" Kata Claire seakan dia barusan membaca pikiranku.
"Oke, kalau begitu, Skywalker dan Poseidon! maju!" Pokemon kadal pohon dan bintang laut tersebut keluar dari Pokemonnya. Mereka berdua tidak kalah bersemangat. Aku sendiri malah agak deg-deg-an karena belum pernah melawan Claire sebelumnya, jadi aku tidak tahu strategi dia, belum lagi Claire sering melihatku bertarung, jadi mungkin dia sudah bisa membaca gerak-gerikku. Ini sepertinya akan menjadi pertarungan yang sulit.
"Oke Shed, penantang maju duluan"
"Tidak perlu repot-repot, Claire. Ladies first"
"Baiklah kalau begitu" Claire menyetujui. "Skarmory, Drill Peck ke Sceptile!"

~ Sementara itu di Pokemon Center tanpa sepengetahuanku...

"Jadi, Sam, apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Wallace. Sammon tampak sedang sibuk menatap layar laptopnya. Wallace yang merasa dihiraukan langsung menepuk pundak Sammon.
"Kita tinggal melacak keberadaan para divisi 2" Jawab Sammon seadanya.
"Iya aku tahu, tapi bagaimana caranya??" Wallace terlihat tidak puas dengan jawaban Sammon. Sammon terus sibuk menatap layar laptopnya.
"Sip! Selesai!" Sammon tiba-tiba bersorak. Entah dia bersorak karena apa, yang pasti, kalimat itu selalu keluar dari mulutnya jika dia telah berhasil membuat penemuan kecil-kecilan.
"Ini adalah perangkat lunak buatanku! Perangkat lunak ini akan membuat peta 3 Dimensi sesuai dari pantulan gelombang suara" Sammon melepas kacamata plusnya yang jarang dia pakai kecuali dia sedang melakukan hal yang membutuhkan konsentrasi penuh, seperti hal ini.
"Membantu dalam menyelinap di markas mereka" Tambah Sam.
"Wow.. sepertinya selain pintar dalam hal Pokemon kau juga pintar dalam beginian juga ya!" Wallace takjub.
"Hanya pintar dalam satu bidang saja tidak cukup" Balas Sammon sekenanya. Tak lama Sammon mengeluarkan Porygon2-nya dari PokeBall. "Sekarang perangkat lunaknya akan kuprogram dalam Porygon2, sehingga bisa dibawa kemana-mana" Sammon mengeluarkan seutas kabel penghubung dari dalam jas lab-nya (dia memang aneh, jalan-jalan kok pakai jas lab). Kabel tersebut ditempelkan di kepala Porygon2 sedangkan ujung lainnya dipasangkan di laptopnya.
"Bersiaplah Porygon2" Sammon menggulung kedua lengan jas lab-nya.

~ Kembali ke pertarungan Shed dan Claire..

"Politoed, awas!!!" BRAAK! Politoed tertimpa Skarmory yang terpental! Politoed tampak kesulitan untuk bangun karena badannya yang ditimpa oleh Skarmory.
"Habisi! Poseidon, Ice Beam! Skywalker Bullet Seed!" dua serangan kombinasi tersebut langsung mengenai Skarmory dan Politoed secara telak. Kedua Pokemon Claire tersebut tidak bisa melanjutkan pertandingan.
"Kau tidak mungkin bisa mengalahkanku, Claire. Semua Pokemon-ku telah melewati gunung dan laut bersamaku sejak lama. Kemampuan mereka jangan ditanya" Lagi-lagi aku menyombongkan diri.
"Oh ya? Coba lawan yang ini! Flygon maju!" Pokemon naga-capung keluar.
"Flygon? Keren juga, Vibrava-mu telah berubah ya? Lalu, mana Pokemon kedua-" Belum sempat menyelesaikan kalimatku, Claire langsung memotong.
"Dan yang kedua, Lugia! Maju!"
"APA!!?!??!!?! LUGIA!?!?!?!"

"