Apa Itu "Shed's Blog" ?

Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.

Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)



(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley

©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved


Jumat, 16 Juli 2010

Entri #029 : Celah

"Hey Shed.." Claire menyapaku yang sedang duduk termenung di teras rumah pohon milik Fadli. Ya, Fadli mengizinkan kita untuk menginap disini selama beberapa hari.

"Masih terpukul dengan kekalahanmu tadi malam?"

"Bukan terpukul, aku hanya bingung kenapa aku bisa kalah" Jawabku acuh.
"Artinya sama saja" Kata Claire sambil menyodorkan minuman kepadaku.Minuman yang diberikan Claire sudah agak dingin. Mungkin karena pagi ini sangat sejuk. Belum lagi rumah pohon ini yang berada di ketinggian.
"Kau tahu Claire.. Aku baru dua kali kalah dalam pertarungan Gym" Kataku sambil meneguk minuman tersebut. "Benarkah?" Claire menengok kearahku. "Hebat sekali! Kalau begitu berarti kau kuat dong!" Aku tertawa kecil. "Aku memang dilatih sejak kecil oleh kakakku. Cara mengantisipasi serangan, menebak strategi dan lain sebagainya".


Claire tersenyum.


"Sangat berbeda dengan--"
"--Milo" Aku memotong kalimat Claire yang belum selesai. "Maaf nih Claire, tapi aku sudah cukup mendengar curhatanmu mengenai dia"

"Aku mengerti kok" Senyum Claire makin lebar.

Merasa gak enak. aku pun diam. Berharap Claire mengubah
topik pembicaraan. Tapi sepertinya, Claire juga berpikir hal yang sama. Dia diam. Aku diam. Tidak keluar satu kata pun dari mulut kita berdua. Sampai pada akhirnya Claire membuka mulutnya. "Shed, aku umm.. mau jalan-jalan dulu disekitar sini"
"Kemana?"
"Ada deh.. " Claire berlari dan turun kebawah melalui tangga tali.


"Aku tidak akan melakukannya jika kau adalah aku" Terdengar sebuah suara yang sangat familiar.
"Aku diatas sini" Oh ternyata si Fadli dan Pidgeotnya. Fadli melompat turun dari Pidgeotnya.
"Fadli, kira-kira apa yang membuatku kalah kemarin?" Tanyaku kepada Fadli yang memang pelatih yang tangguh.
"Dalam pertarungan, ada banyak faktor yang mempengaruhi. Biasanya dari faktor keberuntungan, atau kemampuan"
"Hanya itu? Keberuntungan dan Kemampuan?"
"Tidak tahu. Seharusnya kau yang tau, kau kan adik dari Si Emas dari Mauville" Balas Fadli. Aku pun berpikir. Bagaimana jika memang kemarin aku kalah karena keberuntungan Winona? Kalau itu benar, berarti bisa saja aku menang hari ini.
"Oke terima kasih Fadli! Aku akan menantang Winona sekali lagi!" Aku beranjak dari tempat duduk, dan pergi mencari Winona.
"Tunggu"
"Ada apa?" Jawabku sewot.
"Tidak, aku hanya sedikit tertarik dengan Pokemon-mu"
"Maksudmu?"
Fadli menjelaskan bahwa dia memiliki banyak TM yang bisa digunakan Pokemon-ku. Aku pun dengan senang menerimanya.

Tak lama kemudian, aku sudah berada di bukit tempat kemarin kita bertarung. Winona belum datang. dia menyuruhku untuk datang duluan.
"Sebentar lagi" Kata Fadli yang sedang duduk di sebuah batu besar. Benar saja, beberapa menit kemudian Winona datang bersama Claire.
"Langsung mulai saja 'kan?" Tanya Winona. Aku mengiyakan.

"Oke, Swellow, maju!" Pokemon burung berwarna hitam itu muncul.
"Baiklah, Synyster!" Aron-ku yang baru berubah menjadi Lairon langsung ku keluarkan.
Pertarungan pun dimulai. "Swellow, Quick Attack!" Swellow dengan gesit menyerang Synyster. Namun seperti biasa, serangan itu tak berdampak apapun.
"Giliranku, Synyster, langsung saja! Rock Tomb!"
Segelintir batu dilontarkan Synyster kearah Swellow. Swellow terjatuh.
"Hahahahaha! Berhasil!"
"Bagus Shed!" Claire menyemangatiku.
Winona tampak tersenyum. Tidak lagi. Swellow tersebut pun bangkit. Walaupun terlihat terluka parah tapi Swellow tersebut tetap berusaha bangkit.
"A.. apa yang?"
"Persembahan terakhir, Swellow! Endeavor!" Swellow bersinar terang dan menghantam Synyster dengan keras. Awalnya kupikir percuma. Tapi ternyata aku salah.
Synyster terlihat terluka parah.
"Apa?kenapa?"
"Serangan Endeavor. efeknya adalah menyamakan HP dengan musuh. tidak mengenal efktifitas"
"Apa!?" Sekarang Synyster bernasib sama dengan Swellow. "Oke, yang terakhir, Headbutt!"
"Swellow Quick Attack!!" Dua-duanya beradu. Swellow terjatuh. begitu juga Synyster. Hasilnya pun seri. lagi.

