Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Jumat, 12 Maret 2010

Entri #019 : Matahari Terbenam Di Kota Fallarbor

"Jadi, kau berpisah jalan dengan kakak kembarmu itu karena dia keras kepala?" Kataku sambil menyesap minumanku. Setelah mendapatkan Justice--Bagon yang baru kutangkap--, kami langsung beristirahat di kursi taman depan Pokemon Center. "Iya begitulah, dia sangat ingin pergi ke kota lain untuk menantang Gym, padahal aku belum menyelesaikan Kontes-ku di kota Verdanturf" Jawab Claire sambil menatap langit sore hari yang biru dengan penuh arti. Aku tidak tahu dia sempat-sempatnya mendapati konflik batin, apalagi dengan kakak kembarnya sendiri. Entah kenapa, aku merasa bersalah telah sebal kepadanya. "Ditambah
Milo kedatangan teman-ceweknya yang membuat dia bersikeras untuk pergi, karena temannya tersebut juga penantang Gym" Lanjut Claire lagi, mengehela nafas. Bagus, aku terjebak dengan seorang cewek yang curhat kepadaku. Aku tidak bisa berbicara apa-apa kecuali berteriak "jangan pergi jauh-jauh!" kepada para Pokemon-ku yang lagi bermain-main ditaman.

"Tapi, itu sudah tidak membebanimu lagi 'kan? maksudku, yang lalu biarlah berlalu" Aku mencoba menenangkannya. Dia tersenyum, dan tiba-tiba dia mengeluarkan air mata. Jenius, dia malah menangis. Dia langsung merunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Yak, kau memang jenius Shedley Reever, bermaksud menenangkan yang ada malah membuat nangis. Aku pun mencoba menenangkan lagi "Eh, uh, kau.. tidak apa-apa kan? Aku tidak bermaksud untuk.." Dia pun langsung mengusap air matanya dan menghela nafas. "Bohong deng!! Tenang saja Shed, aku tidak secengeng itu!" Raut wajah Claire spontan berubah menjadi wajah bahagia-menyebalkan. Dasar. "Hahahaha.. boleh juga" Aku tertawa garing, padahal dalam hati, aku kesal setengah mati. "Kau sendiri bagaimana Shed? Tidak mau mengikuti jejak kakakmu sebagai peneliti?" Dia bertanya balik. "Itu aku belom tahu, kakaku dulu sudah kebanyak tempat, dia juga jenius, bahkan Pokemon pertamanya saja Porygon. Diberikan sebagai hadiah murid lulusan terpintar dari sekolahnya dulu" Jelasku.

Hari semakin malam, matahari baru saja terbenam beberapa saat lalu. Claire sedang di dalam Pokemon Center memesan 2 kamar untuk kami. Sambil menunggu, terdiam. Diam dalam ketenangan. Dari kemarin aku sudah lelah berpetualang kesana kemari, jarang aku mendapati suasana sunyi, tenang dan nyaman seperti ini. Tidak lama Minumanku telah habis. Aku pun melempar gelas plastiknya tinggi kearah Pokemon-Pokemonku yang sedang bermain, niatnya, aku mau menyuruh Skywalker memotongnya dengan leaf blade, ya sekedar iseng saja, lalu saat mulutku baru terbuka mau mengeluarkan suara Skywalker langsung menyambar gelas plastik tersebut dan membelahnya menjadi dua dengan leaf blade. Aku agak kaget juga, soalnya dari tadi Skywalker sedang sibuk bermain dengan Pokemon-Pokemon yang lain, dan tiba-tiba dia bisa tahu ada gelas plastik yang siap untuk di serang. Dia seperti membaca pikiranku.

"Hei" Tiba-tiba tepukan Claire di pundakku memecah keheningan. "Sudah dapat kamar tuh" Lanjut Claire lagi. Aku pun bangkit dari tempat duduk, dan mengembalikan semua Pokemon-ku kedalam PokeBall. Begitu juga Claire. Kami masuk ke Pokemon Center, dan langsung menitipkan Pokemon-Pokemon kita di tempat peristirahatan khusus Pokemon. Saat berjalan menuju kamar, Claire memanggil
"Umm.. Shed" Tegurnya dengan ragu.
"Ada apa lagi?" Jawabku dengan nada kesal.
"Kau sudah mau masuk kamarmu?" Tanya Claire.
"Memangnya kenapa?"
"Umm.. itu.. kau mau menemaniku berlatih untuk Pokemon Kontes?"
"Kontes? kau koordinator"
"Iyalah! aku mau mengikuti kontes di kota Fallarbor ini besok. kau mau ya.. sekedar bantuin aku lati..."
"Aku tidak tahu apa-apa mengenai kontes, selamat latihan! bye!" Aku memotong pembicaraan dan langsung masuk kamar. males banget kalau disuruh seperti itu, apalagi kontes, walaupun orang tuaku koordinator, tapi aku tidak suka kontes, begitu juga kakakku.

Aku langsung berbaring di tempat tidur, mengutak-atik Pokedex. walaupun Pokedex-ku sepertinya jelek, karena aku seorang Dex Tester, pengetes Pokedex. Kata kakakku, dulu ada yang menjadi Dex tester di kanto. Seetelah di sukses, baru ada pemegang Pokedex resmi dari kanto, kalau tidak salah namanya Red. dia mulai berpetualang sekitar seminggu lebih dulu dariku. Kakakku tau hal ini karena dia sempat pergi ke kanto untuk meneliti Pokemon-Pokemon kanto. PIIP PIIP PIIP. Tiba-tiba PokeNav berbunyi.

Panggilan dari Sammon Reever

Oh, kakakku. Tumben sekali dia menelpon, padahal dia orangnya sangat cuek, sangat jaim, memang sih, dia digilai banyak wanita di kota Mauville karena tampang, otak dan kemampuannya, tapi gara-gara itu juga, dia menjadi sok banget. Lama-lama aku jadi kesal sendiri juga memikirkannya.
"Hey Shed kau disitu? Bagaimana perjalananannya?" Tanya kakakku diseberang PokeNav.
Aku pun langsung menjawab panjang lebar, menceritakan perjalananku, apa yang sudah kulakukan, mulai dari bertemu orang bernama Donald di gurun pasir, berburu Skarmory bersama Claire, sulitnya menangkap bagon, Skywalker yang baru berubah dan sebagainya. Semua kuceritakan secara mendetail.
"Ah, payah kau nangkep Bagon aja sampe sok dramatis begitu"
"Berisik!!"
"Omong-omong, si Claire kenapa gak kamu temenin aja tuh latihan?" Bahkan kejadian yang tadi saja sampai kuceritakan ke kakak.
"Capek ah, biarin dia sendiri aja, males"
"Hey, ada saatnya dimana kau akan membutuhkannya, begitu juga sebaliknya. Jika kau ingin orang menolongmu, tolonglah orang lain yang butuh pertolongan" Tiba-tiba saja sifat sotoy kakaku berubah menjadi bijaksana. "Haah, sejak kapan juga kakak bisa ngomong kalimat bagus kayak gitu?"
"Oh, itu, iya, semenjak tadi, kau pernah bertemu pelatih yang menggunakan Sandslash tidak? atau enggak Electabuzz?" Tanyanya.
"Tidak kak, memang kenapa?" Kakakku langsung bercerita kalau dia diserang, dan penelitiannya diambil. Tapi kakak tidak memberitahu siapa yang nmenyerang. yang jelas, dia menggunakan Eelectabuzz dan Sandslah.
“Jadi kakak diserang?” .
”Ya, tapi kau tak perlu khawatir. Semuanya sudah dalam kendali sekarang,” jawab Kakak.
Kakakku adalah pelatih yang tangguh, makanya kalau dia sampai berbicara seperti ini, pasti dia sangat terpukul. Belom lagi dia berkata bijak, yang dimana sangat jarang di ucapkannya kecuali dia sedang dalam keadaan yg emosional. Kata kakak, orang yang menyerangnya bukan orang yang berbahaya, makanya dia menyerahkan penelitiannya. Aku khawatir, namun kata kakak tidak usah. Setelah ngobrol panjang lebar, komunikasi kita berakhir.

TUUUT. Telepon PokeNav ditutup. Aku benar-benar percaya kakakku bisa sampai kalah oleh orang seperti itu. Pasti pencuri itu kuat sekali. Entah kenapa aku jadi takut, takut dia mengincarku atau malajh lebih buruk. Tapi, kakaku tenang-tenang saja kok. Aku benar-benar bingung kenapa kakakku begitu tenangnya.

Selama sekitar satu menit aku memejamkan mata. lalu membuka mataku lagi. untuk kali ini, aku sepertinya sadar, kalau kakaku ada benarnya juga. aku pun langsung keluar dari kamarku, dan mencari keberadaan Claire diluar..


Kembali ke Atas

2 komentar:

"