Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Jumat, 05 Februari 2010

Entri #015 : 4 Pelatih, 1 Kota

Aku pun berlari menuju Pokemon Center terlebih dahulu, untuk menyembuhkan Pokemon-Pokemonku. Sesaat setelah Pokemonku selesai disembuhkan, tiba-tiba saja ada orang yang menyapaku. "Hey Shed" Sapa orang tersebut. Oh, dia kakakku.
"Sedang apa kak disini?" Tanyaku.
"Sedang membersihkan jejakmu dari Tim Aqua, bukannya sudah kukasih tau?" Katanya sambil berjalan keluar dari Pokemon Center. Aku langsung berlari mengikutinya.

"Bukan, maksudku, ngapain kakak di Pokemon Center?" Sela-ku.
"Oh, tadi pagi, sekitar jam 4, aku mengunjungi gedung tua New Mauville, untuk mengambil barang-barang elektronik tak terpakai dari sana" Katanya santai sambil mengeluarkan Fearow-nya dari dalam PokeBall.
"Dasar pemulung, tadi aku juga ke New Mauville sih, sekedar jaga-jaga, disuruh oleh Pak Wattson. lagipula, kakak tahu enggak mengenai Electrode yang mengamuk di New Mauville" Tanyaku sambil mengeluarkan Maxilliam si Magnemite dari PokeBallnya.
"Oh, Electrode itu, kalau itu sih, saat aku kesana, pintu di salah satu ruangan New Mauville macet, jadi aku menggunakan Porygon2 untuk menggunakan Tri Attack, eh, ternyata didalamnya ada Electrode yang sedang tidur"
"Jadi tadi gara-gara kakak!? Kakak tahu tidak, bahwa TADI AKU HAMPIR MATI GARA-GARA ULAH KAKAK TAU!" Aku tidak menyangka, bahwa nyawaku hampir hilang karena kelalaian seorang kakak sendiri."Omong-omong, itu Maxilliam?" Katanya mencoba mengalihkan topik. "Eh iya, tadi ketemu di New Mauville" Dia berhasil mengalihkan topik. "Oh iya, kamu mau kemana sekarang Shed? mumpung aku lagi nganggur nih" Katanya sambil melihat PokeNav-nya. "Cepat katakan, soalnya jam 1 siang nanti aku harus ke Kota Sootopolis untuk melanjutkan penelitian Groudon-ku" Lanjutnya. "Oh, kalau begitu anterin aku ke Gym-nya Pak Wattson, aku mau melawannya" Kataku sambil memasukan kembali Maxilliam kedalam PokeBall.

Tak lama kemudian aku dan kakakku mendarat di pekarangan Gym kota Mauville. Aku segera menghampiri Wattson yang sedang berbincang dengan seorang bapak-bapak yang ternyata ayahku sendiri.
"Ayo segera bertarung!" Ajakku dengan semangat.
"Hahahahahaha! Boleh juga! Ayo mulai!" Jawabnya dengan semangat.
"Kau yakin kau akan menang? Padahal kemarin kau hanya seorang anak kecil yang kerjaannya hanya bermain dengan Pokemon" Remeh Ayahku.
"Aku pasti menang kok! Mau dibuktikan?" Kataku kesal. Mendengar kata-kataku barusan, Ayahku langsung menatap Wattson, begitu juga sebaliknya. mereka pun menangguk, dan menoleh padaku. "Boleh juga, sebagai Ayah aku harus tau kemampuan kekuatan anak sendiri, bagaimana dengan pertarungan ganda?" Boleh, juga, tapi aku tidak ada pasangan. "Tapi aku tidak ada pasangan.."
"Itu, Ajak Sam saja" Kata Wattson sambil menunjuk kearah kakakku yang sedang membaca buku.
"Hey Sammy! Cepat kesini!" Ayahku melambaikan tangannya ke arah kakak Kakakku langsung menutup bukunya, dan memasukan Fearow dalam PokeBall. Kakakku berlari menuju kami.
"Ada perlu apa? lagipula namaku Sammon, bukan Sammy" Jawabnya kesal.
"Kita akan melakukan pertarungan ganda, kau berpasangan dengan Shed ya" Kata Ayah.
"Untuk apa aku ikut pertarungan pemula seperti ini?" Remehnya.
"Ayolah, kau dengan Shed, Ayah dengan Wattson, bagaimana?" Ajak ayahku lagi.
"Oh, jadi Si Emas Dari Mauville takut akan pertarungan?" Ledekku, berharap dia mau ikut bertarung.
"Iya, iya deh!"

Kami semua langsung masuk kedalam sebuah ruangan yang luas di dalam Gym Mauville. Di seberang sana ada Ayah dan Wattson, mereka lawanku, sedangkan disisiku ada Kakakku. Wattson yang pertama mengeluarkan PokeBall "Magneton, keluarlah!". Gawat, Magneton milik Wattson kan terkenal kuat! "Kalau begitu giliranku, Cacturne, ayo!" Ayahku mengeluarkan Pokemon andalannya, Cacturne. Sepertinya mereka benar-benar serius, pikirku.
"Giliranku ya? Baiklah, Maxi..."
"Jangan Maxilliam" Tiba-tiba kakakku menahan tanganku yang ingin melempar PokeBall.
"Kenapa lagi!?" Kataku sewot.
"Mereka menggunakan Pokemon andalan mereka yang sangat berpengalaman, Maxilliam baru memiliki sedikit pengalaman, jadi aku sarankan kau menggunakan Pokemon terkuatmu" Kata Kakakku mensihati.
"Baiklah kalau begitu, Skywalker, maju!" Aku mengeluarkan Skywalker dari PokeBall.
"Grovyle? Boleh juga" Gumam Wattson. "Giliranku ya? Porygon2!" Porygon2, Pokemon andalan Kakakku keluar dari PokeBallnya. "Baiklah, mari dimulai, Leaf Blade" Daun yang bergantung di lengan Skywalker bersinar. "Kau juga Cacturne, Giga Drain!" Dari tubuh Cacturne keluar benang-benang berwarna hijau yang siap menguras tenaga musuh. "Magneton, Spark!" Magneton bersiap menggasak lawannya dengan tubuh yang dialiri listrik. "Porygon2, Conversion serangan Ice Beam!" Porygon2 mengubah tipenya dari tipe normal ke tipe es, melalui Ice Beam, yaitu serangan yang dia miliki.



Spark dan Leaf Blade beradu! "Kau tak akan menang nak!" Teriak Watsson. "Magneton, Tri Attack!" Magneton mengeluarkan sinar berwarna biru, merah dan kuning. sinar gelombang tersebut langsung mengenai Skywalker hingga Skywalker terpental. Sedangkan Giga Drain bersiap menghisap energi Porygon2. "Lawan dengan Ice Beam!" Porygon2 mengeluarkan sinar dingin, dan langsung menghancurkan benang energi Giga Drain. "Kenapa kakak tadi memakai Conversion?" Tanyaku. Tapi jawaban Kakak hanyalah senyuman kecil. "Baiklah, Skywalker, Leaf Blade!"
"Cacturne, SandStorm!" Badai pasir langsung menyelimuti arena pertarungan. Ini gawat. Skywalker dan Porygon2 tidak bisa melihat apa-apa! "Magneton, Metal Sound!" Magneton mengeluarkan suara yang mengilukan. "Cacturne giliranmu lagi! Sekarang, Needle Arm!" Aku tidak tahu persis apa yang terjadi, karena badai pasir yang lebat membuat pandanganku terbatas. Tiba-tiba saja ada suara erangan Skywalker. Skywalker sedang diserang, pikirku. "Skywalker, pakai Bullet Seed!" Skywalker menggunakan serangan yang baru saja kuajarkan tadi malam. Skywalker mengeluarkan peluru biji dari mulutnya seperti pistol. Namun sepertinya tidak menghasilkan apa-apa, mungkin serangan Bullet Seed tadi meleset. "Hey kak! Kenapa kakak dari tadi diam saja!?" Protesku. "Berisik, aku tahu apa yang sedang terjadi..Yang bisa melihat dan bertahan di badai pasir hanyalah Pokemon besi, batu, tanah dan Pokemon yang memiliki kemampuan Tudung Pasir seperti Cacturne. Pasti ada yang bisa kulakukan" Dia malah memegang dagunya, seperti orang berpikir. "Magneton, ThunderBolt!" Lagi-lagi terjadi serangan, sekarang giliran erangan Porugon2 yang terdengar. "Hey Kak! Cepat lakukan sesuatu!" Protesku dengan nada yang lebih ditinggikan. "Berisik! Aku tahu apa yang kulakukan! Aku sedang berpikir!" Dia malah memarahiku balik. "Itu dia!" Tiba-tiba Kakak mendapat ide. "Porygon2! Kita mulai lagi! dan Shed, suruh Skywalker untuk bertahan semampunya!" Perintahnya. "Ngomong sih gampang, kak!" Protesku lagi.

Apa boleh buat, Kakakku adalah pelatih berpengalaman, maka dari itu, aku yakin dia sedang melakukan sesuatu yang hebat. "Skywalker, Mega Drain!" Aku tidak begitu berharap akan serangan ini, aku hanya menggunakannya untuk gertakan saja. Tapi tiba-tiba aku mendengar suara erangan Magneton! Mega Drain mengenai Magneton! "Bagus!" Teriakku. "Hahahahahaha! Akhirnya ada juga sentuhan kecil! Tapi itu hanya kebetulan, Sam Kecil!" Remeh Wattson. "Sekarang, Tri Attack!" Serangan Tri Attack sepertinya mengenai Skywalker. "Bertahanlah Skywalker! Kakakku dan Porygon2 sedang merencanakan sesuatu!" Kataku menenagkan Skywalker. "Rencana? tak akan terjadi! Cacturne, Rock Smash ke Porygon2!" Perintah Ayahku kepada Cacturnenya. Namun tidak terjadi apa-apa. Mungkin serangannya meleset. "Cacturne, aku bilang, Rock Smash!" Perintah Ayahku lagi. Tidak ada reaksi apa-apa. "Cacturne!?" Masih belum ada jawaban. "Baiklah, aku saja yang menjawab, Porygon2, Rain Dance!" Jawab Kakakku. Badai pasir berganti menjadi hujan lebat. Sekarang kita bisa melihat dengan jelas. Dan terlihat, Cacturne telah membeku. Cacturne terperangkap dalam balok es. Disebelahnya ada Porygon2. Ini pasti ulah dari Ice Beam dari Porygon2. Tapi bagaimana bisa? "Hey Sammy! Bagaimana kau bisa melakukannya" Tanya Ayahku. Mendengar kalimat tersebut Kakaku hanya tertawa kecil dan membalas "Namaku bukan Sammy, tapi Sammon".

Kembali ke Atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"