"Baiklah, Skarmory! Giliranmu!" Pokemon burung berjubah besi itu pun muncul.
"Oke, sekarang giliranku! Maxilliam!"
"Magnemite ya?" Winona tersenyum.
"Maju! Thunder Wave!" Gelombang listrik mengenai Skarmory. Skarmory pun terjatuh dan sulit untuk bergerak.
"ThunderBolt!!!!!!" BLEGER... Skarmory teresengat aliran listrik yang sangat kuat. Skarmory langsung kalah. Telak.
Wajah Winona terlihat kesal.
"Keren sekali Shed!!" Claire tetap semangat untuk menyemangatiku.

"Kalau begitu, Altaria! Maju!" Pokemon burung berwarna biru dengan sayap berbentuk awan keluar dari PokeBall.
"Baiklah! Maxilliam! Thunder Wave!"
"Tak semudah itu! Safeguard!"
Altaria dilindungi oleh perisai berwarna silver transparan. Thunder Wave di blokir begitu saja.
"Kalau begitu, Thunder Bolt!"
"Altaria Dragon Breath!" Sengatan listrik Maxilliam tak berdaya melawan lidah api Altaria.
"Sekarang! Flamethrower!!!" Lidah api yang sangat panas membakar hangus Maxilliam.
"Hahahaha! Pokemon terakhirmu sekarang!" Teriak Winona penuh dengan kebanggaan.
Saat aku akan mengembalikan Maxilliam kedalam PokeBall, Maxilliam bangkit! Walaupun aku yakin dia sudah bisa bertarung.
"Percuma saja Shed!" Teriak Winona yang seakan memaksaku untuk mengeluarkan Pokemon terakhirku.

Sayap

Tiba-tiba ada suara misterius di kepalaku. Dari mana asalnya? Bukan suara Fadli, Claire ataupun Winona. Kalaupun itu suara salah satu dari mereka atau orang lain yang ada di sekitar sini, rasanya tak mungkin, karena suara tersebut terdengar seperti suara orang berbisik.
"Siapa disitu?" Kataku menengok kanan-kiri. Tidak ada siapa-siapa.
"Shed? Kau berbicara sendiri?" Claire mengerutkan dahi.
"Ah tidak" Jawabku.
Aku masih berpikir cara untuk mengalahkan Altaria ini. Tunggu dulu. Sayap? Itu dia!
"Oke! Maxilliam bersiaplah untuk ThunderBolt!"
"Shed percuma!"
"Altaria! Flamethrower!!" Saat Altaria sedang mengumpulkan api dimulutnya, aku pun langsung mengambil giliran. "Thunder Bolt! ke kedua sayapnya" Listrik Maxilliam menyengat kedua kedua sayap Altaria. Altaria yang sedang terbang di udara pun terjatuh. Flamethrower gagal.

"Shed!" Teriak Claire.
"Hebat 'kan? Cara ini sering kulakukan saat aku dan Maxilliam bermain-main di kota Mauville dulu. Aku sering menggunakan metode ini untuk bertarung melawan Wingull dan Pelipper liar"
"Bukan itu! Maxilliam!"
Aku melihat kearah Maxilliam. Dia bersinar! Dia akan berevolusi melawan Magneton!
"Yeah!!! Setelah 3 tahun akhirnya kau menjadi Magneton!!"
Maxilliam berubah bentuk menjadi Magneton, seekor Pokemon yang terlihat seperti 3 Magnemite yang menempel. Magneton memang bisa saling "memisahkan diri" sejauh jangkauan tertentu.

Altaria mencoba untuk terbang, tapi tak bisa. Sayapnya terluka.
"Altaria, Flamethrower!" Semburan api menyembur kearah Maxilliam.
"Oke! Maxilliam! Pisahkan diri kalian!" Maxilliam memisahkan diri, Flamethrower berhasil terhindari.
"Persembahan terakhir! ThunderBolt!!!" BLEGEER.. Altaria tersengar listrik. Altaria tak sadarkan diri. Aku menang.

Kembali ke Atas

3 komentar:

  1. Wow, keren! ^0^
    bisikan siapa itu? critanya tmbah bkin penasaran aja \^0^/

    BalasHapus
  2. bukannya pas lawan brawly udah kalah ya? kok skarang ini kekalahan gym pertama?

    BalasHapus
  3. *edited*
    terima kasih atas masukannya. mohon maaf atas kelalaian penulis.

    BalasHapus

"