"Aku menang, Wallace" Kataku.
"Hahaha, hebat juga kau 'nak" Wallace berjalan mendekatiku.
"Ini, Lencana terakhirmu" Wallace memberikanku lencana hujan. Lencana terakhir yang harus kudapatkan agar bisa ikut dalam Liga Pokemon di kota Ever Grande.
"Terima kasih, Wallace" Aku tersenyum, dan langsung pergi meninggalkan Gym kota Sootopolis.
Ya, sehari setelah mengantar Claire, aku langsung menantang Wallace untuk mendapatkan Gym terakhirku.
Diluar sudah ada Kakakku, Ayah dan Ibuku. Mereka semua tersenyum, terutama Ibuku yang terlihat sangat bahagia sampai-sampai menitikkan air mata.
"Selamat nak!! kamu telah mengalahkan semua Gym di Hoenn!" Kata Ibu langsung memelukku.
"I..iya. Tapi tolong lepaskan pelukannya, bu. Aku bukan anak kecil" Bisikku.
"Oh, maaf" Ibu melepaskan pelukannya dan tertawa kecil.
Ayah dan Ibuku baru pulang dari pekerjaannya sebagai juri kontes Pokemon. Ya, bisa dibilang aku dan kakakku tidak mengikuti darah keluargaku yang terkenal sebagai koordinator.
"Selamat, nak. Ayah tahu kau adalah pelatih yang hebat" Ayahku tersenyum.
Semua terasa lengkap disini, walau ada satu orang yang kurang.
"Reiji dimana?"
"Ooh, dia tadi pamit untuk pergi. Entah kemana" Jawab Sammon.
Kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk pulang. Kami langsung menuju kapal ferry yang telah mengantar kami ke sini.
Kapal ferry pun berangkat. Aku melihat kebelakang, lama kelamaan kota Sootopolis semakin menjauh.
Sampai pada akhirnya tidak kelihatan. Sekarang pemandangannya hanya laut.
"Hey, bengong saja" Sammon menepuk pundakku.
"Kau seharusnya bersemangat setelah mengalahkan 8 Gym" Lanjutnya lagi.
Aku tidak menjawab.
"Kau sedih? karena Claire tidak ada? Dasar cengeng" Sammon yang tadi menyemangati malah mencibir.
"Aku bersemangat. Aku akan bertemu Claire lagi" Jawabku.
Sammon tersenyum.
"Saat aku sudah menjadi kuat, aku akan menemuinya di Sinnoh"
Tak lama kemudian, aku sudah bisa melihat pelabuhan kota Slateport di horizon.
"Sebentar lagi kita sampai" Sapa Sammon lagi. Kali ini aku sedang menyiapkan barang-barangku.
"Jadi, kapan kau akan mendaftar Liga di Ever Grande?" Lanjut Sammon.
"Mungkin bulan depan" Jawabku santai.
Sammon terlihat bingung, mungkin karena jawabanku. Agak aneh memang biasanya seseorang setelah mengalahkan Gym langsung siap untuk ke Liga. Tapi aku tidak.
"Aku belum cukup kuat" Jelasku.
Sammon tertawa, dan langsung berkata, "Selamat berjuang, deh"
aku masih belum yakin bisa megalahkan Liga hanya dengan kemampuanku yang sekarang.
Aku belum kuat, sedangkan janjiku dan Claire adalah bertemu jika aku sudah menjadi pelatih Pokemon yang paling kuat.
Maka dari itu, aku berencana untuk berlatih selama sebulan baru ikut berkompetisi dalam Liga Pokemon.
Aku mengeluarkan semua Pokemonku.
Pokemon- Pokemon-ku terlihat sehat-sehat saja.
"Skywalker, Maxilliam, Justice, Poseidon," Aku mencoba menyebutkan semua nama Pokemonku. Claire ternyata benar, kalau disebutkan semuanya sekaligus memang susah.
Para Pokemon-Pokemon-ku melihat kearahku. Dari matanya, aku bisa melihat semua Pokemon-ku terlihat bersemangat. Kecuali untuk Staryu yang tidak bisa ditebak ekspresinya.
