Apapun itu, selalu berakhir dengan kegelapan.
Entah seterang apapun itu, semua akan berakhir dengan kegelapan.
Dan setelah kegelapan muncul, tak ada yang bisa dilakukan kecuali berharap.
Nyeh, ngomong apa aku ini. Kenapa tiba-tiba aku jadi puitis begini?
Yang paling penting sekarang, aku sedang berada dimana? aku tak bisa merasakan tubuhku, semua inderaku tak berfungsi..
Apakah aku sedang tertidur? atau sudah.....
ah, entahlah, aku tak bisa mengingat apa-apa.Kosong.
"Shed"
Huh? suara siapa itu?
"Ini, aku. Kau tidak ingat?"
Secara perlahan muncul sesosok... perempuan?
"Shed, lihat aku" Kata perempuan tersebut.
"Kau tidak ingat siapa aku?" Lanjut perempuan tersebut dengan raut wajah kecewa.
Wajah itu.. aku kenal.. aku sangat familiar dengan wajah itu! tapi aku tidak bisa ingat!
"Kau tidak ingat?" Tanyanya lagi.
Aku tidak menjawab apa-apa. Jangankan menjawab, aku bahkan tidak bisa berbicara!
Perempuan tersebut terlihat sangat kecewa. Dia menundukan kepalanya beberapa saat. lalu melihat lagi kearahku. Tersenyum.
"Tak apa jika kau tidak ingat padaku. Aku hanya ingin bilang terima kasih", kata perempuan tersebut terbata.
"Terima kasih banyak atas semuanya" Lanjutnya lagi.
Sial... siapa dia? aku yakin aku kenal dengan wajah itu!
Aku yakin kenal. Sangat yakin! hanya saja tidak ingat!
Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh.. seakan terjadi gempa.
"Shed, apapun yang terjadi.." Perempuan tersebut berbicara kembali, diikuti dengan suara gemuruh yang semakin kencang.
"Jangan sampai kau melupakan namaku, Cla-" Suara perempuan tersebut tertutupi oleh gemuruh yang kencang.
Tunggu... itu dia! itu namanya!
"CLAIRE! Claire, aku ingat namamu!" Tiba-tiba saja aku kembali bisa bicara, dan langsung meneriaki nama Claire, perempuan yang tadi aku tak ingat namanya. Tapi sudah terlambat. Claire tidak mendengarku. Suara gemuruh yang semakin kencang membuatku bahkan tak bisa mendengar suara sendiri.
Lama-kelamaan sosok Claire menghilang... diikuti dengan seberkas cahaya yang semakin terang....
~~
"Hey, 'dik. Sudah bangun?"
"Kak, berapa kali aku bilang aku benci jika dipanggil 'adik'"
"Hahahahahaha! sudah bangun kau rupanya.. kau ingat namaku?"
"Tentu saja, kau Sammon, kakakku yang sok pintar, dan sekarang aku sedang berada di.. kamarku" Aku mencoba melihat sekeliling.
Ini kamarku. Aku ditempat tidur. Kakakku disamping tempat tidur, sedang duduk di kursi dan mengenakan jas laboratoriumnya.
"Hahahaha bagus kalau begitu, berarti aku menyelamatkanmu tepat waktu"
"Tepat.. waktu?"
"Kau tidak ingat?" Sammon terlihat bingung. Padahal seharusnya aku yang bingung.
Secara.. aku tidak ingat apa yang terjadi sebelum ini.. kenapa aku bisa ada dikamarku.. dirumahku.. di kota Mauville.
"Seberapa banyak hal yang kau ingat?"
Aku mencoba mengingat. Aku mencoba mengulang semua kejadian yang kuingat.
"Uhhhh... pokoknya kita berupaya menyelamatkan Claire yang diculik Divisi dua dari Tim Aqua"
Sammon mengangguk, ini berarti ingatanku tidak salah.
"Ohiya, bagaimana kabar Reiji?" Tiba-tiba aku mengubah topik.
"Dia baik-baik saja. Ayo lanjutkan ceritamu", balas Sammon.
"Habis itu.. kita menemukan sebuah tempat rahasia di bawah laut.. Kita berhasil masuk, walau caranya agak menyakitkan.. lalu dikurung.. lalu berhasil keluar berkat Porygon2.. lalu aku dan Reiji pergi mencari Claire.. lalu aku bertarung melawan Aime... lalu Reiji tertangkap oleh Milo.. lalu....", Aku mencoba mengingat kembali kejadiannya.
"Lalu?"
"Lalu.... aku tidak ingat"
Sammon tertegun, "Begitu ya..".
Entah apa yang terjadi sehingga aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelahnya. Aneh. Ohiya, entah kenapa semenjak aku bangun tadi kepalaku terasa ringan. Seperti semua masalah dalam hidup sudah tidak ada... atau jangan-jangan otakku hilang sebagian makanya aku tak bisa mengingat dengan jelas.
Ah, hanya perasaanku saja.
Tapi lama-lama aku kepikiran juga, kira-kira apa yang terjadi ya? Apakah Sammon tahu apa yang terjadi? Lebih baik aku tanyakan.
"Kak, sebenarnya apa yang terjadi?"
Sammon tersenyum, dan mulai bercerita, "Begini, Shed.."
Sammon menceritakan bahwa selagi aku dan Reiji mencari-cari keberadaan Claire di markas tersebut, dia ditangkap para grunt dan dikurung. Disaat itulah, dia secara diam-diam meminta Porygon2 untuk menyusup ke jaringan komputer markas tersebut dan meminta untuk mencari keberadaan Claire lalu membantuku mencari Claire. Setelah itu, Porygon2 mematikan semua aliran listrik agar bisa membawaku kepada Claire dan juga melepaskan Sammon dan juga Reiji yang baru saja ditangkap dari kurungan.
".... Setelah itu, aku dan Reiji mencarimu, dan mendapati kau, Milo, Aime dan Claire sedang berbincang-bincang", cerita Sammon.
"Bincang-bincang?", Aku kebingungan. Aku tidak ingat aku sempat berbincang-bincang dengan mereka.
Sammon mengangguk dan kembali melanjutkan ceritanya.
Selagi menyaksikan dan mencuri dengar bincang-bincangku, Aime dan Milo, Sammon meminta bantuan Porygon2 untuk mengambil alih komunikasi markas tersebut dan memanggil para polisi untuk datang.
"Dan disaat inilah kenapa kau tidak ingat. Aime hampir menghapus ingatanmu menggunakan Alakazam. Untung saja aku langsung menghentikannya. Namun, karena Alakazam sudah sempat memasuki pikiranmu, jadi kau langsung tak sadarkan diri. Untung saja baru sebentar, jadi kau hanya tidak ingat bagian ini saja", Sammon menutup ceritanya.
Aku hanya bisa bengong dan meresapi cerita tersebut.Seketika saja, aku teringat akan sesuatu.
"Kenapa, Shed? raut wajahmu.. kau teringat akan sesuatu?"
Aku mencoba menceritakan apa yang ada dipikiranku, "Uhh... Aku ingat sebelum itu aku melawan Latios dan Latias... Lalu ada... Suara aneh itu"
"Suara aneh?"
"Iya semacam suara aneh yang terus berbicara kepadaku"
"Apa?", Sammon tak mengerti ucapanku. Tadinya aku berniat menjelaskan semua hal mengenai 'suara aneh' ini kepadanya, tapi entah kenapa niat itu aku urungkan.
~
"Oh iya, bagaimana setelah itu?" Tanyaku seperti seseorang yang kelewatan nonton episode sinetron favoritnya.
"Oh, tak lama setelah itu, angkatan laut datang, dan mennggrebek markas tersebut, menyelamatkan kita semua, dan menangkap banyak angota Tim Aqua"
"Aime dan Milo? mereka juga ditangkap?"
"Tidak, Aime kabur, tapi Milo tidak. Akhirnya Milo yang tak berhasil kabur aku buat tak sadarkan diri, dan sekarang dia bersama Claire", Jelas Sammon sambil merenggangkan badan. Mungkin dia sudah lelah bercerita terus dari tadi.
Dan benar saja, Sammon beranjak dari tempat duduknya. Dia bilang dia ingin keluar sebentar dan menyuruhku untuk istirahat.
Eh, tunggu, ada yang belum ditanyakan.
"Claire? Claire dimana? dimana dia sekarang?"
Sammon tidak menjawab. Dia malah melemparkan tasku yang berada di meja belajar kepadaku, dan langsung keluar kamar.
Aku segera membuka tasku, ternyata semua barang-barangku masih ada didalamnya.
Aku mengeluarkan isi tasku satu-satu, dan menemukan sebuah..... Surat.
Kembali ke Atas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar