Sambil berjalan menuju pos Safari Zone, Claire berbicara banyak. mungkin salahku juga yang pakai bertanya macam-macam segala. ".... Maka dari itu aku tidak pernah mau menunggangi Pokemon di laut, habis jika Pokemonnya tiba-tiba gak sadarkan diri 'kan bisa repot. hahahahaha.."
"Kalimatmu yang sangat panjang tadi tidak menjawab pertanyaanku" Kataku dengan santai.
"Oh.. memang tadi pertanyaanmu apa Shed?"
"Pertanyaanku itu.. 'Ngapain kamu disini'.. Kenapa tiba-tiba nyambung ke nunggangin Pokemon!?"
"iya aku jawab. Santai aja kali" Jawab Claire judes.
"Jadi aku disini karena..aku kalah di kontes Pokemon tadi.. "
"Kenapa?"
"Tidak tahu.. Vibrava-ku entah kenapa tidak mau bergerak saat disuruh, dia malah terlihat kesakitan.." Jawab Claire lesu.
Tiba-tiba muncul petugas safari zone menggunakan kendaraan kecil. mungkin semacam Caddy "Hey kalian! Shed Reever dan Claire Justance kan?"
"Uhh.. iya.. kenapa?"
"Ikut dengan kami ke pos" Kata petugas tersebut turun dari Caddy-nya dan menyuruh kita untuk naik.
Tak lama kemudian aku dan Claire sudah berada di lantai 2 dari pos gedung utama Safari Zone. kami dibawa ke sebuah balkon yang menghadap ke suaka alam Safari Zone. Di ujung balkon
Apa Itu "Shed's Blog" ?
Shed's Blog merupakan fanfiction Pokemon bersambung karya danielshedley.
Fanfiction ini menceritakan tentang petualangan Shed, seorang pelatih Pokemon muda yang memulai petualangannya di region Hoenn.
Ditemani dengan Pokemon-Pokemon-nya yang diberi nama panggilan yang unik-unik, Shed akan menjadi pelatih Pokemon terhebat!
(baca selengakapnya, Klik disini)
(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley
(baca selengakapnya, Klik disini)
(fanfict ini buatan Dan dari website perjalananshed.blogspot.com..kalau kalian menemukan tulisan ini di tempat lain selain di web tersebut, berarti tulisan ini telah dibajak)
~danielshedley
©2009-2012 Shed's Blog Allright Reserved
Jumat, 27 Agustus 2010
Selasa, 10 Agustus 2010
Entri #031 : Mengejar & Dikejar
"Jadi ini Safari Zone?" Pandanganku terpaku pada sebuah bangunan besar berwarna hijau. Aku sih gak tau banyak tentang Safari Zone, aku hanya tau dari cerita Kakakku dulu saat dia masih berpetualang. Aku pun masuk kedalam bangunan tersebut. Safari Zone ini secara teknis memang tidak berada di kota Lilicove, melainkan berada di rute 121, namun karena dekat dengan kota Lilycove, jadi sering disebut 'Safari Zone kota Lilycove'.
Setelah masuk, aku pun langsung mendaftarkan diri untuk ikut serta.
Setelah mendaftarkan diri, aku diberi sedikit penjelasan dan peraturan dari instruktur Safari Zone tersebut. Aku tidak begitu mendengarkan penjelasan instruktur tersebut, gimana enggak? Aku sudah sangat tidak sabar untuk segera masuk! Dalam safari zone kita bisa menangkap Pokemon sebanyak apapun! Yah, gak sebanyak itu juga sih, karena kita hanya diberi sekitar 30 Safari Ball.
"Baiklah, ini jam tangan khusus untuk di safari zone" instruktur tersebut memberi jam tangan unik kepadaku.
"Ini gunanya untuk timer. jika waktumu habis, Jam ini akan berbunyi dan kami akan
Setelah masuk, aku pun langsung mendaftarkan diri untuk ikut serta.
Setelah mendaftarkan diri, aku diberi sedikit penjelasan dan peraturan dari instruktur Safari Zone tersebut. Aku tidak begitu mendengarkan penjelasan instruktur tersebut, gimana enggak? Aku sudah sangat tidak sabar untuk segera masuk! Dalam safari zone kita bisa menangkap Pokemon sebanyak apapun! Yah, gak sebanyak itu juga sih, karena kita hanya diberi sekitar 30 Safari Ball.
"Baiklah, ini jam tangan khusus untuk di safari zone" instruktur tersebut memberi jam tangan unik kepadaku.
"Ini gunanya untuk timer. jika waktumu habis, Jam ini akan berbunyi dan kami akan
Selasa, 03 Agustus 2010
Entri #030 : Kota Lilycove
Siang terik di kota Fortree yang panas seakan membakar semangatku untuk berpetualang lagi.
"Jadi nanti sore kalian sudah mau pergi?" Dahi Fadli mengkerut.
"Iya, ingin secepatnya sampai ke Lilycove"
"Kenapa begitu terburu-buru?"
"Tidak apa-apa.. aku hanya ingin sampai sana dengan cepat Hahahaha" Aku tertawa ringan.
Kemenangan melawan Winona telah mengubah pikiranku tentang kekalahan. Bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Benar juga kata banyak orang.
Dengan 6 lencana, sudah bisa meyakinkanku untuk memenangkan Liga di kota Evergrande nanti.
PIP PIP PIP. Terdengat bunyi telepon.
"PokeNav-ku. hehehe" Fadli menyengir, dan minta permisi sebentar untuk mengangkat telefonnya. Sambil menunggu, aku mengutak-atik Pokedex-ku sambil duduk di kursi teras depan rumah Fadli. Tak lama kemudian Claire datang dan langsung duduk disebelahku.
"Kapan pergi? aku sudah siap-siap" Claire membuka topik pembicaraan.
"Hmm? Masih nanti sore kok. ngapain buru-buru?" Aku menjawab acuh.
"Oh yasudah. nyantai aja kali jawabnya" Claire tiba-tiba sewot.
....
...
...
"Claire?"
"Hmm?"
"Saat aku bertarung tadi, apa kau merasa--"
"Shed Shed Shed!!!Bagaimana kalau kuantar??" Fadli yang berada di dalam rumah langsung berlari tergopoh-gopoh keluar.
"Ke.. kenapa tiba-tiba begitu? Bikin kaget saja" Aku melihat Fadli yang terlihat sedang panik. Ada apa sebenarnya?
"Mengantar? Hahaha.. tidak usah.. kita sudah biasa jalan. Ya 'kan Shed?"
"Seharusnya aku yang bicara seperti itu"
"Kau yakin? soalnya. uhh.. di rute 120 itu hujan deras banget! Kalau kuantar bisa lewat diatas awan hujan pakai Pidgeot!"
"Hahaha.. tidak usah Fadli. kalau hujan doang sih aku dan Claire sudah biasa"
"Apa? Hujan? kalo gitu dianterin aja deh!" Tiba-tiba Claire malah berubah pikiran.
"Heh?"
"Bagaimana? tapi aku tak bisa ikut" Fadli menggaruk kepalanya.
"Ayolah Shed! Ya? ya?" Claire memaksa. Aku pun tak bisa berkata buat apa-apa
"Jadi nanti sore kalian sudah mau pergi?" Dahi Fadli mengkerut.
"Iya, ingin secepatnya sampai ke Lilycove"
"Kenapa begitu terburu-buru?"
"Tidak apa-apa.. aku hanya ingin sampai sana dengan cepat Hahahaha" Aku tertawa ringan.
Kemenangan melawan Winona telah mengubah pikiranku tentang kekalahan. Bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Benar juga kata banyak orang.
Dengan 6 lencana, sudah bisa meyakinkanku untuk memenangkan Liga di kota Evergrande nanti.
PIP PIP PIP. Terdengat bunyi telepon.
"PokeNav-ku. hehehe" Fadli menyengir, dan minta permisi sebentar untuk mengangkat telefonnya. Sambil menunggu, aku mengutak-atik Pokedex-ku sambil duduk di kursi teras depan rumah Fadli. Tak lama kemudian Claire datang dan langsung duduk disebelahku.
"Kapan pergi? aku sudah siap-siap" Claire membuka topik pembicaraan.
"Hmm? Masih nanti sore kok. ngapain buru-buru?" Aku menjawab acuh.
"Oh yasudah. nyantai aja kali jawabnya" Claire tiba-tiba sewot.
....
...
...
"Claire?"
"Hmm?"
"Saat aku bertarung tadi, apa kau merasa--"
"Shed Shed Shed!!!Bagaimana kalau kuantar??" Fadli yang berada di dalam rumah langsung berlari tergopoh-gopoh keluar.
"Ke.. kenapa tiba-tiba begitu? Bikin kaget saja" Aku melihat Fadli yang terlihat sedang panik. Ada apa sebenarnya?
"Mengantar? Hahaha.. tidak usah.. kita sudah biasa jalan. Ya 'kan Shed?"
"Seharusnya aku yang bicara seperti itu"
"Kau yakin? soalnya. uhh.. di rute 120 itu hujan deras banget! Kalau kuantar bisa lewat diatas awan hujan pakai Pidgeot!"
"Hahaha.. tidak usah Fadli. kalau hujan doang sih aku dan Claire sudah biasa"
"Apa? Hujan? kalo gitu dianterin aja deh!" Tiba-tiba Claire malah berubah pikiran.
"Heh?"
"Bagaimana? tapi aku tak bisa ikut" Fadli menggaruk kepalanya.
"Ayolah Shed! Ya? ya?" Claire memaksa. Aku pun tak bisa berkata buat apa-apa
Langganan:
Postingan (Atom)