"Teman-teman, Kita akan bertemu dengan Claire lagi. Aku janji"
Ya, sehari setelah mengantar Claire, aku langsung menantang Wallace untuk mendapatkan Gym terakhirku.
Diluar sudah ada Kakakku, Ayah dan Ibuku. Mereka semua tersenyum, terutama Ibuku yang terlihat sangat bahagia sampai-sampai menitikkan air mata.
"Selamat nak!! kamu telah mengalahkan semua Gym di Hoenn!" Kata Ibu langsung memelukku.
"I..iya. Tapi tolong lepaskan pelukannya, bu. Aku bukan anak kecil" Bisikku.
"Oh, maaf" Ibu melepaskan pelukannya dan tertawa kecil.
Ayah dan Ibuku baru pulang dari pekerjaannya sebagai juri kontes Pokemon. Ya, bisa dibilang aku dan kakakku tidak mengikuti darah keluargaku yang terkenal sebagai koordinator.
"Selamat, nak. Ayah tahu kau adalah pelatih yang hebat" Ayahku tersenyum.
Semua terasa lengkap disini, walau ada satu orang yang kurang.
"Reiji dimana?"
"Ooh, dia tadi pamit untuk pergi. Entah kemana" Jawab Sammon.
Kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk pulang. Kami langsung menuju kapal ferry yang telah mengantar kami ke sini.
Kapal ferry pun berangkat. Aku melihat kebelakang, lama kelamaan kota Sootopolis semakin menjauh.
Sampai pada akhirnya tidak kelihatan. Sekarang pemandangannya hanya laut.
"Hey, bengong saja" Sammon menepuk pundakku.
"Kau seharusnya bersemangat setelah mengalahkan 8 Gym" Lanjutnya lagi.
Aku tidak menjawab.
"Kau sedih? karena Claire tidak ada? Dasar cengeng" Sammon yang tadi menyemangati malah mencibir.
"Aku bersemangat. Aku akan bertemu Claire lagi" Jawabku.
Sammon tersenyum.
"Saat aku sudah menjadi kuat, aku akan menemuinya di Sinnoh"
Tak lama kemudian, aku sudah bisa melihat pelabuhan kota Slateport di horizon.
"Sebentar lagi kita sampai" Sapa Sammon lagi. Kali ini aku sedang menyiapkan barang-barangku.
"Jadi, kapan kau akan mendaftar Liga di Ever Grande?" Lanjut Sammon.
"Mungkin bulan depan" Jawabku santai.
Sammon terlihat bingung, mungkin karena jawabanku. Agak aneh memang biasanya seseorang setelah mengalahkan Gym langsung siap untuk ke Liga. Tapi aku tidak.
"Aku belum cukup kuat" Jelasku.
Sammon tertawa, dan langsung berkata, "Selamat berjuang, deh"
aku masih belum yakin bisa megalahkan Liga hanya dengan kemampuanku yang sekarang.
Aku belum kuat, sedangkan janjiku dan Claire adalah bertemu jika aku sudah menjadi pelatih Pokemon yang paling kuat.
Maka dari itu, aku berencana untuk berlatih selama sebulan baru ikut berkompetisi dalam Liga Pokemon.
Aku mengeluarkan semua Pokemonku.
Pokemon- Pokemon-ku terlihat sehat-sehat saja.
"Skywalker, Maxilliam, Justice, Poseidon," Aku mencoba menyebutkan semua nama Pokemonku. Claire ternyata benar, kalau disebutkan semuanya sekaligus memang susah.
Para Pokemon-Pokemon-ku melihat kearahku. Dari matanya, aku bisa melihat semua Pokemon-ku terlihat bersemangat. Kecuali untuk Staryu yang tidak bisa ditebak ekspresinya.
"Teman-teman, Kita akan bertemu dengan Claire lagi. Aku janji"
~ END OF CHAPTER 1~
Kembali ke Atas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar