"Shed, bangun. Shed" Terdengar suara samar-samar entah darimana asalnya.
"Baiklah, jika kau memaksaku dengan cara alternatif" Terdengar suara itu lagi.
Tiba-tiba saja.... BZZZTT!! Ada sengatan listrik yang mengalir ditubuhku! Aku langsung sekejap membuka mata dan bangun dari tidur.
"Akhirnya kau bangun juga" Ternyata suara itu adalah suara kakakku yang sedang berdiri disamping tempat tidur dan mencoba membangunkanku.
"Se.. Sejak kapan Kakak bisa masuk sini?" Tanyaku terbata.
"Kau lupa mengunci pintunya" Kakakku tertawa kecil.
"Oh iya, Claire memintamu untuk datang ke Gym sekarang" Lanjutnya lagi.
Aku menaikan alis.
"Cepat. Gym Mosdeep. Kesana. Claire"
"OH IYA! AKU BELUM LAWAN GYM!" Aku langsung bergegas menyiapkan barang-barang. 10 menit kemudian aku langsung berlari menuju Gym Kota Mosdeep yang jaraknya tidak begitu jauh dari Pokemon Center ini.
Tak lama setelah sampai di depan Gym, Tate & Liza terlihat berada di depan pintu Gym.
Seketika itu juga aku langsung menantang Tate dan Liza untuk langsung melaksanakan pertarungan Gym,tapi mereka menggelengkan kepala. Kata mereka, mereka tidak bisa menerima tantanganku hari ini karena mereka harus ikut "membereskan" Gedung Antariksa yang kemarin bermasalah.
"Sebagai gantinya, kami punya pelatih substitusi khusus untuk hari ini" Kata Liza tersenyum. Aku mengerutkan dahi. Entah apa yang dimaksud mereka berdua, satu hal yang pasti, mereka hari ini tidak bisa bertarung.
"Orang yang menggantikan kami sudah ada dibelakangmu" Tambahnya lagi. Aku menoleh kebelakang dan... Yak, benar, itu adalah.. Claire.
"Kalian bercanda" Kataku tidak percaya.
"Kami tidak bercanda" Tate mengehela napas.
"Kami serius"
"Lencana Gym ada di tangan dia"
"Lawan dia kalau mau medapatkannya"
Jawab si kembar secara bergantian.
Liza dan Tate langsung pergi begitu saja meninggalkanku. Jadi ini serius?
Aku mengambil salah satu PokeBall yang berada di ikat pinggangku, begitu juga Claire.
"Tate dan Liza keracunan apa sehingga memilihmu sebagai pengganti?"
Claire tersenyum, "Shed, aku sudah melatih Pokemon-ku. Aku yakin kau akan kewalahan melawan mereka"
"Hahahaha! Kewalahan? coba buktikan!" Aku tertawa sombong. Tangan kanan Claire menggenggam PokeBall, sementara tangan kirinya sedang berusaha mengambil PokeBall lagi.
Pertarungan ganda, pikirku.
"Maju! Skarmory dan Politoed!" Dua ekor Pokemon burung baja dan kodok hijau itu berdiri tegap di depannya. Politoed? Rupanya Poliwhirl sudah berevolusi ini berarti dia benar-benar latihan.
Aku mengambil beberapa langkah mundur, untuk membuat jarak yang akan digunakan untuk arena pertarungan. Aku juga gak berpikir, kenapa kita tidak bertarung di dalam Gym saja ya?
Setelah mundur beberapa lagkah, aku memperhatikan kedua Pokemon Claire yang terlihat bersemangat.
Aku berpikir sebentar untuk memutuskan Pokemon apa yang akan kugunakan.
"Tidak usah terlalu susah memilih Pokemon, Shed! ini pertarungan 4 lawan 4" Kata Claire seakan dia barusan membaca pikiranku.
"Oke, kalau begitu, Skywalker dan Poseidon! maju!" Pokemon kadal pohon dan bintang laut tersebut keluar dari Pokemonnya. Mereka berdua tidak kalah bersemangat. Aku sendiri malah agak deg-deg-an karena belum pernah melawan Claire sebelumnya, jadi aku tidak tahu strategi dia, belum lagi Claire sering melihatku bertarung, jadi mungkin dia sudah bisa membaca gerak-gerikku. Ini sepertinya akan menjadi pertarungan yang sulit.
"Oke Shed, penantang maju duluan"
"Tidak perlu repot-repot, Claire. Ladies first"
"Baiklah kalau begitu" Claire menyetujui. "Skarmory, Drill Peck ke Sceptile!"
~ Sementara itu di Pokemon Center tanpa sepengetahuanku...
"Jadi, Sam, apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Wallace. Sammon tampak sedang sibuk menatap layar laptopnya. Wallace yang merasa dihiraukan langsung menepuk pundak Sammon.
"Kita tinggal melacak keberadaan para divisi 2" Jawab Sammon seadanya.
"Iya aku tahu, tapi bagaimana caranya??" Wallace terlihat tidak puas dengan jawaban Sammon. Sammon terus sibuk menatap layar laptopnya.
"Sip! Selesai!" Sammon tiba-tiba bersorak. Entah dia bersorak karena apa, yang pasti, kalimat itu selalu keluar dari mulutnya jika dia telah berhasil membuat penemuan kecil-kecilan.
"Ini adalah perangkat lunak buatanku! Perangkat lunak ini akan membuat peta 3 Dimensi sesuai dari pantulan gelombang suara" Sammon melepas kacamata plusnya yang jarang dia pakai kecuali dia sedang melakukan hal yang membutuhkan konsentrasi penuh, seperti hal ini.
"Membantu dalam menyelinap di markas mereka" Tambah Sam.
"Wow.. sepertinya selain pintar dalam hal Pokemon kau juga pintar dalam beginian juga ya!" Wallace takjub.
"Hanya pintar dalam satu bidang saja tidak cukup" Balas Sammon sekenanya. Tak lama Sammon mengeluarkan Porygon2-nya dari PokeBall. "Sekarang perangkat lunaknya akan kuprogram dalam Porygon2, sehingga bisa dibawa kemana-mana" Sammon mengeluarkan seutas kabel penghubung dari dalam jas lab-nya (dia memang aneh, jalan-jalan kok pakai jas lab). Kabel tersebut ditempelkan di kepala Porygon2 sedangkan ujung lainnya dipasangkan di laptopnya.
"Bersiaplah Porygon2" Sammon menggulung kedua lengan jas lab-nya.
~ Kembali ke pertarungan Shed dan Claire..
"Politoed, awas!!!" BRAAK! Politoed tertimpa Skarmory yang terpental! Politoed tampak kesulitan untuk bangun karena badannya yang ditimpa oleh Skarmory.
"Habisi! Poseidon, Ice Beam! Skywalker Bullet Seed!" dua serangan kombinasi tersebut langsung mengenai Skarmory dan Politoed secara telak. Kedua Pokemon Claire tersebut tidak bisa melanjutkan pertandingan.
"Kau tidak mungkin bisa mengalahkanku, Claire. Semua Pokemon-ku telah melewati gunung dan laut bersamaku sejak lama. Kemampuan mereka jangan ditanya" Lagi-lagi aku menyombongkan diri.
"Oh ya? Coba lawan yang ini! Flygon maju!" Pokemon naga-capung keluar.
"Flygon? Keren juga, Vibrava-mu telah berubah ya? Lalu, mana Pokemon kedua-" Belum sempat menyelesaikan kalimatku, Claire langsung memotong.
"Dan yang kedua, Lugia! Maju!"
"APA!!?!??!!?! LUGIA!?!?!?!"
~Mari lihat keadaan Sammon dan Wallace sebentar..
"Selesai! Sekarang Porygon2 sudah memiliki perangkat lunak tersebut terprogram didalamnya!" Sammon merenggangkan jari-jarinya. "Aku mengerti sih maksud dari mengunggahnya kedalam Porygon2 agar bisa mudah dibawa-bawa.. Tapi.. Kau tahu tidak Tim Aqua itu ada di mana?" Wallace mengerutkan dahinya.
Mendengar pertanyaan tersebut, Sammon langsung mengambil PokeNav dari sakunya. Sammon beranjak dari kursinya dan berjalan menuju jendela, seperti apa yang biasa orang lakukan jika menelpon.
Tak lama kemudian, Mulai terjadi komunikasi di PokeNav.
"Halo?"
"Iya? Siapa ini? Orang iseng ya?"
"Bukan ini Sam-"
TUUT TUUT TUUT Koneksinya diputus. Rupanya Sammon dikira penelpon iseng. Dia pun mencoba menelpon lagi.
"Halo? Ini Sam! Sammon! Orang yang kau tolong di kota Mauville!"
"Ooh.. Sam. Ada apa?"
"Reiji, kami butuh bantuanmu"
~Kembali ke Shed dan Claire... lagi.
"Lugia!? Kau punya Lugia!?" Tidak mungkin Claire bisa menangkap Lugia! Daerah Johto kan jauh dari sini!
Pokemon kedua atau "Lugia" keluar dari PokeBallnya disertai sinar terang yang tidak juga redup. Apakah ini yang disebut Pokemon Legenda? Lugia sang Penjaga Lautan yang ada di cerita-cerita? Jujur saja, aku belum pernah melihat Pokemon Legenda secara langsung! Selama ini aku hanya melihat di TV dan Buku saja!
Aku yang tidak percaya segera mengambil PokeDex yang sudah lama tidak kugunakan.
aku mengadahkan PokeDexku ke "Lugia" itu. Namun ada yang aneh, gambar yang muncul di PokeDex justru Pokemon berbentuk unggas berwarna hijau!
"XATU, POKEMON MISTIS, EVOLUSI DARI NATU, BERTIPE PSIKIS DAN TERBANG"
Kaget, aku hanya bisa bengong. Antara Pokedex-nya yang salah atau aku yang berhalusinasi. Sinar yang menyelimuti Pokemon tersebut meredup. Dan ternyata, bukan PokeDex-ku yang rusak, bukan aku yang berhalusinasi, tapi.. Pokemon itu memang benar-benar seekor Xatu!
Lagi-lagi aku cuma bisa bengong. "Shed, perkenalkan, ini Lugia. Lugia adalah nama panggilan yang kuberikan pada Xatu pemberian Tate dan Liza" Ucap Claire santai.
"hahahaha.. aku sudah tahu dari awal itu pasti bukan Lugia" Kataku sok cool. Padahal aku udah hampir kejang-kejang karena bisa melihat Lugia secara langsung.
"kau kan sering menamai Pokemon-mu yang aneh-aneh.. Jadi aku juga. Lagipula tipenya sama kok Xatu dengan Lugia" Balas Claire. "Oke, lanjutkan pertandingan?" Tambahnya.
"Tunggu dulu" Skywalker dan Poseidon aku kembalikan kedalam PokeBall. Sebagai gantinya aku mengeluarkan Synyster dan Justice.
"Lairon dan Bagon? Kalau begitu, Flygon dan Xatu! Fly!" Kedua Pokemon tersebut terbang tinggi ke angkasa.
Terbang tinggi? Susah juga, karena kedua Pokemon-ku tidak ada yang bisa terbang. Serangan jarak jauh pun belum tentu pasti kena, itu semua disebabkan kilauan cahaya matahari menghalangi pandangan setiap kali mencoba menoleh keatas. Disini aku benar-benar mati kutu. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menunggu dua Pokemon tersebut turun dan menyerang Pokemon-ku dengan kecepatan tinggi. Sempat terpikir untuk mengganti ke Maxilliam yang bisa menyerang dengan serangan listrik dan memiliki serangan "Lock-On" yang mampu mengunci target sehingga serangan menjadi tepat sasaran, namun aku ingat bahwa ini pertarungan 4 Pokemon dan aku telah mengeluarkan 4 Pokemon. Aku terus melamun dan berpikir cara, namun lamunanku buyar setelah mendengar geraman Synyster dan Justice. Rupanya mereka bersiap menghadapi benturan terhadap Flygon dan Xatu yang sedang menukik tajam untuk menyerang kedua Pokemon-ku.
Xatu dan Flygon terus meluncur bagaikan sebuah meteor atau pesawat yang sedang jatuh. Justice mulai membentuk bola api dimulutnya, sedangkan Synyster mengasah cakar-cakar besinya dengan tanah. Sepertinya mereka akan bertahan menggunakan dengan cara melawan kekerasan dengan kekerasan. Disaat jarak sudah mulai dekat, seakaan ingin menambah kekuatan, Flygon menambah kecepatan namun Xatu malah kelihatan mengurangi kecepatannya. Kenapa ya?
"Baiklah kalian berdua! Metal Claw dan Dragon Breath!" Perintahku. Dragon Breath Justice sukses beradu dengan Flygon yang sedang meluncur, hasilnya Justice terpental karena hantaman Flygon yang rupanya bisa menembus Dragon Breath, sedangkan Xatu berhasil menghindari Metal Claw Synyster! Synyster terjungkal dan jatuh ke tanah.
"Baiklah, Lugia, Future Sight!" Mata Xatu bersinar terang. Aku langsung memerintahkan kedua Pokemon-ku untuk berahan. Tapi.. tidak terjadi apa-apa. Aku terdiam sebentar. Tidak ada perubahan apa-apa. Aku pun bersiap untuk menyerang.
"Syn, Headbu-" DUAARR! Sesaat sebelum kalimatku selesai sebuah kilatan energi menyerang Synyster!
Melihat ekspresi kagetku, Claire tersenyum dan berkata, "Shed, aku sudah lebih kuat darimu sekarang"
~kembali ke Sammon dan Wallace
Sesaat kemudian Sammon mendapat panggilan di PokeNav-nya. Rupanya dari Reiji yang mengatakan bahwa dia sudah ada di depan Pokemon Center kota Mosdeep. Sammon dan Wallace yang berada di kamarku bergegas keluar dan menemui Reiji. Sesampainya diluar Sammon melihat sesosok anak laki-laki yang lumayan tampan sedang bersender di kaki seekor Salamence. Ya, anak tersebut adalah Reiji Ozora, seorang pelatih tangguh yang terkenal akan Salamence-nya. Aku ingin suatu hari nanti Justice-ku sekuat Salamence-nya. Anyway, Sammon dan Wallace berjalan mendekati.
"Ada apa?" Reiji berbisik. Sepertinya dia tahu kalau dia akan ditugaskan sesuatu yang rahasia oleh Sammon.
"Ini, kau bawa Porygon2-ku" Sammon memberikan salah satu PokeBall-nya. Reiji tampak kebingungan. Sammon pun menjelaskan tugasnya.
Sammon meminta Reiji untuk melacak keberadaan Divisi 2, dan menggunakan Porygon2 untuk membantunya menggambarkan daerah sekitar, sehingga melacaknya lebih mudah. Reiji yang merasa tertantang langsung menerima tawaran Sammon tanpa meragukan satu kata pun yang keluar dari mulut Si Emas dari Mauville tersebut. Reiji langsung menunggangi Salamence dan terbang kearah selatan.
"Jangan lupa kembalikan Porygon2! besok! Disini!" Teriak Sammon yang ingin memastikan Reiji membawa pulang kembali Pokemon pertamanya tersebut.
Wallace dan Sammon kembali kedalam Pokemon Center, namun kali ini mereka ke kafetaria untuk membeli segelas milkshake dingin. Mungkin karena memang hari ini cukup panas dan semua hal yang barusan terjadi pasti menguras banyak tenaga.
Setelah mereka berdua duduk di kursi, Wallace bertanya pada Sammon, "Sam, kenapa tidak kau saja yang pergi? kenapa orang lain?"
Sammon menyesap milkshakenya hingga tinggi air hampir setengah gelas. Dia pun membalas, "Karena kalau aku yang pergi, Shed pasti akan ikutan pergi"
Wallace diam. Sesaat kemudian dia bertanya lagi, kali ini soal kenapa mereka harus melakukan semua ini. Ada benarnya sih. Untuk apa kita repot-repot mencari keberadaan mereka dan lain-lain? Ini kan bukan urusan kita!
"Begini Wallace, Divisi 2 adalah bagian dari Tim Aqua yang tidak semua orang tahu. Bahkan mungkin pemerintah tidak tahu, hanya kita saja. Nah, karena itu kita harus melenyapkannya, membuat seperti tidak pernah ada sebelumnya. Karena aku yakin, mereka pasti merencanakan sesuatu yang lebih buruk dari Tim Aqua yang biasa kita ketahui. habis kalau tidak, untuk apa mereka repot-repot membuat Divisi rahasia?" Sammon panjang lebar mengumandangkan teoirnya. Wallace mengangguk, seakan ditundukan oleh kalimat Sammon. Kakakku, memang benar-benar pintar
Kembali ke Atas
Apa Itu "Shed's Blog" ?
Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.
Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)
(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley
(baca selengakapnya, Klik disini)
(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley
©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar