Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Sabtu, 23 Januari 2010

Entri #013 : Gencatan Tanpa Senjata

*Jujur aja, gw merasa lebih nyaman pake bahasa inggris, selain lebih mudah diketahui pembaca, gw juga gak usah cape2 nambahin skrip tambahan*


"Milo!" Milo terjatuh. Sebenarnya menyerang sih tidak apa-apa, asalkan tidak mengenai pelatihnya! Sedangkan orang tersebut menyerang tepat mengenai Milo. Aku pun berbalik arah untuk menolong Milo yang terjatuh. "Pelatih bernomor 52 yang menggunakan Starmie! Tunggu disitu!" Teriak Sang Wasit dari udara. Sang Wasit langsung menyuruh para petugas keamanan yang berada disekitar untuk mengeluarkan Si Pelatih Starmie tersebut dari jalur. Tiba-tiba saja, dengan sigap Si Pelatih Starmie tersebut mengejarku yang sedang berbalik arah dan berusaha menangkapku. Saat aku berhenti tepat di sebelah Milo, Pelatih tersebut langsung menarik tanganku! Aku yang sedang berpegangan dengan Skywalker langsung dengan spontan berteriak "Mau apa kau!?".

Pelatih tersebut tersenyum licik, dan menepuk punggung Starmie, seperti memberikan sebuah kode. Seketika itu juga, Aku, Skywalker, serta Pelatih tersebut dan Starmie-nya sudah berada di tempat lain! Aku terbengong, tidak percaya akan apa yang telah terjadi. Tidak ada apa-apa, bergerak pun tidak, tapi aku langsung berada di tempat lain dalam sekejap.
"Jangan kaget, Starmie-ku ini Starmie yang dilatih khusus untuk seorang mata-mata elit sepertiku" Aku langsung menoleh kebelakang. "Dimana Milo?" Tanyaku dengan nada kesal. "Oh, temanmu itu, tidak tahu, dia kan tidak tersentuh, mungkin dia masih tergeletak lemas di arena karena tidak ikut ke-teleport" Orang tersebut mengembalikan Starmie-nya kedalam PokeBall, begitu juga aku mengembalikan Skywalker kedalam PokeBall. "Bagaimana, kau mau bergabung dengan kami? Tim Aqua?" Lanjutnya. "Kembalikan aku ke tempat tadi" Aku mengabaikan pertanyaannya. "Jawab pertanyaanku, mau bergabung enggak? iya atau tidak?" Katanya sambil melepas jaket yang dikenakannya, terlihat dia sedang mengenakan seragam berwarna biru. "Aku tidak tahu apa tujuan dan apa yang kau mau dariku, kembalikan aku ke tempat tadi!" Aku semakin geram. "Tidak menjawab pertanyaanku" Kata orang tersebut.


 Karena kesal, spontan saja aku langsung memukul wajah orang tersebut dengan kencang. Namun, pukulanku ditangkap dengan mudah oleh tangannya! "Maaf kiddo, tapi selain pertarungan Pokemon, para anggota tim Aqua juga diajarkan cara membela diri" Tiba-tiba saja, alat komunikasi yang ada di pinggangnya mendapat panggilan. Orang tersebut langsung mengambilnya, lalu dia seperti mendapat perintah, dia pun merespon "Tidak, dia tidak mau ikut, apa yang harus kulakukan" Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, aku sudah memukulnya lagi, kali ini dia terjatuh dan Alat komunikasinya terlempar. "Baiklah, sampah kecil, jika kau mau melakukannya dengan cara kuno" Tak disangka, orang tersebut bangkit dan memukul ku berkali-kali! Aku tak sanggup berbuat apa-apa. "Kau tahu? Bahwa ada salah satu peraturan tim Aqua yang dimana seorang anggota boleh melakukan apa saja terhadap orang yang telah mencuri dengar" Orang tersebut melenturkan jari-jarinya. "Tapi aku bukan seorang yang mencuri dengar!" Jawabku dengan lemas, sekujur tubuhku sakit, karena dipukul. "Aku tahu itu" Orang tersebut mengambil sebatang kayu yang ada di sampingnya. "Aku hanya ingin senang melihat kau kesakitan" Orang tersebut mengambil kuda-kuda seperti ingin memukul orang dengan tongkat. "Ucapkan selamat tinggal pada kehidupan, kiddo" Orang tersebut mengayunkan tongkat kayu tersebut dengan kencang!

Mati aku, apakah ini adalah akhir dari segalanya? "Heeeaahh!!!!" Tiba-tiba ada yang menyerang orang tersebut dari belakang. Si penyerang tersebut langsung memukul orang tersebut dari belakang. Orang tersebut tumbang, namun masih sadar. "Halo Agen Aaron" Aaron? jadi itu namanya? berarti si penyerang tadi itu kenalannya? "Sial, dari mana kau tahu namaku?" si Aaron langsung bangkit dari tanah. "Karena kau adalah mata-mata terbodoh yang pernah ada, ini" Orang tersebut mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, dan ternyata itu adalah alat komunikasi milik Aaron yang terlempar! Aku kurang bisa melihat dengan jelas siapa orang yang menolongku tadi, pengelihatanku agak kabur karena dipukuli tadi. Aaron tersebut langsung berusaha membalas serangan orang tersebut. "Sungguh perbuatan yang tidak dewasa untuk orang dewasa seperti mu, Agen Aaron" Orang tersebut menepis pukulan Aaron. "Kau tahu? Sebagai seorang Peneliti yang harus bisa bertahan di kondisi apapun, aku telah mengasah kemampuan bela diriku" Orang tersebut langsung mengambil batang kayu yang ada didekatnya, dan langsung memukul Aaron dengan keras, hingga ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Aku pun merasa agak puas melihat agen Aaron terjatuh. Lama lama aku pun mulai lelah, dan tak sadarkan diri.


Tak lama kemudian, aku tiba-tiba tersadar, dan aku sedang berada di suatu ruangan. sebuah ruangan yang tidak asing bagiku. Aku bangkit dari tempat tidur, dan segera keluar dari ruangan. Aku memang benar, sekarang aku sedang berada di rumahku! "Hey kawan, sudah sadar kau rupanya" Tanya seorang bapak-bapak sedang duduk dengan Cacturne disampingnya. Itu Ayahku. "Ayah! Ayah sudah pulang?" Aku bergegas segera menghampirinya. "Hey Cacturne! Bagaimana kabarmu? Hyper Beam-mu sudah sempurna?" Cacturne ini adalah Pokemon andalan Ayahku, Cacturne Ayahku sangat lincah dalam pertarungan, tapi juga bisa tampil memukau dalam kontes Pokemon. "Ibu mana?" Tanyaku pada Ayah. "Sedang di halaman belakang, bersama Pokemon-Pokemon-nya plus Pokemon-mu juga" Aku pun langsung berlari menuju halaman belakang. Terlihat Ibu sedang memberi makan Pokemon-Pokemon miliknya, dan juga Pokemon-Pokemon-ku. "Hey Nak!" Sapa ibuku. Aku langsung memeluk ibuku. "Bagaimana jika kau beristirahat dulu disini beberapa hari?" Aku memang telah kecapaian, apalagi banyak sekali hal yang ingin kuceritakan kepada keluargaku. Reuni keluarga ini telah memberiku semangat baru, dan membuatku melupakan hal-hal buruk yang terjadi, walaupun hanya sesaat.

Rumahku tidak begitu besar, rumahku terletak di dekat kota di Mauville. "Kakak dimana?" Tanyaku kepada Ibu. "Oh, dia sebentar lagi datang, dia sedang pergi"
"Pergi lagi?"
"Dia sedang menghapuskan jejakmu dari para mata-mata Tim Aqua, kau memangnya tidak tahu tadi ditolong siapa?" Jadi yang menolongku itu kakakku? berarti tadi aku di-teleport ke Mauville oleh si Agen Aaron tadi! "Yah, padahal aku mau menunjukan Pokedex-ku kepadanya" Aku kecewa. "Sudahlah, lagipula seharusnya kau berterima kasih". Tidak lama kemudian Kakakku datang, dia terlihat lusuh dan kotor. Aku, Ibu dan Ayahku memandangi Kakakku. "Tadi aku pergi ke daerah yang berlumpur" Jawabnya. Lalu malamnya kami makan bersama, kami mulai memperbincangkan apa yang telah kami lakukan hari ini. "Jadi, kak, bagaimana proyek Groudon?"Tanyaku, sebelum aku melakukan petualanganku, kakakku memang sedang ingin meneliti Groudon. Kakakku adalah Peneliti Pokemon muda yang pintar, dia meneliti Pokemon hanya untuk kesenangan juga, sekalian sebagai pekerjaan tambahan yang bisa meningkatkan ekonomi keluarga.Di sela waktunya, Kakakku sering membuat penemuan kecil, yang terkadang, suka dibeli oleh Devon Corp. "Proyek Groudon? Sebenarnya sudah mencapai 70% dari targetku, aku sudah meneliti tingkah polah Groudon, dan kemampuan-kemampuannya"
"'Sebenarnya'? Apa yang terjadi?" Pasti ada masalah, soalnya kakakku tidak pernah berkata hal seperti itu.

"Proyek ini sepertinya telah ketahuan Tim Magma, dan aku sepertinya telah diikuti. Lalu, karena kegiatan ini, aku dikejar-kejar oleh Tim Aqua, karena mereka takut Proyekku jatuh ke tangan Tim Magma. Memangnya untuk apa Agen Aaron tadi memaksamu untuk bergabung ke Tim Aqua? Kalau kau bergabung, aku pasti akan dilacak terus" Menjadi Peneliti memang tak mudah, selain berat pekerjaannya, terkadang banyak juga kontroversi yang ada. Setelah selesai makan, aku menuju kamar. Semua Pokemon milikku dan keluargaku berada di ruang tengah, untuk menjaga akan penyusup. Keesokan harinya, aku melihat kakak di halaman rumah dengan Fearow-nya. "Mau kemana kak?" Tanyaku dari jendela kamar. "Mau memeriksa sisa dari Tim Aqua, takutnya mereka balas dendam karena Agen Aaron dan yang lainnya" Katanya sambil menunggangi Fearow-nya. "Oh iya! Agen Aaron kan Kakak pukul pakai kayu! Jadi dia sudah sadar?"
"Tidak tahu" Jawab kakaku.
"Tidak tahu? Kakak tidak membunuhnya kan?" Gawat kalau sampai Agen Aaron mati. Kalau sampai terjadi, nama baik 'Si Emas dari Mauvile' bisa tercoreng! Mendengar pertanyaanku, responnya hanya tersenyum kecil dan terkekeh, dia tidak menjawab pertanyaanku dan langsung terbang dengan Fearow-nya...

Kembali ke Atas

1 komentar:

"